25. Retak

594 102 18
                                    

Yey udah 25 chapter, berarti tinggal 5 lagi yaaa><

Yg belum baca part sebelumnya bisa cek diatas oke.

———

Beomgyu menggenggam erat tangan bundanya seraya memberi kode agar Irene tidak menceritakan hal tersebut, Irene yang sudah dibutakan oleh emosi hanya acuh dan tidak peduli.

Melihat pergerakan khawatir dari beomgyu dan amarah yang memuncak dari irene, joy cukup yakin bahwa ini adalah masalah yang serius.

Dan sepertinya masalah ini tidak bisa diceritakan begitu saja, masalah ini hanya boleh diceritakan oleh seseorang yang mengalami dengan berbicara empat mata saja dengan psikiater.

Apalagi dengan keadaan beomgyu yang penuh rasa takut, joy menjadi semakin tidak tega jika Irene hanya akan membuat beomgyu semakin mental down.

"Oke Oke stop Irene, maaf aku gak jadi ijinin kamu buat cerita apa yang udah terjadi sama beomgyu, masalah ini bakal diceritain sama beomgyu sendiri secara empat mata sama aku. Kamu tau? Anak kamu ini lagi nyimpen rasa takut yang tinggi, aku khawatir kalo kamu ceritain semua ke aku, dia bakal malu dan malah bikin semuanya jadi kacau"

"Aku minta beomgyu untuk cerita ke aku cuma empat mata, kamu gak perlu tahu soal apa yang kami berdua omongin. Tapi, aku bakal ngasih tau kamu kalo ada hal yang harus kamu lakuin untuk bantu beomgyu mecahin masalahnya.. Oke? Gimana?"

Irene nampak menitikan air matanya, ia menangis meraung-raung sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Joy selaku tuan rumah yang tidak tau apa yang terjadi hanya bisa mengelus bahu Irene sampai semua keadaan sudah tenang.

"Mungkin aku gak cuma ngobrol sama beomgyu doang nanti, aku juga mau ngobrol sama kamu"

Setelah mengucapkan itu joy dan beomgyu pergi ke satu ruangan untuk sedikit berbincang atas apa yang terjadi.

Joy sudah banyak melontarkan banyak pernyataan acak, tapi beomgyu tak kunjung membuka suara. Joy ikut merasa sedih, tidak biasanya beomgyu diam kamu seperti ini.

"Sayangnya tante bisa cerita apapun tanpa takut dihakimi, tante penjaga rahasia terkuat dimuka bumi. Beomi jangan takut"

Beomgyu tersenyum tipis saat joy menyebut dirinya penjag rahasia terkuat di muka bumi.

———

Joy mamijat kepalanya yang teramat pusing, setelah mendengar pengakuan dari beomgyu joy merasa bahwa ini bukan tugasnya untuk menghalangi beomgyu. Meskipun cara beomgyu memang salah, tapi joy tidak berhak mendiskriminasi beomgyu begitu saja.

Kini saatnya ia berbicara dengan Irene, terlihat mata satu yang menatap kosong. joy cukup prihatin dan mengerti mengapa Irene seterpukul itu, apalagi setelah ia tahu bahwa Irene baru saja bercerai.

"Aku harus gimana? Aku gak mau kehilangan beomgyu" Lirih Irene

"Begini, aku ngomong kayak gini bukan semata-mata kalo aku ini psikiater. Aku ini sahabat kamu, apapun masalah kamu aku gak pernah keberatan buat nampung semua cerita kamu"

"Soal perceraian kamu sama masalah beomgyu, tolong jangan libatin beomgyu dalam perang batin kamu ren. Masalah beomgyu ini bisa di bicarain secara pelan-pelan, kamu bisa nuntun dia  secara lembut. Kalo kamu nyeret dia kayak tadi, kemungkinan besar dia bakal lebih down, kemungkinan dia juga bakal takut cerita apapun ke kamu"

Irene nampak menimang apa yang joy ucapkan, detik itu juga ia merasa bersalah atas kejadian tadi.

"Aku—aku gak tau harus gimana joy, aku shock.... Aku gak nyangka semua masalah langsung nabrak aku gitu aja" Ucap Irene yang masih sesegukan.

