Suasana ruangan yang akan menjadi tempat perkumpulan teater sangat ramai. Banyak sekali orang yang mendaftar di sana, termasuk Hira dan Alesya yang baru memasuki ruangan tersebut.
Mereka berdua memilih duduk di kusi pojok yang memang satu-satunya tempat kosong.
Alesya mengedarkan pandangannya dan tanpa sengaja matanya melihat seorang cowok yang selama ini Alesya cari. Merasa diperhatikan cowok itu menoleh.
"Alesya?" panggilnya.
Alesya terbelalak, "Fairel lo sekolah di sini juga?"
"Iya gue sekolah di sini Al."
"Setahu gue, bukannya lo sekolah di luar kota?"
Semenjak kelulusan SMP Alesya mendengar kabar bahwa Fairel tidak akan meneruskan sekolah di Jakarta, melainkan akan pindah ke luar kota. Dari situ Alesya benar-benar kehilangan kontak Fairel.
"Iya betul, tapi gak lama dari itu gue pindah lagi ke Jakarta. Bokap gue pindah tugas."
"Oh gitu, sejak kapan?"
"Setahun yang lalu," jawab Fairel. "Ya bisa dibilang status gue sama kaya lo di sini, anak baru."
Alesya tersenyum.
Kirain status kita yang sama-sama jomblo.
"Semakin bertambah temen SMP gue di sini," ucap Fairel. "Temen lo ada di sini Kesya dan Nufi, kalau Andhilla kemana?"
"Andhilla pilih SMA lain, gak jauh dari sini."
Fairel mengangguk.
"Berasa kembali ke masa SMP?" tanya Alesya saat melihat wajah Fairel.
"Iya. Waktu gue pindah ke sini juga kaya berasa SMP lagi," kata Fairel. "Walau pun gak banyak juga sih yang masuk sini, tapi setidaknya ada yang udah gue kenal."
"Gue juga merasakan hal itu," balas Alesya.
Percakapan Alesya dan Fairel harus mereka hentikan sejenak, karena pembimbingan acara teater sudah memasuki ruangan.
Seketika ruangan hening, hanya kak Dyzan selaku pembimbing teater yang bicara di depan sana.
Namun, pandangan Alesya tidak luput dari Fairel. Sesekali matanya melirik ke arah samping, Alesya masih tidak percaya bisa bertemu lagi dengan Fairel.
Perasaan senang menghiasi wajah Alesya. Tuhan memberikan kesempatan kedua untuk Alesya, dipertemukan kembali dengan Fairel. Maka dari itu, Alesya akan mempergunakan waktunya sebaik mungkin bersama Fairel.
Setelah selesai pembagian divisi, kak Dyzan memberi waktu untuk beristirahat sebelu membahas tema apa yang aka dipakai nanti.
"Ra, lo tau Fairel?" tanya Alesya.
"Tau, yang tadi ngomong sama lo kan?"
"Iya."
"Kenapa?"
"Gapapa sih, cuma mau nanya aja. Dia kelas apa?" kepo Alesya.
"IPA dua, samping kelas kita. Kenapa lo suka?" Hira terkekeh.
"Eh bukan gitu Ra, gue temen SMPnya."
"Iya-iya gue tau kok."
"Tau dari mana?" bingung Alesya. "Ah, iya. Lo kan pinggir gue tadi."
"Bukan, gue gak nguping kok. Tapi, gue emang tau karena Aezar pernah cerita kalau Fairel itu teman satu SMPnya, nah bukan berarti lo juga teman Fairel kan?" tuturnya.
Aezar.
Jika diingat sekolah ini memanggil nama Rangga yaitu Raezar. Mungkin, cukup asing ditelinga Alesya mendengar kata Aezar. Tapi, bisa saja sebutan itu adalah panggilan spesial yang Hira berikan untuk Raezar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEDARA
Teen FictionJika aku terluka, cukup kamu salurkan virus itu untuk ku, maka aku akan sembuh dari luka itu. Sebagian orang, jika salah satu kerabatnya memiliki virus pasti yang dilakukannya adalah menghindar. Namun, untuk virus yang dimiliki Rangga adalah virus...