Dua hari telah berlalu, sedikit rasa gelisah di batin Nesha, tidak ada pergerakan darinya ataupun suaminya. Kemarin, Nesha meminta tolong untuk memberikan makanan pada Nura. Namun, harapannya adalah suaminya menceritakan hal yang terjadi saat ia mengantar makanan itu, tetapi.. respon Umar biasa saja. Seolah, tidak ada yang terjadi.Saat sarapan, Nesha memberanikan diri membahas perihal mengantar makanan.
"Ramah gak, Yah?" Tanya Nesha.
Umar yang sedang menyantap sarapan pun mengernyitkan dahinya."Siapa?" Tanya Umar.
"Itu tetangga depan rumah" jawab Nesha. Umar mengangguk.. Nesha terperanjat, ia tersenyum.
"Cantik?" Tanya Nesha.
"Cantik? Ayah ketemu sama Ivan, kamu juga tahu kan? Pak Ivan, yang-," raut wajah Nesha menjadi layu.
"Kenapa?" Tanya Umar.
"Enggak..." jawab Nesha kemudian melengos menjauh mengambilkan Umar minum.
"Kok kamu suruh aku lihat istri orang sih?" Tanya Umar bingung.
"Lho, mereka belum menikah kok. Istri dari mana?" Tanya Nesha.
"Terus mereka pacaran? Serumah? Astagfirullah!" Ucap Umar sambil menggelengkan kepalanya.
Nesha hanya terdiam. Ia tak ingin mengatakan apa-apa lagi, ia mulai menyerah. Hingga pagi itu terdengar suara bel rumah.
"Udah biar Ayah yang buka" ucap Umar sambil bergegas membuka pintu rumah. Nesha mengekor di belakang Umar. Melihat siapa yang datang, Nesha kembali bersemangat. Ini saat-saat yang ia tunggu.
"Permisi...?" Panggil Nura dari luar.
"Tunggu sebentar.." sahut Umar dari dalam.
Umar membuka pintunya, ia melihat punggung seorang wanita. Dengan nada ramah dan lemah lembut, Umar bertanya.
"Ya...?" Ucapnya.
Nura berbalik, ia memegang nampan milik Nesha, Nura mengisinya dengan makanan juga. Namun alangkah terkejutnya Nura ketika melihat siapa yang ada di depannya. apa yang ia pegang hampir lolos, tangannya mendadak dingin dan lemah, namun ia harus sadarkan dirinya. Ia meremas nampan itu kuat-kuat, menahan hati yang tersayat setelah berpikir inikah kehidupan yang dia jalani.
Umar pun demikian, ia pun terkejut dengan apa yang ia lihat pagi ini. Rasa sakit tertusuk di jantungnya. Rasa tak nyaman di hatinya. Wanita di depannya tumbuh dewasa, tentu tiada yang berubah ia masih cantik dan sangat tenang.
Wanita cantik, dengan rambut hitam panjang yang tergerai indah, senyumannya terputus berganti dengan raut wajah yang sama terkejutnya.
"Oh! Saya mau kembalikan ini" ucap Nura gugup. Peran Nesha pun akhirnya tiba, ia datang dari arah belakang suaminya.
"Eh, Iya.. lho kok ada isinya?" Tanya Nesha dengan senyuman ramah. Nura menjadi kikuk.
"I-iya, oleh-oleh mbak. Makasih makanannya, saya sudah memakannya." Jawab Nura. Nesha dengan ramah meraih tangan Nura.
"Masuk yuk, ngobrol nya di dalam.."
"Oh iya, ini suami saya.. aku kira kamu tuh ketemu sama ini lho, tetangga baru kita Yah.." ucap Nesha. ucapan yang lembut itu seakan terdengar perih sekali di hati. Nura bertahan, ia harus bertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH ADA CINTA
Aktuelle LiteraturNama itu masih terukir di hatinya masing-masing, hanya saja jalan mereka berbeda.. namun, sepasang tangan menarik seorang wanita dimasalalu untuk meneruskan cintanya yang akan berhenti karena waktu yang sudah di tentukan oleh sang pemilik sebenarnya.