5. !!!

873 45 0
                                    

warning

banyak typo bertebaran harap kalian bisa memahaminya :')

happy reading.


{>///<}



Aku masuk ke salah satu toko kue, mendekati kasir.

"Selamat datang, mau pesan apa?" tanya kasir dengan sopan.

"Aku pesan satu  cake cokelat, ya," jawabku.

"Baiklah, kak. Harap ditunggu," kasir mencatat pesanan.

"Oh ya, kak. Di sini ada lowongan kerja enggak?" tanyaku sambil berharap.

"Maaf, kak. Kayaknya tidak ada deh. Soalnya, di sini juga sudah penuh," jawab kasir dengan sopan agar tidak menyinggung perasaanku.

Aku hanya menjawab, "Ok," sambil menganggukkan kepala.

"Lagi cari kerja, ya?" tanya kasir dengan perhatian.

Aku langsung menganggukkan kepala cepat sebagai jawaban.

"Aku punya kenalan di salah satu kafe sedang mencari karyawan," kata kasir antusias.

"Oh, benarkah! Di mana?" tanyaku penuh harap.

"Di Jalan Bundar. Datangi restoran berwarna hitam putih, namanya PIJOK," jawab kasir.

"Oh, baiklah. Terima kasih banyak, kak," ucapku dengan rasa terima kasih tulus.

Kasir itu hanya mengangguk, dan pesanan ku langsung di berikan jangan lupa untuk membayar nanti di gebukin masa lagi. 

Sebelum pergi, mengucapkan terima kasih sekali lagi karena telah membantu mencarikan pekerjaan bagiku. Meskipun hanya memberi tahu tempatnya saja, tapi itu sudah sangat membantu.


+++++

Dengan langkah tergesa-gesa, aku menuju kafe disarankan oleh kasir tadi. Namun, terhenti sejenak saat menyadari bahwa kafe tersebut berlokasi sangat dekat dengan kampus tempatku dulu kuliah.

Aku merasa ragu untuk bekerja di sana. Pasti banyak teman-temanku yang akan datang dan mereka akan segera mengenali aku. Apalagi, hampir semua mahasiswa mengenal diriku.

Meskipun ragu, sudah terlanjur dan berkomitmen untuk mencari pekerjaan. Aku masuk ke dalam kafe tanpa memedulikan kemungkinan dikenali oleh orang-orang. Yang terpenting, aku ingin memberikan kehidupan normal bagi diriku dan Azka.

Membuka pintu kafe perlahan dan memasukinya. Terpesona melihat suasana kafe bertema klasik dengan dekorasi memancarkan kesan zaman dulu, namun tetap terlihat indah dan tidak terkesan kuno.

Aku berjalan mendekati kasir menyambut dengan ramah.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" ucapnya sopan.

"Hmm, maaf, apakah di sini ada lowongan kerja?" tanyaku sedikit rasa malu, kalo enggak bertanya sesat di jalan.

"Ah, kebetulan kami membutuhkan staf dan juga administrasi di sini," jawab kasir dengan senyum.

"Ah, benarkah?! Apakah saya bisa melamar di sini?" ucapku dengan penuh antusias.

"Tentu saja bisa. Saya akan mengantarkan Anda ke ruangan atasan," jawab kasir dengan ramah.

Aku mengangguk senang dan mengikuti kasir dari belakang. Sambil berjalan melihat-lihat seisi kafe ini. 

Aroma kayu sangat terasa namun tidak membuat suasana menjadi aneh. Malah, hal itu menciptakan suasana tenang. Dekorasinya bertema zaman dulu, tetapi terlihat indah dan elegan. Ada televisi cembung, bangku terbuat dari kayu desain klasik, dan juga gambar atau foto hitam putih mengingatkan pada zaman orang tua kita yang masih muda.

my children but, not my child (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang