BABAK ELIMINASI 1 (QUIZ)

17 3 0
                                    

Aira masih terus mencorat-coret buku catatan kecil miliknya. Entah untuk apa gadis itu menyalin semua rumus kedalam catatan kecil, padahal saat ia memasuki tempat olimpiade buku seperti itu tidak boleh dibawa.

Lima menit lagi olimpiade akan dimulai, semua orang masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Seperti Bara dan Dyo yang masih asyik menonton vidio penjelasan singkat mengenai beberapa rumus fisika yang dapat diselesaikan dalam beberapa detik saja.

Lalu Revan yang masih setia dengan buku-bukunya, entah dibelahan dunia mana pun anak laki-laki yang jarang sekali tersenyum itu selalu saja membaca buku.

Dan satu lagi,

Kalau kalian bertanya tentang Arfa, sejak tiga puluh menita yang lalu anak laki-laki itu menghilang entah kemana.

"Bara, Dyo. Ayo keluar!" ucap Pak Ardi diambang pintu. "kalian juga, Aira, Revan. Semua peserta sudah harus masuk ke area olimpiade. Babak satu kuis, simpen semua rumus di otak kalian, semua catatan dan handphone tinggalin disini aja!"

"Loh tapi Pak, Arfa_" bantah Bara.

"Arfa sudah didepan, nungguin kalian dari tadi. Ayo cepet keluar!"

"I-iya pak, iya pak!"

Bara, Revan, Dyo, dan Aira pun memasuki area olimpiade. Telah berkumpul disana seratus tim terpilih dari ratusan sekolah yang telah mengikuti babak audisi disetiap kota diseluruh indonesia.

Setelah Arfa bergabung dengan Bara dan yang lainnya, mereka berjalan bersama menuju tempat barisan yang telah ditentukan oleh panitia. Dan seperti biasa, mereka menjadi pusat perhatian dari semua peserta.

"Selamat siang para juri, peserta, dan juga penonton yang hadir. Salam hangat dan salam sejahtera untuk kita semua pada hari ini. Saya Maudy Ayunda."

"Dan saya Vanessa dari Elizabeth Girl's School, Jakarta. Akan menemani kalian semua mengikuti perjalanan para peserta Olimpiade School Of The Year, di babak kedua ini yaitu babak eliminasi yang bertemakan_"

"GENERASI CERDAS, KREATIFITAS TANPA BATAS!!"

Tepuk tangan riuh dari setiap insan disana berhasil dihadiahkan untuk kedua wanita di atas panggung itu.

"Dalam setiap perjalanan para pemuda, tentu saja selalu dihadapkan dengan suatu hal yang membuat kita harus berpikir kritis untuk menanganinya."

"Dan terkadang kreatifitas serta ide gila juga dibutuhkan dalam waktu-waktu tertentu. Untuk itu, kita para pemuda dan pemudi Indonesia harus bisa dan berani menyalurkan ide gila tersebut pada banyak orang."

"Contoh nya seperti sekarang. Selain otak yang cerdas, kita juga dituntut untuk memiliki kreatifitas tanpa batas. Coba deh, aku pengen tau dong! Kalau Vanessa disekolah merupakan tipe murid seperti apa sih?"

"Emm... Kalau aku tipikal murid yang bisa dibilang aktif banget Kak Maudy! Soalnya aku termasuk orang yang gampang banget bosen, jadi biasanya kalau ada waktu kosong aku suka main gitar sambil bikin lagu, atau baca buku. Aku juga sering ngajak temen-temenku di kelas buat bikin vidio nyanyi bareng, diskusi, cerita, atau bahkan nge-dance. Jadi nggak ada tuh waktu yang terbuang percuma hanya untuk hal-hal yang nggak berguna."

"Wah, berarti kamu juga salah satu murid berprestasi ya. Kalau boleh tau, apa sih perbedaan sekolah umum sama sekolah khusus wanita? Dan di kelas kamu ada berapa jumlah siswa nya?"

"Kalau di kelas aku cuma ada sembilan orang Kak, tapi di kelas-kelas lain biasanya ada tujuh belas sampai dua puluh dua orang. Soalnya aku kan dikelas unggulan. Nah bedanya, kalau di kelas sekolah umum biasanya ada tiga puluh lima sampai empat puluh siswa tuh. Jadi kalau menurut aku sebagai siswa yang suka banget nanya itu kurang efektif. Terus kan kalau di sekolah khusus nggak ada cowok ya, jadi aku bisa jauh lebih fokus gitu belajarnya."

ZATARFA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang