SDR (4) "Trauma"

15 1 0
                                    

Kali ini kelasnya cukup ramai saat Hira melihat teman-temannya sedang asyik mengobrol. Hira jadi penasaran apa yang mereka bicarakan.

"Ada apa sih Sha? Seru banget kayanya." Hira menyimpan tasnya.

"Katanya sih bakalan ada anak baru yang masuk kelas kita."

"Kata siapa?"

"Kafka."

Mengingat Kafka ketua kelas, mungkin saja gosip itu memang benar. Bisa saja wali kelas mereka sudah memberitahu Kafka terlebih dahulu.

"Udah fiks bakalan masuk kelas kita?" tanya Hira.

"Kayanya sih iya Ra," jawab Shafa.

"Kapan masuknya?"

Shafa menggeleng, "Kurang tau gue, kayanya sih bukan hari soalnya tadi ini Kafka bilang apa gitu gue lupa."

"Bagus deh, biar Poppy ada temen."

"Setuju Ra, kasian dia sendiri mulu." Shafa meledek sambil tertawa.

"Gue denger loh yang kalian omongin." Poppy yang sedang memainkan ponselnya langsung membalikkan badannya. "Emangnya kalian tau murid barunya cewek atau cowok?"

"Nggak," jawab keduanya.

"Emang lo maunya cewek apa cowok Pop?" goda Hira.

"Gausah ditanya Ra, pasti dia maunya cowok," kata Shafa.

Poppy melotot tajam, "Sok tau lo!" Hira dan Shafa tertawa lepas.

"Emangnya lo gak merasa kesepian Pop duduk sendiri?" ucap Shafa.

"Sepi sih, cuma mau gimana lagi? Kelas kita kekurangan murid."

"Nah, cocokkan jadinya dengan kedatangan murid baru lo jadi gak kesepian lagi nanti."

"Iya," balas Poppy pasrah.

Shafa tersenyum membayangkan kedatangan murid baru itu, "Gue jadi gak sabar deh."

"Sama gue juga," kata Hira.

"Gue mau nanya ah ke Kafka."

"Kenapa gak lo tanya tadi sih Sha?"

"Gue tadi udah mau nanya, cuma Kafka buru-buru pergi. Tau sendirilah kalau habis berantem gimana."

Hira mengerutkan keningnya, "Berantem?"

"Ih Hira, pacar lo kan ketuanya. Masa lo gak tau, gimana sih?"

"Aezar juga?!"

"Iyalah Hira, Kafka kan termasuk Paxavior." Shafa begitu gemas. "Emangnya Raezar gak ngasih tau?"

Hira menggeleng dan akan menemui Raezar sekarang juga, namun karena bel sekolah berbunyi membuat Hira harus mengurungkan niatnya. 

*****

Raezar keluar dari kelasnya, ternyata Hira sudah menunggunya di luar sana. Cewek itu menatap Raezar dengan tatapan meminta penjelasan atas luka dalam wajahnya.

"Aku bisa jelasin," ucap Raezar. Ia pun membawa Hira ke belakang sekolah, karena tidak mau menjadi pusat perhatian orang lain.

Tanpa Hira bicara, Raezar sudah bisa menebak maksud kedatangan cewek itu ke kelasnya. Setiap pertempuran yang Paxavior lakukan sudah pasti akan menyebar ke seluruh penjuru sekolah. 

Raezar pun bukan bermaksud untuk menyembunyikan semua ini pada Hira, hanya saja Raezar menunggu waktu yang tepat. Tapi, sepertinya itu bukan solusi yang tepat, nyatanya Hira lebih dulu mengetahui semuanya.

SEDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang