4

47.3K 8.8K 2.5K
                                    

🦋🦋🦋

Happy Reading

🦋🦋🦋

•••••••••••

Kedua tangannya saling bertautan, berada di tengah-tengah lautan mahasiswa/i ternyata cukup membuatnya sesak sekaligus gugup. Apalagi saat memasuki ruang kelasnya yang ternyata cukup besar.

Berdecak kagum dengan pakaian para mahasiswa/i yang beragam dan terkesan unik karena ia mengambil jurusan designer. Entah mengapa tujuannya mengambil jurusan manajemen sirna begitu saja dan kembali ke tujuan awal, yaitu designer. Sedangkan Caca, sahabatnya itu mengambil jurusan seni padahal tidak ada bakat dalam seni sama sekali. Caca benar-benar hanya bermodalkan tekad.

"Hai,"

Sedikit terkejut saat ada yang menyapanya dari belakang. Nura menoleh dan tersenyum tipis melihat gadis berwajah manis dengan rambut panjang terurai.
"Hai," Balasnya menyapa.

"Baru masuk ya? Sini duduk samping gue." Wajahnya sangat bersahabat membuat Nura menurut dan duduk di samping gadis itu. Ia menduga jika gadis itu adalah kakak tingkatnya.

"Namanya siapa kalo boleh tau?"

"Nurallisa Rulline, kak. Panggil Nurul aja."

Terkekeh pelan,
"Kenapa harus Nurul sih?"

"Singkatan."

Kating itu mengangguk saja,
"Kenalin, gue Anggun. Mahasiswi semester tiga." Ucapnya dengan tangan terulur yang tentu dibalas oleh Nura.

"Gimana ospek kemarin? Kapok nggak?" Gurau Anggun.

Nura mengangguk mantap,
"Kapoknya sih nggak begitu, tapi dalem hati tertanam dendam kesumat sama ketua panitia ospek."

Anggun tentu tertawa mendengar jawaban Nura yang memang terlihat menaruh dendam. Lihat saja wajahnya sampai memerah seperti menahan sesuatu.

"Siapa? Revan ya?" Tebak Anggun yang sepertinya sudah sangat tau siapa yang paling bisa membuat orang kesal saat menjalani ospek.

Nura menggelengkan kepalanya,
"Lupa namanya, pokoknya dia ketua BEM."

Anggun terlihat sedikit kaget dengan jawaban Nura.
"Iya itu Revan, tapi bisa-bisanya Lo lupa namanya. Gue mau kasih saran, kalo bisa jangan sampe Lo deket-deket sama dia." Ucapan Anggun benar-benar terdengar serius.

Nura yang mendengar itu seketika berbinar.
"Kenapa kak emangnya?"

Sebelum menjawab, Anggun menoleh kesana-kemari mengecek keadaan sekitar lalu berbisik pada Nura.
"Dia suka main kasar sama cewek. Lo tau sendiri kan kalo dia ganteng banget-banget-banget?"

Nura mengangguk, Revan memang memiliki wajah yang tampan.

"Karena dia ganteng, jadi banyak banget yang suka sama dia. Revan itu mulutnya pedes, apalagi kalo nolak cewek. Beuuhhh, pokoknya jangan sampe Lo ikutan suka sama tuh cowok deh. Gue kasih peringatan tegas loh ini!"

Nura berdebar, entah mengapa dia menjadi tertarik dengan pria bernama Revan itu.
"Dia jurusan apa kalo boleh tau, kak?"

"Kedokteran."

Menganggukkan kepalanya dan tersenyum-senyum sendiri membuat Anggun berpikiran negatif jika Nura akan mendekati pria itu.

"Gue udah capek-capek kasih peringatan, awas aja malah Lo cobain." Serunya kembali memperingatkan Nura.

Nyonya D'Valter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang