dua puluh

42 6 0
                                    


"Aaa, serius lo??? Ih, gemes banget!!" Alice kesenengan saat Syaila bercerita tentang Bayu saat di acara tunangan Abimanyu kemarin malam.

"Apaan, deh." Syaila memutar bola mata jengah. Ia merebahkan tubuhnya

"Udah, deh, jadian beneran aja sama Bayu."

"Dihh." Syaila melotot. "Gila lo??"

"Masih waras, dong, Beb. Lagian tadi gue diajak Jeff jalan, woi! Ya jelas waras!"

"Selamat."

"Tapi gue keinget lagu masa pas lo ngucapin selamat ke gue."

"Hah??" Syaila mengerjab. "Jangan bilang keinget lagunya Virgoun??"

"Iya, anjir!" Alice pun berseru. "Akan selalu ada kata selamat, dalam setiap kata selamat tinggal."

"Dasar tukang ovt."

"Ya gimana enggak?! Gue takut kalo Jeff terpaksa ngajak jalan gue gara-gara suruhan orang tuanya."

"Lo nggak usah mikir sampe sana, bege!"

"Ya gue kepikiran, Beb Syasya!"

"Nggak usah kepikuran. Dah, ya, udah malem. Gue mau belajar."

"Syaila, goblok! Udah malem itu tidur, bukan belajar!"

"Hm. Makasih sarannya. Tapi ini waktunya gue belajar sampe pukul 10 malam."

"Terserah! Ya udah! Kita udahan aja!"

"Iya."

Syaila meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia segera bangkit dengan tubuh yang hanya memakai tanktop hitam dengan bawahan hotpants setengah paha.

Ia mengambil buku pelajaran di rak lalu meletakkan buku itu di meja.

Saat ia akan mengambil tas sekolah di lemari, ponselnya tiba-tiba berdering. Syaila mendekat ke arah nakas lalu mengambil ponselnya.

Bayu's calling ...

"Halo? Kenapa? Gue sibuk."

"Saya ada di depan rumah kamu."

Syaila membulatkan mata. "Ngapain??"

"Keluar aja, Sya. Tolong saya."

"Lo habis ngapain??"

"Sya."

Syaila meneguk ludahnya saat mendengar nada suara Bayu yang dingin. Ia pun mengambil rajut, memakainya lalu melangkah keluar dari kamar dan membuka pintu utama. Menampilkan Bayu yang datang dengan rambut acak-acakan dan ujung bibir yang lebam.

"LO??" Syaila membulatkan mata. "TAWURAN??"

"Nggak, Sya. Saya dikeroyok," jawab Bayu.

"Lo--"

"Sya." Bayu menatap Syaila memohon.

Syaila menutupi tubuh bagian depannya menggunakan rajut. Ia mempersilahkan Bayu untuk masuk sebelum akhirnya menutup pintu dan melangkah ke arah Bayu yang ada di sofa.

"Lo itu kenapa, sih?" kesal Syaila. "Lo udah janji sama gue buat nggak terlibat gini-ginian. Tapi ini apa??" omelnya lalu beranjak untuk mengambil P3K di laci meja ruang tamu.







Bayu mengatupkan bibir. "Maaf, ya."

Syaila berdecak. Ia kembali dan langsung duduk di sebelah Bayu. Syaila membuka kotak P3K lalu mengobati lebam Bayu pelan-pelan. Bayu yang melihat rajut Syaila bagian depan lagi-lagi terbuka pun kembali membenarkan agar tubuh bagian depan gadisnya yang terlapisi tanktop tertutup sempurna. Tangannya masih memegang rajut tersebut agar tak lagi terbuka.

DEVOUR THE DEAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang