12

42.5K 7.2K 2.8K
                                    

🦋🦋🦋

Happy Reading

🦋🦋🦋

••••••••••

Cukup terkejut mendengar respon Arsen, Nura menatap pria itu dengan alis terangkat sebelah.
"Kenapa ngomongnya gitu? Kasar banget tau gak!" Tanya Nura pada Arsen dengan dagu terangkat dan ekspresi wajah yang terlihat marah.

"Bukan urusanmu." Arsen membuang pandangan ke arah lain. Untuk masalah ini, Arsen tidak ingin Nura mempengaruhinya.

Berdecih dengan tatapan sinisnya, Nura mencoba kembali tersenyum pada keluarga Arsen begitu menatap mereka.

"Ah, maaf...Arsen dan kakaknya memang susah untuk akur karena dari kecil mereka berdua tinggal terpisah." Jessica mencoba menjelaskan dengan senyuman tak enak pada Nura.

Semakin heran lagi dengan Arsen yang melangkah mundur begitu Jessica akan mendekatinya hingga wanita paruh baya itu memilih urung dengan kepala menunduk dalam.

Nura jelas tidak percaya, jika memang sudah lama terpisah, maka itu akan menimbulkan kecanggungan bukan permusuhan yang malah terlihat sangat kentara di antara keduanya.

"Kau tidak harus bersikap seperti itu pada ibu mu sendiri Arsen! Apalagi itu di depan orang asing!" Desis Samuel dengan rahang mengetat penuh amarahnya dan melirik tajam pada Nura sekilas.

"Persetan.." gumam Arsen membalas.

Semakin dibuat kaget dengan jawaban Arsen yang kelewat durhaka. Cukup dirinya yang tidak punya akhlak, Arsen jangan.

Tangannya terkepal, menatap Arsen dengan tampang galaknya.
"Arsen..."
"Minta maaf, sekarang!" Tekan Nura. Nada bicara dengan menahan amarah itu sangat terdengar di telinga mereka.

Sedangkan Arsen hanya bergeming di tempat, dia masih membuang muka.

"Arsen!" Seru Nura.

"Jangan ikut cam--"

Perkataan Arsen terputus saat tiba-tiba saja tangannya di tarik dengan kuat oleh Nura dan mendorongnya mendekat pada Jessica. Hampir saja dia terjatuh jika saja tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.
"Kau!" Protesnya menatap Nura.

"Apa?!" Balas Nura dengan menatap sengit pada Arsen, tangannya berkacak pinggang.

Menatap tajam pada Nura selama dua detik sebelum merubah eskpresi nya menjadi cemberut, Arsen terlihat begitu kesal dengan Nura yang persis seperti ibu tiri terkejam di dunia. Akhirnya dia menurut, menghadap Jessica dengan bibir yang sedikit maju.
"Maaf." Ucapnya cepat dan sangat singkat.

"Apa? Gak denger!" Pekik Nura.

Menghela nafas berat,
"Maafkan aku..."

Memutar bola matanya malas,
"Ck, apaan sih! Yang lakik dong ngomongnya, suaranya di gedein!" Pancing Nura dengan senyuman miringnya.

Memejamkan matanya dengan kekesalan yang sangat di ujung batas,
"AKU MINTA MAAF, IBU!! MAAFKAN AKU!!" Teriak Arsen menggelegar sampai Jessica tersentak mundur karena terkejut.

"Ya nggak gitu juga, Jupri!" Seru Nura pelan yang tidak bisa didengar oleh mereka semua.

Tapi di balik itu semua, tanpa di sangka semua orang yang ada di ruangan tengah menahan senyumnya karena kejadian yang di sebabkan oleh gadis asing yang baru mereka temui untuk pertama kalinya.

•••••🦋•••••

Kini, semua orang sudah benar-benar berkumpul di lobi perusahaan. Menunggu kedatangan sang pemimpin utama yang dikabarkan akan tiba lima menit lagi.

Nyonya D'Valter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang