"LO BERCANDA KAN FA?"

19 4 0
                                    

Pagi ini Aira sarapan bersama keluarganya. Sebenarnya tak ada hal yang istimewa hari ini kecuali kedatagan Papahnya subuh tadi.

''Hari ini Papah masih mau ke kantor?'' tanya Aira sambil mengolesi selai pada selembar roti ditangannya.

''Iya. Cuma mau ambil beberapa file aja terus pulang.'' jawab Arjuna sambil tersenyum.

''Jangan diforsir tenaganya Pah, kalau capek suruh aja orang kantor yang nganterin kesini. Atau kalau nggak, nanti sepulang sekolah Aira ambilin deh di kantor Papah." balas Aira pada Arjuna.

Arjuna tersenyum sambil mengelus lembut rambut putrinya itu. "iya. Makasih ya sayang, udah perhatian sama Papah. Nanti biar Papah suruh sekertaris Papah aja yang nganterin kesini."

Aira mengangguk.

"Oiya Pah, aku minggu depan mau ada turnamen basket loh. Kira-kira Papah sama Mamah bisa dateng nggak?" tanya Zhafran.

"Minggu depan?" Arjuna tampak berpikir sejenak. "Sebenernya jadwal Papah agak padet sih minggu depan_"

Zhafran tertunduk murung, mulai pasrah jika saja ayahnya tak bisa hadir.

"Tapi bohoonggg!! Oke nanti Papah kosongin jadwal ya?" ucap Arjuna tiba-tiba.

Zhafran mendadak tersenyum. "serius Pah?! Papah bakal dateng?!" tanyanya antusias.

Arjuna tersenyum. "iyaaa.."

"Yeayy!!! Makasih Papah!" sorak Zhafran senang sekali.

Arjuna memang sosok ayah yang baik dan ideal bagi keluarganya. Tak seperti pengusaha-pengusaha lainnya yang lebih memilih pekerjaan, ia lebih mementingkan keluarga kecilnya.

Walau perusahaan milik Arjuna dapat dibilang perusahaan yang masih berkembang, ia tak segan-segan untuk menolak job demi keluarganya jika sangat penting.

Akhirnya Aira sampai di sekolah, hari ini ia diantar supir karena sedang malas untuk menyetir.

Sesampainya disekolah, semua orang melihat ke arah Aira dengan tatapan aneh. "Ini pada kenapa sih, semua orang kenapa ngelihatin gue kayak gitu? Bedak gue ketebelan ya?" tanyanya pada diri sendiri.

"Aira!" panggil Ziva. Gadis itu berlari kearah Aira dan memeluknya.

"Ziva?" Aira merasakan ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.

Setelah beberapa saat Ziva akhirnya melepaskan pelukannya. "Aira lo nggak papa? Kok lo bisa ada disini? Aduh Airaa.. Gue khawatir banget sama lo tau nggak sih!" ucap Ziva masih diselimuti sedikit rasa khawatir.

"Gue nggak papa kok. Emang ada apa sih?" tanya Aira masih tak mengerti apa yang terjadi.

"Lo beneran udah nggak papa Ra? Kok udah masuk sekolah aja?" tanya Rendi yang kebetulan sedang melintas bersama Evan. Mereka adalah anak laki-laki dari kelas yang sama dengan Samuel.

"Iya Ra, kalau masih belum sembuh bener mending istirahat dirumah aja." tambah Evan penuh perhatian.

"Hah?! Ini maksud kalian gimana sih, gue nggak ngerti deh." Balas Aira.

Ziva menggeram sebal karena Aira terus saja berkata ia tak tau maksud mereka. "Ih Aira, tadi malem lo kan kecelakaan!"

"Hah?! Kecelakaan?!!" Aira mengerutkan dahinya.

ZATARFA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang