7

49.2K 8.6K 2.4K
                                    

Lupa alur? Baca ulang yuk😽

🦋🦋🦋

Happy Reading

🦋🦋🦋

••••••••••

Caca memicingkan matanya saat tak sengaja melihat siluet sahabatnya tengah memungut sampah di bawah pohon. Tanpa berpikir dua kali, ia langsung melesat ke arah sana.

"Rul!"

Yang dipanggil pun menengok, dengan sengaja ia menampilkan wajah melasnya.
"Cacaaaa.."

"Kok Lo di sini? Katanya mau duluan?"

"Tau tuh si Repan! Pengen gue gundulin aja palanya!"

Caca menggeleng pelan, mengingat sesuatu dia langsung kembali membuka mulutnya.
"Jadi gimana tadi? Beneran itu orang yang ada di mimpi Lo?" Kepo nya.

Senyumnya kembali muncul begitu membahas soal kejadian tadi,
"Bener. Dia mas Duke gue!! Astaga Caaa...gue happy banget hari ini sampe pengen nangis terus!" Benar saja, matanya kembali memerah dan berkaca-kaca. Dia masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi.

Caca cengo, dia masih tidak mengerti.
"Kok bisa? Kok kok kok...kok bisa gitu? Jadi nyata? Beneran? Langsung saling kenal? Anjir merinding gue!" Kejadian yang menimpa sahabatnya ini benar-benar diluar akal sehat manusia normal! Sekeras apapun dirinya berpikir, tetapi saja itu bukanlah hal yang wajar terjadi.

Nura juga tidak mengerti dengan takdirnya, sebenarnya dia juga bingung bagaimana bisa ini semua terjadi. Tetapi tidak bisa ia pungkiri jika ia sangat bahagia akan hal itu.
"Gue juga ngerasa ini nggak nyata. Dan Lo tau Ca pas gue tanya kok bisa langsung ngenalin gue?"

"Gimana?" Caca ikut excited mendengar cerita temannya ini.

"Dia jawab, 'mana mungkin aku tidak mengenali istriku sendiri',---"

AAAAaaaaaa!!!

Keduanya kompak berteriak setelah Nura mengucapkan itu. Dan meloncat-loncat dengan wajah yang sangat bahagia.

"Bazeeengg baper gue!" Seru Caca yang tengah saling brutal.

"Lo gak ada niatan open mem, Rul? Gue pengen gabung anjir!"

"Mata Lo!" Nyolot Nura dengan mata melotot.

"Gue masih kebayang gimana gantengnya pak dosen, Rul!"

"PUNYA GUE CAA!! Gue pites Lo!"

Caca tertawa ngakak mendengar itu, tentu dia hanya bercanda. Tetapi jika memang boleh bergabung, maka dengan senang hati dia ikut.

"Mana tajir melintir lagi, perfect poll pokoknya mah!"

Dan sedetik setelahnya, sampah kulit pisang nemplok di wajah Caca yang membuat gadis itu histeris karena jijik.
"Nurul anjeeenggg!!"

Terbahak melihat wajah sahabatnya yang memerah padam, salah sendiri memanas-manasi nya sedari tadi. Tidak tahu saja jika kesabaran Nura hanya setipis tissue.

"Nura,"

Dua gadis cantik itu langsung menoleh ke asal suara, seketika itu juga Nura tersenyum lebar dan Caca ternganga lebar melihat ciptaan tuhan yang paling tampan berada sangat dekat dengannya.

"Nunggu lama ya? Maaf ya, abisnya si Repan nyuruh mungut sampah seratus biji dulu baru boleh pulang." Jelas Nura pada Arsen yang hanya mengangguk mengiyakan.

Nyonya D'Valter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang