22. Perkara Komik

653 120 18
                                    

Pagi ini tentu saja taehyun pergi sekolah tanpa beomgyu, langkah nya terasa berat apalagi pelajaran pertama di pagi ini adalah matematika. Meskipun taehyun pintar, tapi tetap saja ia benci dengan pelajaran itu. Helaan nafas ia hembuskan saat bis berhenti tepat di halte sekolah.

Mungkin setelah ini ia akan mendapat ledekan dari soobin karena terlihat murung, meskipun soobin belum mengetahui tentang hubungannya dengan beomgyu tapi terkadang orang itu begitu peka dengan perasaan Taehyun.

"Taehyun"

Si pemilik nama menoleh ke sumber suara, bola matanya bergulir saat melihat sungchan berlari menghampirinya.

"Kok gak sama beomgyu?"

Taehyun tetap diam dan lanjut berjalan meninggalkan sungchan.

"Woy jawab dulu ngapa"

Karena kesal taehyun berdecak sambil menatap tajam wajah sungchan, membuat sang korban memalingkan pandangannya.

"Bukan urusan lo...

"Gini ya JUNG SUNGCHAN, mending lo jauhin beomgyu deh. Lo gak sadar apa pacar lu udah beberapa kali nyelakain beomgyu "

Mendengar itu sungchan hanya menggaruk tengkuknya malu.

"Gausah nempel-nempel ke beomgyu lagi, kesian dia jadi korban terus"

Setelah mengucapkan itu sungchan ditinggal sendiri dengan wajah murungnya, sedikit tercubit dengan ucapan taehyun tadi. Mungkin mencintai dua orang sekaligus tidak cocok untuknya.

———

Sepulang dari sekolah taehyun mampir sebentar ke toko buku untuk membeli komik, sekaligus ingin bertemu chaeryeong meski hanya sekedar menanyakan kabar. Setelah kencan dimalam itu taehyun dan chaer sudah tidak bertemu lagi karena insiden penolakan cinta itu cukup membuat taehyun down sehingga butuh waktu untuk menghindar.

Kini ia sudah siap, bukan untuk meminta cinta perempuan itu lagi. Tapi untuk membeli beberapa komik kesukaan beomgyu sebagai hadiah saat kekasihnya itu pulang dari dubai.

Perutnya seperti digelitiki berjuta-juta kupu-kupu saat memikirkan kepulangan dari kekasihnya.

Lonceng yang terdapat ditengah pintu berbunyi yang menandakan bahwa ada seorang pelanggan yang datang. Chaer yang tengah sibuk dengan layar monitor di depannya langsung menoleh dan reflek menyambut dengan suara lembut.

"Selamat sore, selamat berbelanja" Ucapnya.

Taehyun sedikit tersenyum dan menghampiri chaer yang seperti terkejut dengan kedatangan taehyun yang sebenernya sudah lama ia tunggu.

"Selamat sore" Jawab taehyun.

"A-ah taehyun.... "

"Gua pengen liat rekomendasi komik terbaru, beomgyu lagi pergi ke Dubai terus gua pengen ngasih dia hadiah selamat datang pas dia udah balik kesini" Jelas taehyun dan langsung diangguki oleh chaer.

"Ikut gue, nanti gue anter ke rak komik terbaru"

Taehyun nampak serius dengan beberapa rekomendasi yang chaer berikan, perempuan itu nampak sesekali mencoba manarik perhatian taehyun. Namun, siapa sangka bahwa hati lelaki itu telah dialihkan seluruhnya kepada pria manis yang sedang jauh dimata.

"Chaer lu bisa balik ke meja lu, gua bisa pilih sendiri kok"

"Eum... Oke"

Akhirnya taehyun bisa bernafas lega saat perempuan itu pergi dari hadapannya. Sesak sekali rasanya, mungkin karena efek ditolak waktu itu.

Setelah mendapat lima komik sekaligus, taehyun pulang dengan taksi online yang ia pesan, agak sebal karena drivernya telat lima belas menit.

———

"Maafin bunda nak, tapi bunda udah gak bisa bertahan" Ucap irene sambil menggenggam erat tangan anaknya, air mata yang tak berhenti bercucuran menjadi saksi bagaimana sakitnya arti perpisahan.

Beomgyu yang shock atas apa yang terjadi hanya terdiam membatu sambil mencerna apa yang sudah terjadi.

Disini, di ruang tamu di sebuah apartemen kecil milik orang tuanya beomgyu mengetahui alasan mengapa ia dibopong untuk bertemu kedua orang tuanya di Dubai.

Menjadi saksi kekerasan yang terjadi pada bundanya, menjadi saksi bagaimana perempuan jahanam itu memeluk sang papa dan merebutnya dari sang bunda.

Bukan, bukan ini yang ingin ia lihat...

Surat perceraian dan beberapa luka gores juga lebam di tubuh bundanya menjadi trauma tersendiri untuk makhluk manis yang tak berdosa.

"Bunda... Ayo pergi"

Setelah tiga puluh menit Beomgyu terdiam akhirnya kini membuka suara.

Menarik atensi sang papa, bunda dan perempuan jahanam itu.

"Keputusan bunda untuk bercerai sama papa itu hal bagus, gyu gak marah bunda...gyu cuma kaget, kita pulang yaa" Ucapnya halus ditelinga orang-orang disana.

Sang papa yang mendengar tutur anaknya cukup tertampar dan memalingkan wajah karena sedikit merasa bersalah.

"Pah, gyu sama bunda pulang... Papa disini jaga diri baik-baik, tanda tangannya jangan lupa"

Senyuman itu... Senyum yang sudah lama sekali tidak mereka lihat kini datang diambang perpisahan.

'Aku—hancur pah'

Sang papa dengan reflek memeluk Beomgyu, namun sang anak langsung mendorong sang papa dengan wajah datar. Tidak sudi tubuh bersihnya dipeluk sibajingan yang tak tahu malu.

"Gyu....?"

BUGH BUGH BUGH

Jangan karena Beomgyu adalah feminim boy ja tidak bisa membuat seseorang babak belur. Seperti kini, ia sedang dengan gencar memukuli sang papa sampai lemas tak berdaya.

Irene dan perempuan itu sontak berteriak panik sambil melerai perkelahian itu.

"BRENGSEK, PAPA GAK TAU DIRI. PAPA BRENGSEK"

"gyu cukup nak, kamu bisa bikin papa luka" Cegah Irene.

Beomgyu hampir tidak bisa berpikir jernih tapi sang bunda masih memikirkan keadaan calon mantan suaminya.

Nafas keempat orang itu terengah, salah satunya nafas papa yang tersenggal.

Beomgyu ancang-ancang menunjuk papanya daerah telunjuk, sambil berkata..

"Jangan harap anda bisa bertemu saya juga bunda, camkan"

Setelahnya beomgyu dan Irene benar-benar pulang, pulang kenegara asalnya.

Hari itu juga, jam itu juga, menit itu juga, detik itu juga.

TBC yaw...

Aku udah mutusin kalo buku ini bakal sampe bab 30..untuk mempercepat jalan cerita insya Allah aku bakal sering Update. Bismillah gak mager hahahaha..

See youu


Winter Bear | Taegyu [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang