12. teman lama

479 22 0
                                    

warning

banyak typo bertebaran harap kalian bisa memahaminya :')

happy reading.

{>///<}

.
.
.
.
.
.
.

pagi cerah cuaca panas dan sumpek di pasar, maklum ini tempat publik pada pagi hari pasti nih tempat rame banget apa lagi sekarang hari libur tambah parah lagi.

pagi-pagi Anema harus udah berjuang untuk mendapatkan bahan makan atau persediaan makan dirumah, adu debat dulu sama penjual agar mendapatkan harga rendah kalo abang enggak mau ngasih harga rendah yaudah pergi aja dalam hitungan 5 detik juga di panggil lagi. 

ya begitulah jurus jitu para emak-emak dalam menawar harga.

yang tadi nya 50 rb 3 eh ini malah di tawar 50 rb 5, kan rugi abang nya tapi harus diterima tidak bisa mengalahkan kekuatan emak emak apa lagi soal belanja.

setelah semua bahan diinginkan terkumpul Anema pun keluar dari tumpukan manusia dengan susah payah.

menghirup udara kebebasan.

ditengah jalan dia mampir dulu di tukang es teh, mendudukkan diri di bangku kayu yang sudah disiapkan penjual, menoro semua belanja nya dibawah.

"ini kak" menyodorkan segelas es teh dan langsung di bayar, menerima uang itu dengan baik dan penjual itu balik ke dagangan nya.

menyeruput es teh menyegarkan tenggorokan karena abis debat sengit sama para penjual.

"ayam, ikan, bayam, seledri, kaya nya udah lengkap dehh" mengecek isi kantong plastik warna putih berisikan sayur dan daging .

'eh itu kek nya kaya kenal deh' 

'eh iyaaa sih itu bukan sihhh' 

'mana mana' 

'eh iya bener, kok mirip apa jangan jangan dia lagi'

Tanpa disadari segerombolan orang orang tidak jauh dari situ sedang membicarakan Anema dengan nada bisik bisik.

"sekarang tinggal -"

"ANEMA" 

mendengar teriakan seseorang tepat dibelakang, membalikkan badan dan terkejut melihat siapa yang manggil.

ternyata temen temen satu kuliahan nya, 

Olie sama Karlen,

"ANEMAAAAA" berlari ke arah Anema tanpa babibube langsung di peluk oleh kedua sahabatnya ini.

"lu kemana ajaaaa woiiiii kita nyariin lohhh" ucap sedih Olie memeluk dengan erat.

"iya kita khawatir lu enggak pernah keliatan lagi, kemana aja sih?!" omel Karlen.

"kalia bisa lepas dulu enggak" merasakan sesak napas karena nih mereka berdua meluk tapi leher nya juga ikutan di peluk ya enggak bisa napas lah nih orang

mendengar perkataan anema mereka ber2 melepas pelukan dan membiarkan aku untuk bernapas

"ha ha ha"berusaha mengatur napas

"ih sumpah gua kira lu balik kerumah soal nya di kossan lu kaga ada" ucap olie

"tapi bukan nya kata pemilik kos bilang lu pindah ya, pindah kemana sih?" tanya karlen menatap aku dengan tatapan interogasi.

"emmm anu akuuu"

"CEPAT BILANGGG!!!" ucap mereka semua berbarengan membuat aku menciut 

"ok ok gua kasih tau apa yang terjadi, tapi sekarang bantu gua buat bawa nih belanjaan" menunjuk dua kantong plastik putih besar, mereka berdua hanya melihat dengan mata pelongo.

my children but, not my child (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang