SDR (1) "Power Ranger"

43 2 14
                                    

Cantik

Ingin rasa hati berbisik

Untuk melepas keresahan

Dirimu....

Keramaian di dalam kantin ini melebihi seperti hari biasanya. Banyak siswa-siswi yang menonton pertunjukkan anak-anak kurang kerjaan. Mereka sering dijuluki Power Ranger oleh kebanyakan orang, karena setiap personilnya memiliki nama depan dengan huruf R. Selain itu, mereka semua mempunyai kekuatan yang bisa membuat semua orang terbang melayang akibat aksinya. 

Rieyu, sifatnya yang humoris dan percaya diri membuat semua orang di sekitarnya merasa terhibur akan tingkahnya. Seperti saat ini, dia sedang menyanyikan lagu Kahitna di atas meja dan menyuruh teman-temannya untuk mengiringinya menggunakan benda apa pun yang bisa menghasilkan suara.

"Tangannya di atas semuanya!" satu tangan Rieyu memegang botol minuman bak mikrofon.

Dentuman meja yang dipukul bagaikan drum membuat Ruby si manusia yang tidak bisa mengucapkan namanya sendiri dengan sempurna alias cadel , tak kalah semangatnya dengan Rieyu. 

Tak lupa juga dengan Rocky si playboy cap badak itu sesekali memukul piring ketoprak milik pak Hasan menggunakan sendoknya, membuat sang empunya ketar-ketir melihatnya.

Hanya satu orang yang benar-benar mengiringi Rieyu menggunakan alat musik sesungguhnya yaitu gitar, siapa lagi kalau bukan Raezar. Cowok itu memang suka sekali membawa gitar ke sekolah, alasannya karena dia suka musik.

Mungkin ini alasan paling tepat untuk kaum hawa berada di kantin. Alih-alih mengisi perutnya, mereka semua hanya ingin menonton pertunjukkan Power Ranger yang di dalamnya ada seorang Raezar. 

Berbeda dengan yang lain, Reksalah personil satu-satunya yang tidak mengikuti aktivitas temannya. Dia hanya menikmati semangkuk batagor kesukaannya dengan anteng. Banyak yang bilang kalau Reksa itu jiplakan Raezar, tapi tetap saja Reksa tidak mempunyai apa yang dimiliki Raezar yaitu SEDARA. 

Cantik

Bukan ku ingin mengganggumu

Tapi apa arti merindu... selalu

Ooo....

"OMG! Raezar lihatin gue, kan jadi malu." Perempuan itu menangkup pipinya dengan kagum. 

Vanya mendelik, "Jangan geer. Raezar lihatin gue bukan lo."

"Udah deh lo berdua gak usah kepedean. Raezar gak mungkin ngelirik lo berdua," ucap Fauzi tiba-tiba. "Buka mata kalian siapa yang Raezar lihat." Fauzi mengarahkan pandangannya pada meja yang ada di depan Raezar. Lebih tepatnya tertuju pada seorang perempuan cantik. 

Lisa dan Vanya mendengus sebal atas kedatangan Fauzi. Cowok itu selalu mengacaukan kebahagiaannya. 

"Gak usah ikut campur urusan perempuan bisa?" tanya Lisa penuh penekanan.

Fauzi menggeleng, "Gak bisa."

"Nyebelin banget jadi cowok," timpal Vanya.

"Jangan gitu, kalau nanti lo jadi suka sama gue gimana?" kata Fauzi.

"Najis!"  umpat Lisa dan Vanya. 

Fauzi terkekeh, "Lagian lo berdua ngapain sih suka sama Raezar? Okean gue kali kemana-mana." Pedenya, membuat kedua perempuan itu tertawa remeh. 

"Heh, ngaca dulu sana!" ucap Lisa.

Refleks Fauzi membalikkan tubuhnya untuk bercermin yang memang sudah terpasang tepat di belakangnya. Dia mengibaskan rambutnya ke belakang.

SEDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang