warning
banyak typo bertebaran harap kalian bisa memahaminya :')
happy reading.
{>///<}
*****
"Ta-ta tadi kamu ngomong apa?!" tanya Anema, mencoba memastikan ucapan Alvin yang mungkin didengar salah.
"Udah menjadi tugas seorang ayah untuk menjaga anaknya, apa kurang jelas?" ulangi Alvin perkataannya.
Wajah Anema terlihat tidak percaya sedikit dan mencoba mencerna maksud dari perkataan Alvin. 'Ayah' maksudnya apa?
Alvin menyadari bahwa dia mengucapkannya terlalu cepat, dan mereka baru saja bertemu setelah berpisah beberapa tahun. Pasti membuat Anema terkejut hingga tidak dapat berpikir jernih. Tapi Alvin tidak ingin mereka berpisah lagi, cukup dengan tahun lalu mereka berpisah, jangan sampai tahun depan.
"Aku tahu ini agak terlalu cepat, tapi aku tidak mau kita berpisah lagi," kata Alvin sambil memegang tangan Anema dan menatap matanya dengan penuh perasaan. Alvin bisa melihat pantulan cahaya yang indah dari matanya. "Kamu tahu, aku mencoba mencarimu ke mana-mana, dari kosan lama kamu sampai kosan yang ada di dekat kampus. Tapi semuanya sama saja seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Awal nya aku mau nyerah dan mengiklaskan kamu pergi tapi takdir mengatakan lain, akhirnya aku bisa menemukan mu"
Anema melihat mata Alvin yang berkaca-kaca, menahan tangisnya meskipun bibirnya terukir senyuman. Entah mengapa itu menyakitkan hati Anema sedikit.
"Tapi saat kamu bilang sudah memiliki anak, hatiku hancur seketika. Kamu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun selama bertahun-tahun, dan ketika kita bertemu lagi, kamu sudah punya anak!, Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, aku benar-benar hancur"
Anema merasakan tetesan air mata yang mengenai tangan, dia menyadari bahwa Alvin telah melepaskan semua emosinya setelah ditinggalkan oleh kekasih yang sangat dia sayangi tanpa sepatah kata pun. Hatinya terasa tidak nyaman karena telah membuat kekasihnya yang sangat dia sayangi itu menderita.
Melihat tangis Alvin semakin parah, Anema langsung memeluk Alvin erat, membiarkannya menangis dalam pelukan sang kekasih, melepaskan semua kerinduannya. Pasti sangat berat dan menyakitkan, Anema juga merasakannya.
"Maafkan aku," bisik Anema pelan di dalam pelukan, "Maaf telah meninggalkanmu tanpa memberi tahu, jika aku berbicara denganmu sebelumnya, mungkin ini tidak akan terjadi." Tanpa disadari, air mata pun mengalir dari mata Anema. Dia menyadari bahwa ini adalah kesalahan Anema sendiri dan dia sangat menyesal.
Alvin hanya menggelengkan kepala, melepaskan pelukan dan memegang kedua pipi Anema, menatap matanya dengan penuh kasih.
"Bukan, semua ini bukan salahmu, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Ini adalah takdir yang Tuhan tentukan. Tuhan sengaja memisahkan kita agar kita dapat menguji cinta ini, apakah untuk selamanya atau hanya sebatas kesempatan belaka."
Malam yang dingin dan sunyi menjadi saksi pertemuan dua insan yang telah lama berpisah bertahun-tahun. Akhirnya, mereka dipertemukan kembali dalam satu keluarga. Tangisan yang mereka luapkan bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan dan kerinduan.
Mereka saling melepaskan kerinduan dengan sapaan dan pelukan, kemudian Alvin berkata,
"Aku tidak ingin kamu meninggalkanku lagi dan aku juga tidak ingin kamu mengurus Azka sendirian. Tolong izinkan aku menjadi bagian dari keluarga ini dan menjadi ayah bagi Azka?"
Anema terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Apakah ini sebuah lamaran? Apakah Alvin sedang melamarnya? Anema merasa bingung apakah harus menerima atau tidak. Mereka baru saja bertemu setelah perpisahan yang panjang, sehingga Anema merasa ragu. Di satu sisi, dia sangat ingin menerima, tetapi di sisi lain, dia takut semuanya akan berubah, tidak seperti saat mereka menjalin hubungan saat kuliah. Mereka tahu betapa berbedanya berpacaran dengan menikah.

KAMU SEDANG MEMBACA
my children but, not my child (END)
Chick-Lit"pasti hamil di luar nikah" "Anak jaman sekarang udah bebas ya" "Dasar murahan, pasti dia diusir dari rumah udah bikin nama keluarga tercemar" Iya itu adalah perkataan menusuk dari beberapa ibu ibu yang di Sekolah Azka. Anema alintania adalah se...