CL - 17

19.9K 2.5K 66
                                    

Jeno hanya diam membiarkan Jaemin masih sesenggukan, keduanya kini duduk pada kursi didekat toilet. Satu tangan Jeno masih merengkuh pundak sempit Jaemin sedangkan kepala sang submissive bersandar pada dada bidang Jeno.

Keduanya tersentak saat mendengar derap langkah kaki lalu munculnya Yeri bersama Hyungsik dan beberapa orang staff.

“Hyuuung” Rengek Jaemin menarik kepalanya yang bersandar pada dada Jeno.

“Jaemin, kau baik-baik saja?” Tanya Hyungsik, pria jangkung itu berlutut menyamakan tingginya dengan sang adik, alisnya bertaut iba melihat adiknya menggeleng dengan pundak bergetar takut.

“Ada apa Jaemin?” Tanya Hyungsik

“Kenapa dengan Jaemin?” Kali ini ia melempar tanya kearah Jeno

“Aku tidak tahu, saat aku menemukan dia, dia sudah seperti ini” Jawab Jeno.

“Hyung, dia datang” Isak Jaemin

“Dia?”

“Ru-ruang olah-olahraga” Jawab Jaemin masih sesenggukan membuat Yeri dan Hyungsik membulatkan mata.

“Apa? Bajingan itu?” Tanya Hyungsik yang dibalas anggukan oleh Jaemin.

“Kau, obatmu?” Tanya Hyungsik yang dibalas gelengan oleh Jaemin, Yeri langsung merogoh tas milik Jaemin dan mengeluarkan beberapa butir obat. Dia menelannya susah payah tanpa air mineral.

Jeno bertaut bingung, kedua kalinya dia melihat Jaemin mengkonsumsi obat penenang. Ada apa dengan Jaemin?

Lalu bajingan?

“Dimana baji... Pulanglah” Titah Hyungsik, dia berfikir tak seharusnya membahas tentang Jaehyun disaat kondisi Jaemin tengah kacau akibat trauma.

Yeri langsung memapah tubuh Jaemin yang lemas, wajahnya bengkak karena menangis. Jeno juga berdiri dan melihat punggung Jaemin yang berlalu menjauhinya.

“Terima kasih sudah menolong Jaemin” Ucap Hyungsik yang dibalas anggukan oleh Jeno.

Jeno hanya diam melihat Hyungsik melangkah sembari menelpon seseorang.

“Halo, cari pria bernama Jung Jaehyun. Laporkan padaku apapun tentang dia. Aku sudah mengirim fotonya” Omel Hyungsik.

“Jung Jaehyun?” Jeno menggumam, dia menautkan alisnya mendengar nama itu lalu berdecak, tak ingin ambil pusing.

Dia lantas beranjak untuk mencari Shindong dan memutuskan pulang.


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


Seperti biasa saat tak ada jadwal atau ketika ia tengah bersantai, Jaemin memilih ruang tengah ditemani sebotol anggur, satu kakinya naik pada kaki lain.

Dengan redupnya cahaya ruang tengah, hanya lampu hias yang menyala dan pantulan dari layar lebar didepannya, Jaemin nampak tenang menonton episode pertama dramanya yang tayang mulai malam.

Bunyi peraduan es batu dengan gelas berbahan kaca mengisi sepinya malam. Jaemin mengulum senyum melihat adegan ranjangnya dengan Jeno ditampilkan, bagaimana punggungnya yang mulus nan menggoda terpampang didepannya.

Sementara Jeno duduk manis di atas ranjang ditemani sebatang rokok, matanya yang tajam menyipit pada layar tv didepannya, mengamati adegan ranjang yang ditayangkan di tv.

Dia rindu tubuh Jaemin. Dia candu akan tubuh ramping itu berada di atasnya dan mendesahkan namanya.

Bibirnya lantas mengulum senyum mengingat lagi bahwa ia terjebak dalam kontrak konyol untuk pura-pura berkencan dengannya. Selama sepuluh tahun karirnya, berita kencan akan keluar dalam hitungan bulan.

Contract Lover [NOMIN]✓ READY PDF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang