5

50.5K 9.1K 3.7K
                                    

🦋🦋🦋

🦋Happy reading🦋

🦋🦋🦋

••••••••••

Menatap malas pada ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Besok ia ada kelas jam sepuluh siang tetapi baru saja ada pengumuman bahwa akan ada acara penyambut dosen pengganti yang di laksanakan pada jam delapan pagi.

"Cuma dosen pengganti aja pake segala penyambutan! Emang situ presiden apa?!" Dongkolnya dengan tangan yang sibuk mencoret-coret kertas di atas meja belajar.

"ALISAA BURUAN KELUAR! MAKANANNYA KEBURU DINGIN!!"

"Ck, BENTAARR!!"

Orang-orang yang di rumah dibuat menggelengkan kepala dengan suara memekakkan telinga dari ibu dan anak itu. Hari ini Nichole dan istri berserta dua anak kembarnya tengah berkunjung untuk makan malam bersama. Mereka begitu antusias saat mendengar kabar jika adiknya itu telah kembali normal setelah sekian lama.

Nura memakai celana pendek dengan kaos hitam oversize milik Nichole, rambutnya dikepang dua dengan poni yang terlihat rapi. Berbeda dengan tampilannya yang fresh dan imut-imut, wajahnya justru terlihat sangat lecek dan suram. Bibirnya maju lima meter di sepanjang ia berjalan menuju ke meja makan.

"Kenapa gitu mukanya? Jelek amat kek pantat monyet." Celetuk Emilie yang pertama kali melihat kedatangan Nura.

"Adek Abang yang paling cantik sekebun animal, ada masalah apa? Kok mukanya di tekuk gitu?" Jarang-jarang Nichole memuji adiknya seperti itu.

"Dih apaan, masih banyak monyet yang lebih cakep daripada dia." Seruan tak terima dari Zoya yang mendapat anggukan heboh dari Raka, ayah mereka.

Wajah Nura semakin sangar mendengar ucapan anggota keluarganya. Matanya menatap Keyra, menunggu apa yang akan diucapkan kakak iparnya itu padanya. Bisakah jika Nura berharap lebih?

"Ee...menurut aku lebih pintar Alisa daripada monyet," ujar Keyra pada akhirnya yang membuat semua orang tersenyum lebar dan mengangguk.

Wajahnya memerah padam,"Emang gak ada yang bisa diharepin selain mas Duke," dengusnya pelan dan duduk dengan pasrah di samping Zoya.

"Gimana hari pertama kuliah?" Tanya Raka yang tidak tega dengan keadaan Nura yang terzolimi.

"Baru hari pertama, jadi ya enak-enak aja." Jawab Nura sekenanya.

Emilie menyiapkan makanan Nura dan mengusap puncak kepala anak bungsunya itu, "Jadi? Kenapa mukanya di tekuk gitu?" Tanyanya.

"Besok ada penyambutan dosen pengganti. Jadi berangkatnya lebih pagi, kan ngeselin. Padahal cuma dosen pengganti, kenapa harus disambut segala sih?" Kekesalannya semakin memuncak setelah menceritakannya.

"Nggak gampang orang yang bisa jadi dosen pengganti, biasanya yang begituan termasuk orang-orang penting." Ucap Zoya yang sepertinya sudah sangat mengerti dengan segala hal mengenai universitas.

"Aku boleh nggak cat rambut?" Tanya Nura tiba-tiba.

"Tiba-tiba? Kenapa? Ada yang--"

Nyonya D'Valter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang