Alesya menaiki tangga sekolahnya. Pandangan yang pertama ia lihat di atas sana adalah Izam dan Hira yang saling berbincang.
Bukannya mereka udah putus?
Ucapan Kesya kemarin seketika terlintas dalam benaknya. Alesya jadi tidak bisa berpikir positif. Dengan cepat dirinya membuang pikiran buruk itu dan segera memasuki kelasnya agar terhindar dari mara bahaya.
"Mereka cuma ngobrol biasa kan?" tanyanya pada diri sendiri.
Tidak tahu kenapa Alesya jadi takut ucapan Kesya kemarin itu benar. Lebih tepatnya Alesya tidak mau kalau Hira dan Raezar putus, sebab menurutnya mereka berdua itu sudah sangat cocok.
Jangan-jangan mereka udah putus beneran lagi?
Alesya merengek, tidak mau hal itu terjadi.
"Al, lo bawa toge yang kemarin kita tanam kan?" tanya Poppy.
Alesya terbelalak, "Gue lupa."
Wajah Poppy seketika memerah, "Lo tuh gimana sih Al?! Ini kan, pelajarannya. Sekarang kita harus ngumpulin tugas itu, kenapa gak lo bawa?!" teriak Poppy membuat satu kelas mengarah padanya,
Ini kedua kalinya Poppy marah-marah. Tidak begitu kaget bagi Alesya, hanya saja kecewa. Kenapa Poppy harus semarah ini? Kan bisa bicara baik-baik. Walau ia tahu ini kesalahan Alesya.
Hira dan Shafa yang dibelakang pun menatap was-was keduanya.
"Maaf Pop, nanti gue bilang sama Ibu kalau togenya ketinggalan," kata Alesya merasa bersalah.
"Kalau nilainya dikurangi gimana? Udah susah-susah buat begituan malah ketinggalan," Poppy mendelik.
"Maaf."
Hira mengelus punggung Alesya, begitu pun Shafa mencoba menenangkan Poppy.
"Udah lo berdua tenang dulu deh," ucap Hira. "Nanti lo berdua coba omongin sama Bu Tami, dia juga kayanya gak akan marah."
"Bukan gak marahnya Hira, tapi usaha gue buat nanem toge itu gimana? Berapa kali gagal, terus berhasil malah gak di bawa!"
Usaha gue juga.
Hira mengatupkan mulutnya. Kalau dilayani terus Poppy gak akan berhenti mengoceh, lebih baik Hira diam.
Alesya menarik nafasnya, mencoba memejamkan matanya dengan tangan memegang keningnya. Alesya jadi tidak enak jika ada masalah dengan lawan satu bangkunya.
Ia juga merasa tidak nyaman dengan tingkah laku Poppy yang seperti ini. Sebentar lagi juga cewek itu akan kembali membaik, tanpa harus meminta maaf pada Alesya.
Itu yang membuat Alesya sebal, tapi ya mau gimana lagi? Di luar sifatnya yang sering marah, Poppy itu sebenarnya baik hati. Alesya bisa merasakan itu.
Jika teman satu kelasnya kuat pada Poppy, kenapa dirinya tidak bisa? Ah, mungkin saja Alesya terlalu baper. Kalau begitu ALesya harus kuat menghadapi manusia seperti Poppy sampai lulus nanti.
*****
Raezar memetik gitarnya di kelas, di saat semua orang pergi ke kantin. Tiba-tiba Reksa, Rieyu, Rocky, dan Ruby datang menghampirinya dengan membawa beberapa makanan.
"Buat lo," ucap semuanya menyimpan seluruh makanan di atas meja Raezar.
"Gue bukan monster yang bisa makan sebanyak ini," jawab Raezar ketus.
"Ih lo tuh harus makan banyak Zar," balas Rocky. "Gue gak lo mati kelaparan."
"Gue gak laper."
"Tapi lo harus makan, gue gak mau tau!" Ruby melotot pada Raezar, tapi tatapan itu sama sekali tidak berpengaruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEDARA
Teen FictionJika aku terluka, cukup kamu salurkan virus itu untuk ku, maka aku akan sembuh dari luka itu. Sebagian orang, jika salah satu kerabatnya memiliki virus pasti yang dilakukannya adalah menghindar. Namun, untuk virus yang dimiliki Rangga adalah virus...