SDR (5) "Murid baru"

12 2 0
                                    

Mendengar kata anak baru membuat semua orang bertanya-tanya. Bagaimana wajahnya, jenis kelaminan, dan segala macam pikiran terbayang dibenaknya.

Tadi, Kafka memberitahu jelasnya jika anak baru yang sebelumnya ia informasikan pada teman sekelasnya itu akan datang hari ini.

Kemarin malam, Kafka diberitahu bu Shinta selaku wali kelasnya untuk mempersiapkan satu kursi kosong. Tetapi Kafka tidak perlu melakukan itu, karena kursi sebelah Poppy sudah kosong dari awal.

"Pop, nanti anak baru duduknya pinggir lo ya?" ucap Kafka.

"Iya," jawab Poppy.

"Baik-baik lo sama dia!"

"Emangnya gue gak balik apa?!" sewot Poppy.

"Lo kan galak."

"Enak aja lo." Poppy mendelik, sedangkan Kafka tertawa puas.

Kafka melirik Hira, "Ra, temen lo nanti gak jomblo lagi nih duduknya."

"Bagus deh Kaf, tinggal ngilangin statusnya aja yang masih jomblo," balas Hira.

"Haha.... Susah kalau itu mah Ra."

"Enak aja! Lo juga sama jomblo," kata Poppy tidak terima. 

"Jomblo gue beda sama lo. Kalau gue banyak yang suka, gak kaya lo." Kafka mulai kurang ajar.

"Gue juga banyak yang suka." 

"Masa? Tapi, gue gak percaya. Lo galaknya minta ampun." Kafka mengucapkan itu sambil berlari ke tempat duduknya.

"Awas aja lo Kaf!" teriak Poppy.

"Cie yang mau punya temen baru," ledekan itu berasal dari belakang mejanya. "Awas aja loh sampe lupaon kita," kekehnya.

Poppy memutar bola matanya, "Lo berdua gak usah lebay. Gue gak mungkin lupa, lo berdua duduk di belakang gue."

Hira dan Shafa tertawa. Mereka tidak munafik jika ketiganya sangat menunggu kedatangan anak baru itu.

"Gue jadi deg-degan," keluh Poppy.

"Kenapa?" tanya Hira.

Poppy mencebikkan mulutnya, "Kalau cowok gimana?"

"Ya bersyukurlah dapet rezeki itu namanya," balas Shafa.

"Sialan lo Sha," ucap Poppy.

Bel masuk berbunyi. Tidak lama dari itu bu Shinta masuk dengan membawa seseorang di belakangnya. 

"Cewek Pop," bisik Hira dari belakang.

Poppy bernafas lega, sekaligus senang.

"Assalamualaikum," salam bu Shinta.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab seluruh murid.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru namanya Alesya Yachinda. Kalau kalian mau lebih kenal dengan Aleesya, boleh tanya-tanya sesudah pelajaran saya selesai," ucap bu Shinta. "Alesya sekarang kamu boleh duduk di---"

"Di sini Bu. Kebetulan pinggir saya kosong," ujar Poppy.

Bu Shinta mengangguk, "Alesya kamu boleh duduk di sana."

"Baik bu, terima kasih."

Alesya berjalan menuju bangku yang ditunjuk oleh bu Shinta. Dirinya bisa merasakan semua orang yang ada di dalam kelas sedang menatap ke arahnya.

Perasaan takut dalam pikirannya selalu ada, apa kelas ini akan menerimanya dengan baik?

Semoga.

SEDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang