Jaemin meletakkan kembali ponselnya ke atas kasur tak berniat membalas pesan Jeno. Baginya itu tak begitu penting. Dia sendiri tak begitu perduli pada sosok Jeno, tak ingin menjadi dekat dan tetap berpegang teguh pada prinsipnya ketika debut.
Semuanya hanya totalitas demi pekerjaan. Dan Jaemin sendiri bukan tipe orang yang mudah tertarik pada suatu hal. Dia benar-benar dingin di dalam. Image lucu dan polos memang dibangun sang Kakak untuk menimbulkan kesan sempurna.
Bukan hanya cantik, dia lucu, polos dan menggemaskan serta ramah tamah. Sifat yang di bangun seluruh agensi untuk melindungi karir artis mereka.
Jaemin sendiri sudah mengetahui bagaimana sisi gelap dunia hiburan mereka, banyak mendengar dari Yeri dan juga kakaknya. Meski tak semua, tapi delapan puluh persen mereka palsu. Dan bahkan ada yang memang baik, di buat nakal demi popularitas. Tidak adil bukan?
Semua semata-mata hanya untuk uang.
Baru saja dia hendak melangkah untuk membersihkan diri, ponselnya kembali berdenting. Sudah dia tebak pastilah Jeno. Dengan malas dia menyambar ponselnya dan memeriksa pesan yang masuk dari aktor arogan itu.
“Ada Sutradara Lee disini. Kemarilah, fikirmu aku bercanda?”
Jaemin memutar bola matanya jengah dengan helaan nafas. Mau tak mau, akhirnya dia memilih menghampiri Jeno di kamarnya. Enggan memutar, dia memutuskan datang lewat pintu penghubung.
Netranya menangkap sosok lain di kamar Jeno yang dia tahu Sutradara Lee atau akrab disapa Eunhyuk, mereka berdua nampak asik berbincang dengan tawa ditemani wine.
Eunhyuk adalah orang pertama yang menoleh saat mendengar pintu terbuka, dia nampak tersenyum cerah saat melihat Jaemin datang dan langsung bergabung dengannya sementara Jeno nampak tak acuh bahkan menatap Jaemin pun enggan.
“Ada apa Pak Sutradara?” Tanya Jaemin saat dia memilih pada sofa didepan Jeno dan Eunhyuk.
“Tidak ada, ayolah berbincang sebentar. Lagi pula kau ini aktor baru. Kenapa kalian tidak saling berkenalan. Kalian harusnya, jalan berdua dan menjadi lebih dekat agar bisa menciptakan kemistri yang natural” Celotehnya.
“Pergilah keluar atau jalan-jalan kemana. Ke cafe atau ke restauran hotel ini” Tambahnya lagi, Jaemin benar-benar tak tertarik untuk itu. Dia masih sangat sebal pada Jeno atas segala sikapnya. Belum lagi, permintaan maaf pria itu yang nampak sepele.
Dia lihat Jeno hanya meneguk winenya, pria itu juga sama tak tertarik dengan pembicaraan mereka. Tapi didetik berikutnya, irisnya bergerak melirik Jaemin yang mendengus kearahnya.
“Dan ya, aku menyayangkan bahwa kakakmu mengabariku, dia ingin adegan ranjang yang kau perankan digantikan oleh orang lain. Ck ck ck” Eunhyuk berdecak seraya membuang pandangannya.
“Itu benar-benar menyusahkan kau tahu? Ayolah, kau kan sudah dewasa. Tidak ada salahnya beradegan ranjang. Jika kau diperlakukan seperti bayi, karirmu tidak akan berkembang” Ledek Eunhyuk dengan gelak tawa yang disahut kekehan oleh Jeno.
Jaemin benci melihat bagaimana wajah keduanya nampak mengejek dan merendahkan dirinya. Yang ia bisa lakukan saat ini hanya mengulum seringai, membiarkan keduanya asik dengan kepuasan mereka sendiri.
“Begitu kah?” Tanya Jaemin dengan wajah dinginnya.
“Batalkan saja peran penggantinya. Aku akan beradegan ranjang dengan Jeno Sunbaenim” Tutur Jaemin menekan nama Jeno membuat senyum Eunhyuk pudar. Dia akui dia merinding melihat tatapan tajam Jaemin.
“Kau yakin?” Tanya Jeno dengan senyum miring, Jaemin tak menjawab hanya menarik tubuhnya yang bersandar di sofa.
Eunhyuk yang tahu dengan cepat menuang wine pada gelas Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Lover [NOMIN]✓ READY PDF
Fiksi Penggemar[COMPLETED] [SUDAH TERBIT] "Dua aktor ternama yang dikontrak untuk menjalin hubungan demi karir mereka" Inspired by douyin video. This is nomin. M-preg! Homophobic? Go away If you don't like this book, go away. Thanks. #4 mark (24/07/2022) #1 jenjae...