sembilan belas

42 6 0
                                    





"Waduhh, Nyonya Bratasena, nih!" goda Haekal saat Bayu mengajak Syaila untuk mendekat.

"Nyonya Seno, please," sahut Seno yang ada tak jauh dari Haekal.

"Lo gue tampol, ye! Mau lo gue tampol?!" kesal Haekal namun segera ditarik Jeka untuk tidak berhadapan langsung dengan Seno.

"Yeeeu apa lo?!" kata Seno lalu memberengut saat Jeremy menukar tempatnya dengan dengan tempat cowok itu.

"Ka! Gue kesel ye sama temen lo yang kayak cunguk itu! Kesel gue sama dia!" ujar Reo tak sabaran kepada Naka.

"Lah, gue harus apa??" Naka kebingungan.

"Aya apa, kek!" Reo menengadahkan kedua tangannya lalu menunjuk Seno. "Dia kan anak buah lo!"

"Sabar, Bro. Sabar," sahut Riko, teman Naka yang lain.

"Ya nggak bisa sabar terus, dong, Rik," kata Jeka.

Riko melotot. "Jangan panggil gue Rik, atuh!"

Jeka menepuk bibirnya pelan. "Maksudnya Ko."

"Biar, tuh! Biar Rik-Rik jangkrik!" ujar Haekal saking kesalnya.

"Ya elu jangan mancing-mancing, ya!" kesal Seno membuat Riko mengerjab.

Yang diejek, kan, Riko. Kenapa yang kesal jadi Seno?

"Nama kamu sama kayak om saya," kata Bayu kepada Riko membuat Naka meringis.

Riko tersenyum canggung.



"Kal! Masih idup lo??"

Daru kejauhan, dua cowok yang memakai setelan navy itu mendekat. Mereka adalah Tenggara dan Selatan, pendiri perusahaan parfume Tanara yang berpusat di rumah Selatan dan cabangnya di rumah Tenggara.

Fyi, rumah mereka berdampingan.

"Arah mata angin!" Haekal balas menyapa. "Jeje aman, nggak?"

Tenggara nyengir lalu mengacungkan jempol. "Aman, dong! Btw gue ada parfume varian baru. Beli dua gratis esnya sekalian. Nih, misal lo beli parfume vanila 2, nah lo dapet es vanila juga. Plus tanda tangan gue sama Selatan." Ia menjelaskan kepada semuanya.

Syaila mengerjab. Jualan parfum?


"Ada yang greentea, nggak?" tanya Syaila.

Selatan menoleh lalu membinarkan mata. "Jelas ada! Mau beli dua? Yang 30 ml harganya 20 ribu. Tiap hari jum'at selalu ada diskon 10% dari semua jenis parfume. Mau pesan?"

"Yang cokelat juga ada?" tanya Syaila lagi.

Bayu menaikkan satu alisnya saat Syaila menanyakan parfume aroma cokelat.

"Ada! Ada!" Tenggara menyahut senang.

"Waduhh, jualannya ada yang mau laku nih, kayaknya," komentar Seno namun tidak digubris oleh Tenggara dan Selatan.

"Kalo mau pesen gimana?" tanya Syaila.

"Kamu mau parfume?" Bayu bertanya kepada gadis itu.


"Woooo, borongin sepabriknya sekalian, Bay!" seru Reo memanas-manasi.

"Ya, jangan! Pabriknya itu rumah gue, bego!" seru Selatan protes.

"Ya udah, tinggal beli rumah lagi. Jangan lupa ambil untung dua kali lipat. Kan uangnya Bayu banyak, tuh!" seru Seno rusuh.

"Bener," jawab Jeremy. "Entar lo bisa bangun perusahaan parfume yang lebih gede!"





DEVOUR THE DEAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang