11

42.5K 7.1K 1.4K
                                    

🦋🦋🦋

Happy reading

🦋🦋🦋

••••••••••

⚠️Ada cast Arsen di chapter ini, yang nggak suka jangan di liat ya🙏🏻 langsung skip aja dan bayangin siapa yang kalian mau jadi cast Arsen 🙏🏻

••••••••••

Nura mendengus, kenapa dia harus terjebak dengan pria ini lagi dan lagi? Tapi setelah diingat-ingat kembali, sepertinya dia yang mendekatkan dirinya sendiri kepadanya.
"Ngapain manggil kak?" Tanyanya malas.

Sedangkan Revan, pria itu bukannya menjawab malah semakin mendekat dan mengambil sesuatu yang hinggap di atas kepala Nura. Sebuah daun kering.
"Buat Lo." Revan mengangkat sekantung kresek berisi coklat.

Nura yang semula cemberut seketika menjadi berbinar-binar, ia langsung mengambilnya dari tangan Revan.
"Makasih kaaakk, sering-sering begini ya. Tapi, coklat yang kemaren aja belom abis, udah di kasih segini banyak lagi?"

Revan menggedikkan bahunya, "Jangan diabisin langsung, expired date nya masih lama jadi bisa di hemat." Menepuk puncak kepala Nura sekali dan pergi dari sana.

"Satu lagi, hari ini nggak usah ngumpulin sampah. Gue mau pulang, ada acara. Bye," lanjutnya dan kembali berjalan menjauh.

Nura menatap kepergian Revan dengan mata memicing curiga.
"Kayaknya dia mulai tumbuh-tumbuh rasa sama gue. Duh, emang ya jadi cewek cantik banyak cobaannya." Monolognya dengan dramatis dan pergi dari sana untuk mencari keberadaan Caca.

Tersenyum cerah saat melihat pantat temannya di ujung sana, sepertinya Caca tengah mengambil sesuatu miliknya yang terjatuh.
"CACA MARICA HE HE!! CACA MARICA HE HE!! CACA MARICA ADA DI DEPAN SANA!!" Teriakan membahana Nura membuat semua orang menoleh dan terkekeh karena di mata mereka, dia seperti anak kecil yang berkeliaran di area kampus. Berteriak tanpa beban yang membuat orang di sekelilingnya ikut tersenyum walaupun ada beberapa yang tidak suka karena terganggu.

Sedangkan Caca, dia ingin sekali nyemplung ke got karena malu dengan teriakan Nura. Ingin bersikap tidak kenal, tapi sayangnya Nura sudah nemplok di sampingnya dengan cengar-cengir tidak jelas.
"Bawa apaan Lo?"

"Oh, ini?" Nura mengangkat kantung kreseknya.
"Coklat."

"Buseeet, bagi dong!"

Mengangguk saja, Nura memberikan tiga coklatnya pada Caca. "Anggep aja syukuran karena hari ini gak perlu mungut sampah."

"Kenapa? Hukumannya udah selesai?"

"Belom, tapi kayanya nanti kak Revan ada acara jadi langsung pulang."

"Oohh,"

Kedua gadis itu berjalan beriringan dengan memakan coklat masing-masing. Sesekali mereka menyapa orang-orang yang dikenal, apalagi Nura, sudah banyak sekali yang dia kenal padahal baru beberapa hari pergi ke kampus. Maklum, dia sangat mudah bergaul dan sifatnya juga ceria, jadi tidak heran mengapa bisa semudah itu dia mengenal banyak orang atau banyak orang yang mengenalnya.

"Lo tau nggak? Semua orang lagi bicarain elo,"

"Kenapa?"

Nyonya D'Valter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang