4.ketemu?

1.1K 46 0
                                    

warning

banyak typo bertebaran harap kalian bisa memahaminya :')

happy reading.


{>///<}


POV OLI

"Ahh!! Yang bener aja, dosen sialan! Emangnya ngerjain tugas itu kayak bikin mie instan, apa cepat, mudah, praktis! Belum lagi tugas dari Bu Ani lagi! Ahh, semua dosen gak ada yang ngertiin mahasiswanya. Tadi aja ngajar udah kaya rapper, cepet banget. Ahhh, seandainya ada Nema, jadi gua tinggal minta tolong sama dia. Sayangnya, dia tiba-tiba ngilang dari kampus."

Berjalan menggerutu tentang hari berat ini ketiban tugas udah numpuk dari hari lalu dan sekarang malah nambah lagi, merasakan getaran dikantong celana jens,  mengambil ponsel membuka isi chat.

Menundukkan pandangan ke ponsel sambil terus berjalan lurus depan, tenang enggak akan nabrak kok sesekali melirik kedepan.

Saat berjalan lurus dari jauh, aku melihat seorang perempuan dengan rambut panjang sedang duduk membaca buku.

'Kaya Nema, mungkin cuman perasaanku aja. Lagipula, didunia ini kita kan punya 7 kembaran. Mungkin dia salah satu kembaran Nema,' pikirku dalam hati.

Tetap melanjutkan perjalanan, sebenarnya aku ingin menemui perempuan itu, tapi notifikasi di ponsel melarang. Melihat ada pesan masuk, ternyata itu dari dosen.

"Anjir lah, hari ini harus selesai! Ngerjain aja belum! Dahlah!."  berjalan cepat melewati perempuan itu.

'Sumpah mirip Nema,' pikirku kembali melintas melihatnya sekilas.

Berhenti sejenak menoleh ke belakang. Meskipun jarak lumayan jauh masih bisa melihatnya dengan jelas.

'Loh, udah enggak ada,' gumamku heran, padahal tadi cewek nya masih ada duduk disana, kok tiba-tiba ilang, enggak mungkin lah setan pagi bolong begini.

tidak ingin menghirau kan lagi pula ada hal lebih penting dari cewek itu,menghadap depan melanjutkan langkah menuju kampus tidak terlalu jauh. 

'Mungkin cuma perasaanku saja,' pikir kembali dalam hati.


***

Memasuki halaman kampus, terlihat cukup ramai dengan mahasiswa sibuk beraktivitas. Keberadaan mereka membuat kampus ini terlihat sangat hidup. Banyak mahasiswa lebih memilih mengerjakan tugas di kampus daripada kosan atau rumah, karena mereka merasa lebih nyaman lingkungan kampus, apalagi jika ada teman bisa diajak bekerja sama. Contohnya seperti aku, setiap kali ada tugas selalu mengerjakan di kampus.

Melanjutkan perjalanan menuju kantin utama kampus. Mungkin masih pagi dan kelas belum dimulai, kondisi kantin utama terlihat sepi. Biasanya, tempat ini selalu penuh dengan mahasiswa, bangku-bangkunya tidak ada yang kosong. Namun, kali ini hanya beberapa mahasiswa memiliki jadwal kelas pagi yang terlihat di sana.


Sesampainya kantin, pandanganku tertuju pada Karlen, teman satu jurusan, sedang sibuk mengetik di laptopnya salah satu meja pojok. Di sekitarnya, terdapat beberapa piring dan gelas masih berisi sisa es teh. Tanpa berpikir panjang, aku langsung berlari menghampiri Karlen. Tiba-tiba mengagetkannya dari belakang.

"Dorrr! Hahahah!" aku menepuk pundak, membuatnya terlonjak kaget.

"Aahh!! Ihhh, Oli, enggak lucu tau!" kesal Karlen menganggu mengerjakan tugasnya.

Tanpa rasa bersalah, tertawa terbahak-bahak memegangi perut melihat wajah lucu Karlen yang kaget. Duduk depanya, wajah cemberut pandangan sinis, sudah pasti ngambek.

"Sorry, sorry," kataku sedikit tertawa.

Setelah mengagetkan Karlen, mengucapkan permintaan maaf dengan sedikit tawa. Namun, Karlen hanya celetuk tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya, "Enggak ada bedanya sama Nema."

Mendengar kata 'Nema', aku langsung terdiam, teringat dengan kejadian bangku taman tadi. Mencoba mengajak Karlen berbicara tentang hal itu, "Eh, lu tau enggak sih?" Karlen hanya menatapku tatapan datar.

"Tadi di taman bundar, gua liat orang yang mirip banget sama Nema, tau!," ucapku antusias.

"Ah, yang bener! Jangan boong, lu," Karlen menatapku dengan ekspresi tidak percaya, karena dia tahu bahwa aku sering kali mengomong kosong.

"Iyaa, serius deh! Dari postur tubuh, tinggi, rambutnya, semuanya mirip banget," mencoba mendeskripsikan apa telah kulihat, meskipun hanya sekilas. Mataku cukup tajam dalam mengenali seseorang.

"Terus, lu enggak samperin?" tanya Karlen rasa penasaran.

"Enggak, gua langsung buru-buru kesini mau ngerjain tugas," jawabku senyum di wajah.

"Ahh anjir lah, aturan lu samperin," Karlen agak kesal, Oli tidak bisa diandalkan.

"Tadi sih mau gua samperin, tapi tiba-tiba muncul notifikasi dari dosen sialan itu, suruh kerjain tugas hari ini selesai," omelku membuka laptop dari dalam tas. Buru-buru memulai mengerjakan tugas harus selesai dalam waktu 3 jam lagi, dengan 20 halaman harus ditulis.

Tanpa mereka sadari, sebenarnya ada seseorang mendengarkan percakapan mereka dari belakang.

Tanpa mereka sadari, sebenarnya ada seseorang mendengarkan percakapan mereka dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
my children but, not my child (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang