Semenjak kita memutuskan untuk tak lagi bersama, waktu seolah menjadi tolak ukur melupakan.
Sehari tanpamu, seminggu tanpamu, satu tahun tanpamu. Sampai aku hanya mengingat bulan agustus saja, malam dingin yang diisi perdebatan panjang.
Kebahagiaan tak pernah abadi, namun bukan berati kau tak bisa menikmati. Begitupun dengan luka. Jika kau terus berkubang dalam ingatan lama, kau hanya akan terus terjebak di dalamnya.
Bangunlah dari mimpi buruk itu, dunia tak selamanya mengerikan seperti masa lalu.
16 Agustus 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA PAMIT
PoetryAku kira aku akan berakhir dengan nama belakangmu, duduk di teras rumah waktu pagi dan sore, memperhatikan anak-anak kita tumbuh besar dan kita menua bersama. Aku ingin kamu merasakan teh buatanku karena kopiku tidak baik untukmu. Aku ingin berada d...