"Tenangin diri kamu dulu ren, ayo mulai move on dari mantan suami kamu dulu setelah itu kita selesain masalah beomgyu"

"Tapi—"

"Aku yakin beomgyu bakal baik-baik aja, aku rasa juga dia cuma kesepian aja sehingga dia harus ngelakuin itu sama sepupunya. Sekarang kamu lupain sebagian masalah kamu dan minta maaf ke beomgyu, aku yakin dia juga akan ngerasa bersalah atas apa yang terjadi ini"

Irene mengangguk kecil, dan tersenyum saat mendapat tepukan di bahunya.

Beomgyu duduk tegang dengan raut wajah yang takut sambil menunduk, hati Irene terasa nyeri. Seketika ia berjalan cepat dan memeluk beomgu lalu menangis.

Beomgyu yang mendapat perlakuan itu juga ikut menangis dipelukan Irene.

"Bundaa~gyu minta maaf bundaa.. Gyu janji gak ngelakuin hal itu lagi, tolong maafin gyu bundaa.."

Sakit rasanya mendengar rintihan buah hatinya sendiri, ia menyesali perlakuan kasar yang sudah beberapa jam berlalu itu. Tapi tetap saja, Irene merasa bersalah.

"Bunda juga minta maaf nak, maafin bunda" Irene mengecup seluruh wajah beomgyu yang sudah basah itu. Mungkin Irene akan melupakan sedikit tentang orientasi seksual beomgyu untuk sementara, karena kini mentalnya dan juga menyalahkan anaknya yang paling penting.

———

"Ck gak diangkat mih" Sakura berdecak saat mami nya terus saja mendesak untuk berusaha agar tantenya yang sulit dihubungi itu menjawab telponnya.

"Haduhhh kemana ya irene" Ucap jihyo frustasi

"Mih taehyun mau coba cek beomgyu dirumah barunya aja deh ya" Ijin taehyun yang sudah rapih dengan jaketnya.

"Owh iya iya, bagus itu coba kamu cek yaa"

Hampir saja sakura naik pitam, kenapa taehyun tidak pergi dari tadi saja sih.

Taehyun mengendarai motornya menuju rumah baru beomgyu yang terletak di komplek sebelah, lumayan jauh dari rumah taehyun. Mungkin bisa memakan waktu sampe lima belas menit jika berkendara dengan kecepatan penuh.

Tepat lima belas menit taehyun sampai di rumah baru berwarna putih asri itu yang nampak masih tidak berpenghuni. Di ketuklah pintu itu sampai beberapa kali meski tidak ada yang menyahuti sama sekali.

Huh taehyun hampir pasrah, apalagi perasaannya sudah mulai tidak enak.

"Taehyun" Panggil seseorang yang baru saja turun dari taksi.

"Tante, beomgyu..."

"Ada apa kesini nak?" Tanya Irene lembut seperti biasanya, sedangkan dibelakang sana beomgyu masih terdiam diselimuti ketakutan.

"Tadi mami nelpon tante berkali-kali, bahkan kak sakura juga. Tapi tante gak nyaut sama sekali, karena mami berisik yaudah deh tae cek aja kesini. Eh ternyata emang sepi" Jelas taehyun.

"Aaa itu handphone tante emang ketinggalan dirumah, tante juga baru pulang dari rumah tante joy"

Taehyun mengangguk mendengar penjelasan dari tantenya, sedangkan hatinya masih terasa janggal dengan keadaan disini. Apalagi setelah merasakan bahwa beomgyu sedang manjauhinya, bertatapan saja dia tidak mau.

"Masuk dulu tae, nanti tante jamu minum sama cemilan"

Ya taehyun mah mau mau aja, yakali tolak rejeki.

Namun, saat tangannya ingin menggandeng tangan beomgyu yang menganggur, anak itu malah menepis dan melenggang pergi begitu saja meninggalkan taehyun. Ia heran, apa yang salah dengan beomgyu.


Tbc yawww..

Harusnya aku update kemaren, tapi karena aku lg nyiapin prolog buat cerita baru jadi aku update sekarang aja cerita yang ini^^

Babay, see you

Winter Bear | Taegyu [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang