dua puluh satu

41 6 0
                                    


"KAN!! KAN!!" Reo berteriak heboh. "Lo jatuh juga, kan?!"

Haekal mangut-mangut saat mendengar cerita Bayu. Ia duduk tegak di sofa ruang tamu rumahnya lalu menatap Bayu yang duduk di hadapannya. "Udah gue duga."

"Kal, lo sih, ah!" kesal Reo kepada Haekal yang ada di sampingnya.

"Kenapa gue?!" Haekal bersungut tak terima.

"Kenapa dulu lo rekomendasiin Syaila ke Bayu?!" kesal Reo.

"Cok!" Haekal menggeplak kepala Reo. "Kenapa jadi gue?!"

"Emang lo, anjir!" Reo mengumpat.

Haekal dan Reo terus berdebat, saling tuduh menuduh membuat Jeff mendengkus kesal.

Oke. Mari kita mengulas kejadian beberapa hari yang lalu. Biar diwakili oleh Jeka.

Reo menatap Bayu. "Tapi gue ada rekomendasi cewek buat lo."

"Siapa?"

Jeka, Haekal dan Jeff pun ikut melongok, menunggu jawaban dari Reo.

"Namanya Syaila," jawab Reo bangga membuat semuanya mendelik, kecuali Bayu yang tidak tahu apa-apa.




"TUHH!! ELO, NJING!! GUE GAPLOK LO, BABI!!" Haekal memukul brutal tubuh Reo membuat Reo kelabakan.

"Aduh, Kal! Iya, Kal! Iya!" Reo berteriak dan berusaha menghindar membuat Jeff beranjak dan duduk di antara mereka.

"LO ITU!!" Haekal masih kesal dan memelototi Reo.

"HAEKAL!! APA ITU TERIAK-TERIAK?!" Mama Haekal yang ada di dapur pun berteriak.

"NGGAK APA-APA, MA!!" jawab Haekal. Ia memelototi Reo. "Gara-gara lo, tuh!"

"Udah, Kal. Udah," kata Jeka melerai.

"Ka! Temen lo tuh, asu dia! Nuduh gue mulu!" Haekal mengerucutkan bibir.

"Huss!" Jeka menegur Haekal.

Haekal mendesis lalu menatap Bayu. "Terus, Syaila bilang apa?"






"Saya langsung disuruh pulang. Padahal, saya mau makan nasi goreng buatan Syaila," jawab Bayu apa adanya.


"ITU SIH LO UDAH TERTOLAK!!" seru Haekal.

"BENER!!" balas Reo tiba-tiba sekongkol dengan Haekal. "Kayaknya cuma lo yang jatuh cinta, Syaila nggak, tuh!"

"Nah, nah! Lo sih, gercep banget!" ujar Haekal kepada Bayu.

"Tapi yang gercep itu biasanya yang berhasil, Kal," bela Jeka.

"Berhasil mata lo!" Reo berdecak kesal. "Emang ini Bayu berhasil?!"

"Ya ... nggak, sih." Jeka menggaruk tengkuknya.

"Nah itu tau!" seru Reo. Ia menatap Bayu. "Itu kejadian kapan, Bay?"

"Sekitar 2 hari yang lalu," jawab Bayu.

"Habis itu lo nggak pernah lagi nyapa dia?" tanya Haekal membuat Bayu menggeleng. "Kenapa??" tanyanya agak nyolot.

"Saya nyamper dia, tapi dia malah pergi gitu aja, Kal. Saya harus gimana?" Bayu mendadak curhat.

Reo tercengang. "Anjir?? Serius Syaila kayak gitu??" Bayu mengangguk cepat. "Kok bisa??"

"Kan lo tau gimana karakter Syaila, Re. Ya, nggak usah kaget juga kalo akhirnya Syaila bakalan kayak gitu," balas Jeka kepada Reo.

"Mampus! Gue nggak mikir sampe sana!" ujar Reo lalu menepuk jidat.

"Itulah gunanya memakai logika untuk menganalisa gimana kedepannya. Jangan asal ambil keputusan aja," sahut Jeff membuat Haekal dan Reo tercengang.

DEVOUR THE DEAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang