🦋🦋🦋
Happy reading
🦋🦋🦋
••••••••••
Sesuatu yang mungil dan lembut terasa mengusiknya, wajahnya seolah dipermainkan oleh benda itu membuatnya mengerutkan kening dan membuka matanya yang sebelumnya tertutup rapat.
Kepalanya terasa berdenyut, apalagi saat melihat bocah kecil yang tengah menepuk-nepuk pipinya seraya tertawa hingga menampakkan dua giginya yang baru tumbuh. Bibirnya melengkung ke bawah dengan mata berkaca-kaca, dengan sekali gerakan dia langsung menarik bayi berumur satu tahun itu ke dalam dekapannya dan menciuminya dengan agak brutal, tidak peduli dengan sang empu yang memberontak dan berteriak sampai akan menangis jika saja tidak ada sebuah tangan besar yang menariknya dan mengamankannya dari kekerasan seorang Nurallisa.
"Aku meminjamnya dari Zean sampai rela menelan ego ku, Nura. Jangan membuatnya menangis atau Zean tidak akan meminjamkan anaknya lagi," Ucap Arsen yang kemudian menghela nafasnya melihat Nura lah yang menangis, bukan lagi Felix.
"Duduklah," Perintah Arsen yang di iyakan oleh gadis itu.
Begitu dia duduk, kepalanya terasa semakin pusing hingga telinganya berdenging. Efek kagetnya benar-benar luar biasa, ini bahkan melebihi kekagetannya dengan fakta yang baru-baru ini terungkap. Arsen mendudukkan Felix di pangkuan Nura dan langsung kembali dipeluk oleh gadis itu yang masih saja menangis, Nura benar-benar cengeng!
Arsen ikut duduk di sampingnya dan menarik keduanya ke dalam pelukannya, saat ini mereka seolah terasa lengkap dengan kehadiran Felix diantara mereka,
"Gak bisa di beli aja?" Tanya Nura di sela sesegukannya."Jangan aneh-aneh, Felix bukan barang, kita bisa membuatnya sendiri," Balas Arsen cepat begitu mendengar pertanyaan absurd Nura.
Mengangguk lemah, Nura melihat Felix yang lumayan anteng dengan memainkan rambutnya. Bayi itu mendongak dan tersenyum padanya yang lagi-lagi membuat gadis gila itu menangis karena mengingat bagaimana anak itu meregang nyawa di pelukannya saat itu, dan ia tidak ingin mengingat kejadian seperti itu lagi.
"Mas duke--tolong--tolong hapus ingatan aku tentang kejadian itu, tolong..." Mohonnya dengan tenggorokan yang beberapa kali tercekat dan dada yang sesak luar biasa.Arsen tercenung, hatinya berdenyut nyeri melihat betapa sakitnya gadis itu sampai memohon padanya dengan suara paraunya,
"Tutup mata mu," Arsen membingkai wajah Nura dan mendekatkan wajahnya hingga kening mereka saling bertemu.Dari situ, Arsen melihat apa yang dilihat oleh Nura saat itu, tak dia sangka jika gadis ini kuat menahan semuanya sendirian padahal dia hanya manusia biasa. Walaupun Nura memang pernah beberapa kali mengikuti peperangan dan melihat banyak sekali mayat yang bergelimpangan, ini jelaslah berbeda. Yang dia saksikan adalah kematian dari seluruh kenalannya, atau bahkan orang terdekatnya yang sempat berbagi suka cita dan merajut kenangan bersama.
Dengan itu, segala kenangan buruk yang Nura alami segera dia hapus, namun tak sampai membuat ingatannya kacau. Setelahnya, dia mengecup lama kening gadis itu dan menjauhkan wajahnya. Menghapus air mata yang sudah akan kering di pipi Nura,
"Sudah, sayang. Buka mata mu," ujarnya dengan tutur kata yang begitu lembut.Membuka matanya dan tersenyum menatap Arsen,
"Terimakasih, sekarang aku mau main sama Felix,"Dilihatnya jika Nura sudah kembali ceria, dia tersenyum dan bergabung dengan keduanya untuk ikut bermain.
"Aku ingin memenuhi janjiku saat itu," Celetuk Arsen tiba-tiba dan menggendong Felix serta menggandeng tangan Nura agar mengikutinya.
Mereka menuju halaman belakang yang sangat-sangat luas, persis seperti rumah mereka dulu. Begitu sampai di sana, Nura terdiam, dia speechless melihat hamparan bunga di depannya yang berwarna-warni. Janji Arsen yang sangat dia ingat akhirnya terpenuhi saat ini, tersenyum penuh arti, dia memeluk pria itu dari samping dengan menyandarkan kepalanya di dada bidang pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyonya D'Valter
Teen FictionSequel 'Nyonya Duchess' 🔥🦋🦋🦋🔥 Menceritakan kembali kisah hidup seorang gadis cantik bernama Nurallisa Rulline. Kehidupannya yang penuh dengan kejutan dan komedi, kisah lucu yang harmonis terus menyelimuti kehidupannya selama ini. Memiliki sejar...