warning
banyak typo bertebaran harap kalian bisa memahaminya :')
happy reading.
{>///<}
Terbangun dari tidur karena mendengar suara bising dari arah dapur, Anema merasa kepala sangat berat dan matanya masih terasa berat baru saja menangis tadi malam.
Semua curahan hatinya keluar, rasa penyesalan, marah, sedih, dan kecewa membuat pikirannya terasa agak lebih ringan sekarang.
Dulu, Anema tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah menjadi seorang ibu dan meninggalkan seseorang yang dia cintai merawat seorang anak bukan darah dagingnya.
Namun, Anema sudah menerima kenyataan dari kedatangan Azka, mulai melupakan Alvin dengan perlahan.
Mungkin ini adalah saatnya Anema membuka lembaran baru akan dia tulis masa depan bersama Azka.
Karena suara sangat bising dari dapur, Anema pun duduk pinggir kasur mengumpulkan kesadarannya.
"MAMA!!"
Azka masuk ke kamar tidur dan berlari memeluk Anema.
"Mama, kenapa tinggalkan Azka sama bibi?" tanya Azka memeluk pinggang ramping sang mama dengan wajah sedih terlihat dari mata sudah berkaca dan bibir sedikit terpaut, memberikan kesan menggemaskan.
Anema tersenyum lembut mengelus pucuk pala Azka. "Maafin mama ya, tadi ada tamu makanya mama titipin kamu ke bibi dulu."
"Sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau kita pergi ke pasar pagi? Mama denger dari kakak Olie hari Minggu ada pasar pagi dekat sekolahmu," kata Anema.
"Pasar pagi? Yaay!" seru Azka tadi cemberut, kini menjadi ceria mendengar kata 'pasar pagi' berarti ada banyak mainan dan makanan sana, terutama gula kapas menjadi favorit Azka.
"Yaudah, ayo kita harus siap-siap," kata Anema.
Azka langsung berlari ke luar kamar, ikuti oleh Anema berjalan santai.***
"Bibiii." Azka mendatangi Bi Sri sedikit berlari sedang memasak di dapur, jadi ini alasan dapur berisik.
"Loh, Bi Sri ngapain di sini?" tanya Anema heran.
"Tadi pagi Azka rewel kamu meninggalkannya, jadi Bibi datang ke sini. Tapi kamu masih tidur, tadi Azka juga bilang kalo dia laper yasudah bibi bikin sarapan buat Azka juga kamu" penjelasan bibi Sri tangan sibuk berurusan dengan bahan masakan.
"Y a ampun bii maaf ya ngerepotin." Anema sedikit tidak enak karena membuat repot pemilik kosan, walaupun setiap hari bikin repot Mulu tapikan tetap aja enggak enak.
Bi Sri menggelengkan kepala, "Enggak apa-apa, sudah duduk saja. Sarapan sudah hampir siap."
Anema dan Azka duduk bangku melihat Bi Sri menuangkan makanan ke piring dan mangkuk.
Mereka sedikit kaget melihat banyaknya makanan buat oleh Bi Sri, padahal Anema dan Azka biasanya hanya makan sedikit. Satu piring sudah cukup untuk membuat mereka kenyang, tetapi sekarang ada lebih banyak makanan. Terlebih lagi, ini hanya sarapan, Anema hanya membuat nasi goreng untuk Azka saja, sedangkan dia sendiri biasanya makan roti sudah cukup.Mata Anema melebar melihat sebanyak ini makanan yang disajikan.
"Bibi ini kebanyakan nanti kalo enggak abis gimana?" Anema sedikit khawatir jika makanan tersebut tidak habis, kalo enggak habis kan mubazir.
"Habis kok sama Azka, kan sayang," jawab Bi Sri melihat Azka duduk manis menikmati semua hidangan depan mata.
"Ya, Azka pasti akan menghabiskannya karena masakan bibi enak," unjar Azka semangat. Anema hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku anak semata wayangnya.
Melihat tubuh Azka yang sedang berkembang, tidak mengherankan jika porsi makannya semakin tinggi. Selain itu, ini juga demi perkembangan tubuh yang baik.
***Hari cerah matahari tidak terlalu terik, Anema dan Azka pergi ke pasar pagi sesuai janji . Banyak pengunjung datang, ada yang sedang olahraga atau sekedar jalan-jalan. Banyak juga stand makanan dan mainan membuat Azka tidak bisa diam, dia berlari kesana-kemari. Anema merasa kewalahan menjaga buah hati, Azka semakin aktif.
Mereka mendatangi penjual gula kapas melihat berbagai bentuk dan karakter permen kapas. Mata Azka berbinar-binar melihat permen lembut yang manis.
"Mama, aku mau itu," kata Azka menunjuk permen kapas berbentuk kelinci putih dengan telinga biru dan pink.
"Bang, yang ini satu ya," kata Anema kepada penjual permen.
Setelah membeli, Anema memberikan permen kapas tersebut kepada Azka, dan Anema langsung membayar. Azka terlihat senang mendapatkan permen favoritnya. Dia membuka bungkus permen, mengambil sedikit, memasukkan dalam mulutnya. Rasa manis permen kapas langsung meleleh dalam mulutnya.
"Mama, ini enak, cobain," kata Azka mengambil sedikit permen mengarahkannya ke Anema. Anema berjongkok menyamai tinggi Azka, dan menyuapi Anema.
"Hmm, enak manis," ucap Anema.
Sang buah hati tersenyum senang, menampilkan gigi yang rata.
Kami sudah menghabiskan 3 jam pasar pagi hanya berputar-putar di tempat yang sama. Itu bukan keinginan Anema, tapi Azka terus mengajak jalan-jalan. Karena merasa lelah, kami memutuskan untuk istirahat salah satu bangku.
Kami duduk untuk mengistirahatkan kaki sejenak setelah berkeliling, dan Azka ikut duduk sebelahku. Melihat dia sibuk memakan es krim coklat baru saja belinya, dan balon Spongebob ada tangannya, padahal balon dia beli kemarin masih ada.
Hanya pasrah karena uang habiskan untuk meluangkan waktu dengan Azka. Semenjak Anema bekerja jarang mengajak Azka jalan-jalan. Mungkin hanya membelikan makanan saat pulang.
Sambil meminum air botol melihat sekitar, menyadari meskipun sudah hampir siang, tempat ini masih ramai dengan pengunjung datang. Tanpa sengaja, mata melihat baju anak-anak dengan karakter lucu. Memikirkan Azka memakai pakaian itu, mungkin akan menambah keimutan.
"Azka, kamu duduk di sini saja ya. Mama mau ke penjualan itu dulu," kata Anema memberi tahu Azka menunjuk penjualan baju anak-anak. Azka mendengar mengerti menganggukkan kepala.
Akhirnya, Anema meninggalkan Azka sendirian tempat duduk dengan barang belanjaannya, dan mendatangi penjual baju tidak terlalu jauh dari tempat kami berada.
![](https://img.wattpad.com/cover/314260073-288-k935015.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
my children but, not my child (END)
ChickLit"pasti hamil di luar nikah" "Anak jaman sekarang udah bebas ya" "Dasar murahan, pasti dia diusir dari rumah udah bikin nama keluarga tercemar" Iya itu adalah perkataan menusuk dari beberapa ibu ibu yang di Sekolah Azka. Anema alintania adalah se...