dua puluh enam (akhir)

99 7 0
                                    


"UDAH GUE BILANG NGGAK USAH TAWURAN!! KENAPA MASIH NGEYEL?!" Syaila menyemprot Bayu yang duduk di hadapannya.

Syaila memelototi Jeka, Haekal, Jeff dan Reo. "KALIAN JUGA!! NGAPAIN TAWURAN?!"

"Ampun, Sya. Duh, galak amat, sih," gerutu Haekal lalu meringis saat lebam di pipinya terasa sakit.

"LO!!" Syaila menjewer telinga Haekal membuat Haekal mengaduh kesakitan.

"ADUHH-ADUHH, TUHAN YESUSS, TOLONG SAYA!!" Haekal histeris.




"JEWER TERUS, MBA!! YOK SEMANGAT!!" Sosok cewek dengan membawa es marimas pun menyahut lalu mendekat.

Haekal diam-diam menahan senyumnya saat melihat Jeje, orang yang ia taksir datang.

"Mau lo gantiin?" tanya Syaila kepada Jeje membuat Bayu menaikkan satu alis.

"Boleh, deh!" jawab Jeje lalu menjewer Haekal.

Haekal menahan senyumnya lalu berpura-pura kesakitan.

Syaila menatap sengit ke arah Bayu membuat Jeka, Reo dan Jeff jadi canggung sendiri.

"Eee ... kita mau ke warung aja, deh," kata Reo canggung. "Iya, kan?" tanyanya meminta persetujuan kepada teman-temannya.

"I-iya," jawab Jeka lalu menarik paksa Jeff membuat Reo ikut mengekor dari belakang.


Syaila menarik Bayu membuat Bayu memberenggut.

"Mba mau ke mana?" tanya Jeje kepada Syaila. "Lo pacaran sama sepupunya Bintang, ya?"

Syaila mengangguk. "Ya. Lo siapanya Bintang? Pacarnya?"

Haekal melotot, sementara Jeje langsung tertawa.

"Gue temennya. Pacarnya Bintang mah si Starla!" seru Jeje.

Syaila mengangguk saja. "Gue Syaila. Panggil gue Syaila. Jangan panggil gue Mba."

Jeje nyengir. "Gue Zefla. Panggil gue Jeje."

Syaila mengangguk paham lalu mengajak Bayu untuk pergi. Ia membonceng Bayu menggunakan motor scupy tanpa memakai helm membuat Bayu mendengkus saat leher putih Syaila terlihat karena rambut gadis itu beterbangan terkena angin.

"Masih ingat kesepakatan kita, kan?" tanya Syaila kepada Bayu.

"Masih," jawab Syaila.

"Terus kenapa berantem?" tanya Syaila agak sinis.

Bayu menunduk dengan memilin-milin ujung baju Syaila. "Nolong orang."

Syaila menghembuskan napas. "Orangnya kenapa?"

"Dijambret preman. Terus pas aku berantem, preman yang lain pada dateng."




"Kamu dikeroyok?" tanya Syaila.

"Iya," jawab Bayu. "Sakit banget, Sya."

"Rasain," ujar Syaila membuat Bayu berdecak.

"Kamu, mah ... "

"Apaa?? Aku kenapa??"

Bayu menggeleng. "Nggak," jawabnya.



"Aku yang nyetir ya, Sya?"

"Nggak," tolak Syaila. "Kamu lagi sakit. Nggak usah aneh-aneh."

Bayu memeluk Syaila dari belakang. "Maaf, aku ngelanggar kesepakatan. Aku nggak nepatin janji."

"Ya," jawab Syaila.

Bayu mendesis. "Kok cuma iya aja??"

Syaila menoleh, hingga wajahnya nyaris menyentuh wajah Bayu yang bersandar di pundaknya. "Terus gimana?"

Bayu menoleh. Lalu memajukan wajah untuk mencium sekilas bibir Syaila. "Love you, Syaila."

Syaila melengos lalu mengangguk. Tetap harus cool padahal salting brutal.

"Kok cuma ngangguk doang?" Bayu protes. "Love you too nya mana??"

Syaila menoleh. Ia mengecup sekilas pipi Bayu. "Love you too, Bratasena."


Bayu menunduk salting membuat Syaila tertawa.












End

Selesai ya ceritanya. Makasih buat yg antusias udah baca.

Btw ini cerita fav aku, hehe.

Jangan lupa follow instagram aku @ann.nisay

Makasii semuaaa

Salam

Mrsyondaime













DEVOUR THE DEAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang