SDR (23) "Reuni SMP"

8 0 0
                                    

Di balkon kamarnya Raezar memetik senar gitarnya, ia sedang mencari melodi yang pas untuk lagu buatannya. Sudah banyak juga lagu yang Raezar tulis sendiri di buku kesayangannya.

Selain pintar bermain musik, sebenarnya Raezar juga memiliki suara yang merdu untuk didengar.

Setiap kali ia bikin konser dadakan bersama teman-temannya di sekolah, beberapa kali juga Raezar menggantikan posisi Rieyu sebagai vokalis. 

Namun, setelah itu Raezar kapok tidak mau lagi nyanyi di depan umum, karena saat dirinya baru menyelesaikan satu lirik suara ricuh kaum hawa membuatnya merasa risih.

Setelah selesai dengan aktivitas, Raezar mengecek ponselnya yang sedari ia tunggu. Ya, Raezar sedang menunggu seseorang yang belum membalas pesannya.

"Kamu kemana sih Ra?"  monolognya. "Aku kangen banget sama kamu."

Akhir-akhir ini Raezar selalu memikirkan Hira dengan berbagai hal. Sudah berapa kali kekasihnya menolak untuk pulang bareng dengan berbagai alasan yang Raezar sendiri merasa aneh.

Tidak biasanya Hira seperti itu.

Telepon Raezar selelau ditolak. Pernah Raezar mendatangi rumah Hira, tetapi kekasihnya itu sedang tidak ada di rumah, selalu. 

Ia hanya bisa menemui Hira di sekolah saja dan saat Raezar bertanya jawaban Hira seperti biasa banyak alasan dan tidak masuk akal.

Sesekali Hira membalas pesannya saat larut malam, setelah itu menghilang lagi.

Intinya Hira selalu mementingkan teaternya. Mau bagaimana pun Raezar harus mengerti keadaan Hira, mungkin cewek itu memang tidak mau diganggu karena sibuk.

Ting!

Raezar langsung membuka aplikasi WhatsAPP nya saat sebuah pesan masuk ke ponselnya. Tapi harapannya pupus, ternyata pesan itu Rieyu bukan Hira.

Rieyu

Besok reuni SMP kalau lo lupa. Pintu masuk selalu terbuka untuk lo. 

Raezar

Gue inget.

Rieyu

Jadi?

Raezar

Gatau.

Raezar merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan segala pikiran yang menumpuk dibenaknya. Matanya melirik ke arah lemari kaca, di sana ada sebuah bola futsal yang membuat Raezar selalu teringat kejadian beberapa tahun lalu.

"Semoga keputusan yang gue ambil untuk besok tepat," gumamnya.

Sebelum ponselnya disimpan kembali di nakas, Raezar menyempatkan sekali lagi untuk mengecek room chat nya.

Apakah Hira sudah membalasnya apa belum? Walau sebenarnya ia tau kalau Hira belum juga membalasnya karena tidak ada notif yang muncul di handphone nya.

Daripada pusing memikirkan hal tersebut, lebih baik Raezar tidur. Akan ia tanyakan pada Hira besok pagi di sekolah.

Setelah matanya terpejam dengan nafas yang mendenkur halus, tanpa diketahui Raezar ponselnya berbunyi menampilkan sebuah notif.

Hira

Maaf Aezar, HP aku mati. Ini baru di charger.

*****

Salah satu rumah besar di kawasan Jakarta Selatan menjadi tempat acara reuni SMP diadakan. Ruangan itu disulap seperti ballroom mewah.

Rumah itu milik Gama dan dia lah yang mengundang seluruh angkatannya untuk datang ke rumahnya. Sebagai tuan rumah di pun menyambutnya dengan baik.

SEDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang