6. Ngehindar

4.3K 93 1
                                    

Mau tau gimana keadaan Rena sekarang?

Bau-baunya Rena pengen gantung diri saking malunya. Namun, berhubung Rena juga ogah banget mati muda dan sia-sia, ya mana mungkin Rena beneran gantung diri di atap. Dia seksi, bohay, dan geboy. Nggak kalah sama Nami walaupun ukuran toketnya no tumpah luber club dan bodinya langsing doang jauh dari image gitar spanyol.

Cuma ya tetap. Kalau bisa Rena pengen kubur diri sekalian. Rena sampai emoh keluar dari apartemen padahal sudah jam 9 lebih. Harusnya dia sudah cuuus otw ke kampus karena ada kelas bentar lagi.

Alih-alih berangkat ngampus, Rena malah mojok merapat ke dinding dekat pintu apartemen.

Ini kalau aja bisa, sudah Rena bakar seisi gedung apartemen sampai rata sama tanah biar jangan ketemu Joshua.

Sekarang Rena dihadapkan dua pilihan. Cewek itu sampai melirik pundak kanan dan kirinya saling gantian seolah-olah ada peri cebol lagi melayang di sana membisiki Rena.

Pilihan satu:

Rena kudu realistis. Hadapi dengan langkah mantap dan dagu terangkat bak model meski kelasnya papan bangkotan. Bodo amat mau pas-pasan sama Joshua kek. Kalau ada Joshua, tinggal sat set sat seeet lewat seolah-olah nggak terjadi apa-apa.

Atau,

Pilihan dua:

Rena mendekam di apartemen sampai mampus a.k.a bolos kuliah. Sambil sekalian mikir ide gimana biar Joshua lenyap dari dunia ini. Kalau perlu jangan sampai ada yang ingat Joshua itu pernah ada dan pernah berkeliaran kayak tuyul.

BINGUNG. PUSING.

Rena mengacak-acak rambutnya persis kayak lagi diserang stres tahunan.

Mau milih pilihan 1, Rena masih dag-dig-dug ser aneh banget kalau sampai ketemu Joshua. Kayak ada sesuatu yang aneh tapi Rena juga nggak paham itu apaan.

Kalau milih opsi 2, ya kali, wak. Berarti Rena nggak cantul slay mendekam di apartemen kayak mau dikirimin sihir santet cuma gara-gara orang sepele.

Joshua doang gitu loh. JOSHUA.

Ngapain Rena harus gentar, ye kan?

Ya lagian kemarin malam mereka ciuman cuma gara-gara Joshua mabuk a.k.a nggak sadar dengan apa yang sudah dia perbuat itu merupakan hal di luar naluri dan akal sehat umat manusia.

Buat apaan dua sohib yang sering bersilat mulut, saling ejek, suka memaki-maki, tiba-tiba ciuman dengan sengaja? Ya kaleeee ye kan?

Kan?

Habis berpikir kayak begitu, Rena akhirnya is okay dengan keputusan yang dia ambil sekarang.

Opsi kedua, Rena is coming!

Sebelum keluar, Rena sempat-sempatnya matut diri di depan cermin. Kayak biasa, dirinya sangat cantul bingbing meskipun gaya pakaiannya rocker juga manusia. Tak mengapa asal make up so pretty dan bukan kelihatan kayak habis ditonjok, apalagi kesannya mau menonjok orang kampus.

Pengecualian buat Nami si lontay. Manusia satu itu biangnya bikin Rena emosi bahkan kalau liat mukanya doang.

Rena langsung keluar dari apartemennya.

Gaya jalannya percaya diri dengan dagu keangkat sedikit ala-ala pongah artis cabang pasar tanah abang. Rena cuma melirik pintu apartemen Joshua sambil lalu. Kemungkinan tuh penghuni si apartemen masih molor atau belum sadarkan diri.

Baguslah, pikir Rena.

Rena sudah dalam keadaan good mood dan siap buat jalanin hari sebelum ... si orang yang sempat bikin dia galau gundah khawatir bakal ketemu terdengar suaranya.

Fuck Up the FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang