"Ngapain lo di sini?" Si tamu nanya dengan nada yang bikin Rena ngerasa baru kelar ngewe sama Joshua.
Rena ngernyit. "Nggak ada tulisan "Rena dilarang berkunjung" di sini." Cewek itu menunjuk pintu apartemen Joshua dengan dagu. "Lo ada masalah gue ke sini?"
Nami melipat tangan di depan dada, membuat dada oversize-nya makin menonjol seolah siap menghantam badan Rena. "Lo masih nanya? Mikir dong. Temen lo tuh udah punya pacar. Pantes ya lo nyelonong masuk ke apartemen cowok yang udah punya pacar?"
Andai Rena lagi di state siap ribut perang sampai membakar segedung-gedung apartemen, sudah dia jambak si Nami ini. "Gue tinggal di sebelah kalau lo lupa."
"Terus?"
"Teras terus. Mikir lah, anjing. Gue udah sering bolbal ke sini bahkan sebelum lo pacaran sama Joshua. Ape hak lo protes, hah!?" Rena mulai tersulut emosi.
"Jaga mulut lo, lonte. Eh iya, lonte kan emang mulutnya nggak bisa dijaga." Nami ngejek dengan ekspresi merendahkan. "Bisanya nyosor doang minta disodok cowok walaupun tuh cowok udah punya pacar."
Oalah si bangsat, pikir Rena.
Baru Rena mau angkat suara emosi lagi, Joshua yang rupanya sudah mulai asyik menonton televisi baru setengah berteriak bertanya, "Siapa, by?"
"BA BI BA BI. Muka lo noh mirip babi, anjeng." Rena langsung emosi. Cewek itu noleh ke Joshua. "Bini lo dateng nih. Minta dientot sampai putus kakinya."
"Bukannya lo juga kebelet minta diewe Joshua?" Nami masih nantang mengobarkan api perang.
Si bangsat ini, Rena mulai kehabisan stok sabar. Cewek itu berusaha tenang. Rena menarik napas dalam-dalam dulu. Berusaha mengontrol amarah murka demi tidak memancing keributan.
Nami malah ketawa. "Kasian. Kalah debat ya, Sayang? Makanya lain kali jangan menel apalagi ikut campur hubungan orang lain ya." Ditepuk-tepuknya pundak Rena. "Good luck, hoe. Maybe next time."
Rena hampir balas debat sebelum dirasakannya sesetangan memegang bahunya dari belakang.
Joshua.
"Re?" panggil Joshua. Tatapan cowok itu lantas beralih ke Nami. "Oh kamu. Kenapa, Sayang?"
Nami langsung berubah 360 derajat. Tersenyum manis di depan Joshua dan Rena. "Aku udah telepon tapi nggak kamu angkat. Mau ngambil barangku yang ketinggalan kemaren."
Joshua ber-oh. "Cari aja. Mungkin di kamar."
"Thanks, babe." Nami langsung menyelonong sampai menabrak sebelah pundak Rena, meninggalkan Joshua dan juga Rena yang tenganga nggak percaya.
Kemaren? Di kamar?
Rena langsung berbalik menatap Joshua. "Lo berutang penjelasan sama gue."
"Gue bantu bawain makanan sama minuman ke apartemen lo." Joshua mengusap pucuk kepala Rena lalu berbalik berjalan ke arah meja di dekat sofa.
Rena membuntuti dengan mulut mau ngomel, tapi entah kenapa dia malah terasa capek. Mungkin efek ngegas sedari Nami belum datang dan sampai sekarang cewek itu sudah masuk ke kamar Joshua.
Yang keluar dari mulutnya malah, "Nggak usah! Gue nggak butuh."
Rena langsung menyambar tas tangannya di sofa dan balik kanan cus siap melangkah pergi. Baru selangkah, lengannya ditahan Joshua.
"Re."
Rena menoleh dengan komuk masam bercampur suram.
"Besok. Oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuck Up the Friendship
Romance[minors do not interact 🔞] Perkenalkan: Renata. Terakhir pacaran lima tahun yang lalu. Alasan putus? Well, klise tapi membekas sampai sekarang: diselingkuhi. Ogah pacaran karena trauma diselingkuhi, tapi bertekad punya pacar yang setia akhir-akhir...