empat belas

33 7 0
                                    



Syaila sudah mengira, ia akan dipukul oleh papahnya.




"MAU JADI APA KAMU SEHARIAN NGGAK PULANG KE RUMAH?? HAH??"

Syaila hanya diam saja saat papah mendorongnya hingga punggungnya tergores sudut meja yang lancip. Ia merasakan kaosnya di bagian punggung juga sobek. Ternyata, luapan emosi papah belum puas setelah menamparnya dua kali.





"KALO SAJA BUNDA NGGAK NYELAMETIN KAMU, MUNGKIN SEKARANG SAYA HIDUP BAHAGIA SAMA ISTRI KESAYANGAN SAYA!!"





Mamah yang memeluk erat Alka, Alga dan Alfi pun menahan tangis. Muka Mamah banyak lebam dan tubuh Mamah banyak cambukan. Rambut Mamah juga sudah tak tertata rapi. Yang bisa dilakukan Mamah saat ini hanyalah menangis.

"Mah, takut ... " Alka menekuk bibirnya. "Kak Sya diapain papah, Mah?"

Mamah tersenyum. "Ditegur. Soalnya Kak Sya bandel. Udah, kalian nggak usah khawatir. Kak Sya, kan, kuat."

"Tapi kenapa ada suara brak-brek-brok-bruk-prangg, Mah?" Alga dengan polos bertanya.

"Kalo prang itu kayaknya papah banting vas, kalo nggak ya piring." Alfi menjawab dengan santai.

"Kenapa nggak wajan?" Alka menatap Alfi.

"Wajan, kan, bukan dari kaca. Sementara piring dan vas bunga di rumah kita, kan, terbuat dari kaca." Alfi menatap Alka kesal. "Ketahuan kalo pelajaran IPA kamu tidur terus."

Alka memberengut. "Nggak, tuh!" belanya.












"PAPAH, STOP!!" Syaila berteriak saat piring-piring yang ada di rak sudah habis dibanting oleh Papah.

"BERANI KAMU NERIAKIN PAPAH?!"



Syaila berteriak histeris saat Papah melemparinya menggunakan pecahan piring. Syaila menutupi wajahnya, membiarkan lengannya terkena lemparan Papah. Sementara kakinya ia tekuk. Untungnya ia memakai celana panjang.





"DASAR ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG!!"

"KALO BUKAN KARENA PERMINTAAN BUNDAMU, PAPAH PASTI UDAH BUNUH KAMU!! DAN KALO BUKAN PERMINTAAN BUNDAMU JUGA, PAPAH NGGAK AKAN NIKAHIN MAMAH KAMU ITU!!"



Hati Mamah mencelos sakit saat mendengarnya.






"PAPAH JAHAT!!" Syaila berteriak. "KALO GITU, KENAPA PAPAH NGGAK MATI AJA BIAR HIDUP ABADI SAMA BUNDA?? KENAPA??!!"


"ANAK SIALAN!!" Papah menendang tubuh Syaila membut Syaila meraung-raung.

Setelah itu, Papah keluar dari rumah, meninggalkan semua kekacauan yang ada.





****






"GOBLOK! SERIUS LO DIGITUIN BOKAP LO??" Alice di seberang sana sudah kembang kempis.

"Hm." Syaila menjawab seadanya sembari mengobati luka yang ada di lengannya.

"Anjing bokap lo!" Alice emosi. "Kapan dia ada waktu buat gue gebukin?!"

"Mungkin hari ini, hari esok atau nanti." Rea menjawab dengan santai.

"REA TOLOL! ENYAH AJA LO!!" Alice berteriak.

BRAKK

"ITU APA ANJING?!" Alice terkejut.

"NJING HP GUE RETAKK!! INI GIMANA??" Rea mendadak heboh.

DEVOUR THE DEAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang