Faiz : Gardi Alodie, 40 tahun dan istrinya (bunda Syaila) meninggal dalam kecelakaan karena berusaha menyelamatkan Syaila. Setelah kepergian sang istri, Gardi terpuruk. Ia mengingat wasiat sang istri untuk menikah lagi dengan mamahnya Syaila yang sekarang ini. Saat itu Syaila umur 6 tahun. Mereka menikah, tanpa cinta.
Faiz : setelah mamah Syaila melahirkan tiga adik Syaila (Alfi, Alga, Alka), perusahaan papah Syaila bangkrut. Papah Syaila tak lagi berjaya membuat pria itu memboyong keluarganya tinggal di rumah yang sekarang.
Faiz : Gardi semakin benci terhadap Syaila karena ia menyimpulkan jika Syaila yang menyebabkan istrinya meninggal. Semenjak saat Syaila umur 10 tahun, Gardi selalu bersikap kasar dan sering memukuli Syaila.
Faiz : Gardi menyuruh Syaila untuk menjadi wanita mandiri, sukses dan bisa membuat bangga. Oleh sebab itu, Syaila overdosis belajar, bahkan sampai mimisan tengah malam.
Faiz : Dan yang paling penting, Gardi mengancam akan membunuh mamah Syaila dan menitipkan ketiga adik Syaila ke panti asuhan kalau Syaila tidak menuruti perintahnya.
Faiz : laporan saya tulis berdasarkan apa yang diceritakan mamah Syaila, tuan muda.
Bayu : terima kasih, Faiz.
Bayu : bagaimana bisa mamah cerita ke kamu?
Faiz : mereka sedang butuh uang untuk bayar spp sekolahnya Alfi, Alga dan Alka, tuan muda. Jadi, saya berikan uang 20 juta kepada mamah Syaila dengan syarat mamah Syaila menceritakan semuanya.
Bayu : sempat menolak?
Faiz : 10 kali saya ditolak.
Bayu : lalu, apa yang membuatnya menerima?
Faiz : karena Lencana Nagara di kemeja yang saya pakai, tuan muda.
Bayu : kenapa 20 juta?
Faiz : terlalu banyak, ya, tuan muda? maafkan saya, nanti silahkan tuan muda potong gaji saya.
Bayu : terlalu sedikit
Bayu : saya sudah tf 50 juta ke kamu. Ini adalah bonus. Gunakan untuk keperluan anak istri kamu. Bukan buat kamu. Awas aja sampai kamu ketahuan memakai bonus ini.
Faiz : baik, tuan muda.
****
Syaila membuka pintu rumahnya. Ia tersenyum dan mempersilahkan Bayu untuk masuk.
Bayu terdiam saat melihat Syaila yang pucat. Lebam di wajah Syaila sudah tidak begitu terlihat karena sudah sering dikompres.
Syaila sore ini memakai celana pendek selutut dengan kaos putih yang dirangkapi rajut untuk menutupi luka lengannya agar tidak dilihat Bayu.
Bayu tersenyum miring saat Syaila mati-matian menahan ringisan dan pura-pura tersenyum. Ia masuk ke rumah Syaila lalu duduk di sofa.
"Mau minum apa?" tanya Syaila menawarkan.
"Air putih aja, Sya."
Bayu menaikkan satu alisnya sembari memandang Syaila yang melangkah ke dapur. Ia ingin membuktikan sesuatu.
PRANGG
Bayu terkekeh. Sudah terbukti. Ia beranjak dari sofa untuk menuju dapur.
Terlihat Syaila jongkok, menundukkan kepala dengan ringisan yang terus keluar dari bibirnya.
Syaila terkejut saat Bayu menggendongnya dengan sekali hentakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVOUR THE DEAL
JugendliteraturNagara series 2 Tidak ada kata cewek dalam kamus kehidupan seorang Bratasena Bayu Nagara, kecuali bundanya. Bayu sangat menyayangi sang bunda. Siapa pawang Bayu saat cowok itu sedang emosi atau keras kepala? Jawabannya adalah bunda. Sampai akhirny...