sepuluh

45 6 0
                                    

10. Media sosial









Bayu langsung menghampiri Syaila, melewati Kartika membuat gadis itu menahan napas. Hati Kartika langsung teriris saat melihat Bayu yang mengusap-usap pipi Syaila.

"Saya telat, ya?"

Syaila memandang Bayu lekat-lekat. Sungguh, ia tak pernah mendapatkan perhatian yang sedetail ini dari seorang laki-laki.

Dulu, saat papah masih sukses dan berjaya, papah selalu pulang malam. Sehingga papah tidak pernah selalu ada untuk Syaila. Saat Syaila bilang ingin ini dan itu, papah langsung transfer uang saja agar Syaila membeli kebutuhannya sendiri.

"Sya?" Bayu meneguk ludahnya saat melihat Syaila yang berkaca-kaca.

"Syaila, saya--" Bayu mematung saat Syaila tiba-tiba memeluknya.

Syafi yang masih jongkok bersembunyi pun membulatkan mata lalu kaget saat Jeka tiba-tiba berdiri di hadapannya.

"Gue cari-cari, eh ternyata sembunyi di sini," kata Jeka. "Gue tunggu di luar, ya? Rea sama Alice udah di luar."

Hanya itu saja yang Jeka katakan. Setelah itu ia pergi meninggalkan Syafi yang diam mematung dengan jantung berdegup kencang.

Dengan ragu Bayu membalas pelukan Syaila membuat hati Syaila perlahan menghangat.

Kartika menghentakkan kaki dan langsung melangkah keluar dengan menahan sesak.

"Huuu! Sukurin lo!" Alice berteriak memaki. Gadis itu berdecak saat Jeff membekap wajahnya menggunakan satu tangan agar diam.

Sementara Reo dan Rea sudah bergosip tentang Cristiano Ronaldo. Akankah Ronaldo keluar dari Manchester United?

Sementara Haekal? Ia duduk diam bersidekap. Menunggu notif dari Jeje, crushnya yang sekolah di SMA Perwira Bangsa.

"Ayo ke UKS. Saya obatin pipi kamu," ajak Bayu.

Bayu merangkul Syaila lalu mengajak gadis itu untuk keluar. Teman-teman Bayu dan Syaila yang menunggu di luar pun tercengang saat melihat mereka yang sudah seakrab itu.

"Saya ke UKS. Kalian kalo mau ke kantin duluan aja," kata Bayu sebelum akhirnya pergi menjauh dari area kelas Syaila.

"Gila!" Alice memekik heboh. "Seromantis itu masa cuma pura-pura?!"

"Bayu cerita ke kita kalo mereka udah bikin kesepakatan," kata Haekal.

"Kesepakatan apa? Kesepakatan pernikahan? Dari awal, mereka udah ada niatan buat nikah?" cerocos Alice.

"Kok kayak dialognya wedding agreement, ya?" Haekal mengerjab.

"Emang iya, anjir!" Reo menyahut.

"Kalian tau filmya? Seru, ya! Duh, jadi pengin punya suami kayak mas Bian!" Alice cengar-cengir.

"Dih idihhh!" Haekal mendelik. "Yang modelannya kayak mas Bian pasti nggak bakalan mau punya istri kayak lo!"

Syafi terkikik membuat Jeka meliriknya sekilas.

"Asu, lo!"

"Heh!" tegur Jeff membuat Alice menggerucutkan bibir.

"Alice kalo udah ditegur mas pawang ya pasti kicep," kata Rea. "Coba aja kalo ditegur Syafi, kicepnya cuma sementara doang!"

"Berisik lo, Re!" kesal Alice.






"Kamu tadi diapain?" tanya Bayu begitu Syaila sudah duduk di brankar UKS.

"Ditampar." Bayu melebarkan mata. "Tapi emang gue yang nampar duluan." Bayu pun langsung ber-oh singkat.

DEVOUR THE DEAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang