Hari ini sekolah digemparkan dengan kabar meninggalnya Fina, semua murid kini sibuk membicarakan masalah ini.
"Ih, sumpah demi apapun! Kalian udah denger kabar terbaru nggak sih?"
"Eh iya, itu beneran Fina meninggal?"
"Jadi yang kata Azka waktu itu ternyata Fina?!"
"Innalillahiwainnailaihi roji'un. Nggak nyangka Fina secepet itu ninggalin kita." sahut Alifa yang duduk disebelah Syakila.
"Katanya Arfa dan yang lainnya kemarin juga nyusul ke rumah sakit."
"Iya, dan katanya juga banyak guru yang mau ngelayat kerumah Fina sekarang. Kayaknya bakal ada banyak kelas yang jamkos deh."
"Jamkos juga kelas kita bakal tetap ada pelajaran."
"Iya, gue yakin Pak Agus nggak bakal biarin kelas dua belas free."
Kini lingkaran para gadis itu menjadi semakin besar karena bertambahnya anggota yang ikut berkerumun disana. Dan pada akhirnya, forum gibah pun tercipta.
"Sayang banget, padahal dua minggu lagi babak seleksi olimpiade. Terus, kira-kira siapa ya, penggantinya Fina?"
"Ih, semoga gue deh. Prestasi gue kan lumayan."
"Dih! ngarep, siapa lo?!"
"Tau nih, ngadi-ngadi. Halu lo!"
"Kayaknya penggantinya Ziva deh, iya nggak sih?"
"Iya, bener banget tuh. Secara kan Ziva pernah mewakili sekolah dalam kompetisi jurnal di Singapore tahun lalu."
"Kalau pendapat gue nih ya, kayaknya kali ini Sandra nggak akan ngasih peluang buat cewek manapun deketin The Perfect Boys deh. Jadi dapat disimpulkan bahwa dia bakal berusaha dapetin posisi Fina itu, untuk lebih dekat sama Arfa."
"Bisa jadi sih. Secara, lo pada tau sendiri gimana pengaruh bokapnya Sandra diskolah ini."
"Oh iya, bokapnya Sandra kan juga donatur. Mana si Sandra deket banget lagi sama keluarganya Arfa."
"Yaudah sih, biarin aja. Lagian juga Arfa kan nggak suka sama dia."
"Iya, bener tuh. Yang penting Arfa sampai saat ini kan masih singgel, jadi nggak perlu khawatir."
Aira terdiam mematung mendengar ucapan teman-temannya, gadis yang ia dan Samuel bawa ke rumah sakit malam itu ternyata Fina. Gadis yang berhasil membuat iri para kaum hawa karena dapat dekat dengan The Perfect Boys.
Aira sedikit menyesali karena kemarin ia gagal menjenguk Fina dirumah sakit. Pasalnya, sepulang sekolah kemarin rupanya Ziva ada rapat OSIS dadakan yang akhirnya membuat Aira harus pulang dan menggagalkan niatnya untuk kerumah sakit.
Pelajaran berlangsung, namun Ziva tak kunjung kembali. Hingga akhirnya bel istirahat berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas, sedangkan Aira hanya terdiam menatap tas Ziva disampingnya.
"Tasnya ada, tapi orangnya nggak kelihatan sama sekali. Ini Ziva sebenernya kemana sih?" tanya Aira lirih pada dirinya sendiri.
TING!!
Tiba-tiba suara notifikasi dari ponsel milik Aira tedengar. Setelah melihat nama Ziva tertera disana, gadis itu segera membuka Room chat diponsel miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZATARFA (On Going)
Fiksi Remaja"perihal masa putih abu-abu yang tak akan pernah terlupakan" ••••• Zunaira Linka Alivia. "Gue? Suka sama salah satu dari mereka? No way!!" ~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~• Zatarfa Cadfael Adijaya. "Gue bakal dapetin apapun yang gue mau, termasu...