dua puluh tiga

36 6 0
                                    

Saddam, Papah Syaila pun bangkit dari duduknya. Pria itu menyeruak di antara para pengawal yang melindunginya dari serangan pengawal Raka.

"Apa tujuanmu datang kemari, Raka?" Saddam bertanya kepada Raka.

"Membunuhmu, mungkin." Raka menjawab dengan tenang. Matanya menelisik ke arah Syaila yang sudah terdiam kaku di pojokan. Pandangan gadis itu kosong ke arah depan dengan rambut acak-acakan dan penampilan yang sudah lusuh.





"Karena sudah berhasil membunuh istrimu, kau juga akan membunuh putrimu, Saddam?"

Syaila menoleh. Ia menatap Raka dengan tatapan datar. Sementara Bayu, cowok itu masih diam, berusaha berpikir jernih dan menganggap pertanyaan Raka hanyalah omong kosong.

"Setelah kau membunuh putrimu, apa yang akan kau lakukan? Gantung diri?"

"Ayah," panggil Bayu.

"Bratasena, dia adalah manusia licik," kata Raka pelan kepada putra bungsunya. "1 jam yang lalu, mamahnya gadismu telah dibunuh."

Bayu melebarkan mata. "Lalu?"

"Direkayasa seolah-olah korban melakukan gantung diri."

Bayu meneguk ludahnya. Ia menatap nanar ke arah Syaila.

"Ayah, selamatkan Syaila. Bisa?"

Raka tersenyum miring. "Dengan satu syarat."

"Apa?"

"Berhenti manja ke bundamu," kata Raka.

Bayu membulatkan mata. "Kok gitu??" tanyanya tak terima. "Ayah tega misahin saya sama bunda saya?"

"Bunda kamu itu istri saya kalo kamu lupa."

"Nggak lupa!"

Raka mangut-mangut. "Bisa, nggak?"

"Nggak bisa!" jawab Bayu. Baginya, Kayla adalah segalanya.

Raka menahan senyumnya. "Ya sudah."

Bayu berdecak. "Syaratnya yang lain, boleh?"

"Bratasena. Kamu putra saya dan Kayla. Kayla adalah bunda kamu." Raka sedikit mengeraskan volume suaranya. "Hanya ayah yang bodoh yang tega memisahkan ibu dengan anaknya."

Saddam tertawa. "Benar. Aku memang ayah yang bodoh, Raka."

"Baru sadar, Om?" tanya Bayu. "Om mau bunuh darah daging Om sendiri, gitu?"

"Kalo bisa, kenapa tidak?" Saddam tersenyum miring. "Syaila hanyalah luka."

Bayu mengeraskan rahang. Ia melangkah lalu menendang perut Saddam membuat Saddam tersungkur jauh ke belakang. Para pengawal Saddam kompak menodongkan pistol ke arah Bayu sebelum akhirnya mereka yang berjumlah sekitar 10 orang langsung terbunuh akibat terkena tembakan dari pengawal Raka.

Raka yang melihat Fea bergerak kecil untuk keluar pun langsung mengisyaratkan kepada Ernes, asisten pribadinya untuk mencegat gadis itu.

Ernes patuh dan langsung mencegat Fea, sedikit menggertak gadis itu agar mau ikut dengannya.







Syaila yang sudah berantakan pun menatap Bayu. Ia menggerakkan bibir, seolah berkata jika dirinya butuh bantuan. Namun, Bayu belum bisa membantu. Karena jika selangkah saja ia maju, tombak yang ada di atas Syaila akan diturunkan dan menusuk-nusuk tubuh gadisnya itu.

Jeka dan Haekal datang untuk melihat situasi. Mereka membulatkan mata saat melihat Saddam, pengusaha sukses di kalangan Raka Nagara.

"Saddam? Ini, mah, rekan kerja bokap gue, Ka," bisik Haekal kepada Jeka.

DEVOUR THE DEAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang