Apa salah jika aku menginginkan seseorang untuk menggantikan aku kala aku tiada. Aku tidak bermaksud mendahului ketentuannya, atau takdirnya.. hanya saja aku takut, suamiku, cintaku, kehidupanku, putra dan putriku kehilangan sosok wanita yang berperan penting dalam kehidupan mereka. Aku menginginkan seseorang itu, yang benar-benar aku percayai.Apa aku egois dengan keinginanku, hingga saat aku memilih wanita itu, suamiku malah tidak mau berjuang mendapatkannya. Aku tahu, dia sedang menjaga perasaanku.. rasanya itu tidak perlu, selama ini dia sudah menjaga perasaanku, malah aku yang mengorek lukanya, mempertemukan dia dengan seseorang di masalalunya, dia masih mencintainya? Tentu aku tahu. Dia tidak pernah menjawab jika aku bertanya "Apakah mantan abang cantik?" Dia hanya tersenyum, namun tak menjawab dengan serius. Dia menutupi untuk menjaga perasaanku. Lalu, aku kembali bertanya. "Apa mantan abang shaleha?" Umar hanya menarik napasnya tanpa menjawab apapun. Kemudian, aku kembali bertanya. "Apa abang masih mencintainya?" Pertanyaan yang memang tak pantas diajukan mengingat, ada aku Disampingnya, lagi-lagi.. jawaban tak pernah keluar dari mulutnya sampai suatu ketika, aku tanya kembali. Seolah aku tak tahu bahwa Nura adalah mantan kekasih suaminya, dia memberi jawaban.
"Tetangga baru kita cantik ya?"
Bola matanya turun, seakan menahan jawaban iya, namun aku senang dia memberi tanggapan."Di mata ku, ada kamu.." hanya itu. Aku berpikir, ya.. saat ini aku memang ada dalam pandangannya. Namun, keterkejutan saat bertemu dengan wanita itu tak bisa dia sembunyikan. Aku suka melihat wajahnya itu, terlihat lucu.
Aku tahu, Umar memiliki ribuan prasangka kepada Nura, namun aku dia bertahan untuk tidak mengeluarkannya. Kenyataan bahwa ada Ivan di sisi Nura, pasti membuatnya pun terkejut, apalagi status mereka yang pada saat itu tidak memiliki status, namun Umar mengira mereka tinggal satu atap! Bagiku, ke khawatiran Umar itu lucu, jika di ingat lagi, tidak biasanya ia sering menonton tv sampai larut malam, dan meminta aku menemaninya. Namun, saat mendengar suara mobil Ivan datang, suara pintu Nura menutup pintu dan suara mobil itu pergi lagi, Umar terlihat seperti melepas sebuah kelegaan. Aku tidak sakit hati, aku memperhatikan hal itu dengan senang, setidaknya niatku untuk menyatukan Umar dan Nura tidak ada penolakan di hati Umar. Walaupun, dalam lisan dia menolak, tapi dalam hati ada tempat khusus untuk Nura.
Apakah aku seikhlas itu?
Ya, aku ikhlas.. jawaban mengapa Umar meninggalkan Nura tentu membebani diriku, nyatanya aku penyebabnya. Walaupun Umar menjelaskan, aku adalah pilihannya. Senang sekali bisa di pilih oleh pria shaleh seperti Umar, namun dia pun meninggalkan wanita baik hati untukku, bahkan perjuangan Nura selama ini yang menunggu sangat pantas di apresiasi. Aku ingin memberikan apa yang seharusnya menjadi milik Nura, aku ingin mengembalikan inti kebahagiaan Nura. Mereka sama-sama memiliki patahan Puzzle di hati mereka, maka dari itu mereka harus menyatukan Puzzle kerinduan itu.Semakin dekat dengan Nura, aku bisa tahu.. Nura memancarkan ketulusan, kecantikan yang di balut oleh atittude yang baik, amarah yang sama sekali tidak selalu ia ledakan, ia mampu mengontrol dirinya, sekalipun aku pernah membuat masalah dengannya, dia hanya berkata "Mbak, aku tidak ingin membuat Mbak sedih dengan sebuah kenyataan.." dia masih menjaga perasaanku. Beruntung aku tahu semuanya berkat Latifah, jika tidak mungkin aku akan mencari tahu apa arti kata yang dia katakan. Nura, semakin sayang dan semakin penuh kepercayaan serta kekagumanku padamu.
Namun, setelah mengatakan niatku kepada Nura, Ibu mertuaku berkata hal yang sama percis suamiku.
"Nura pantas bahagia, walau tidak dengan Umar." Aku semakin down. Belum lagi, kakak iparku yang menyebalkan mengatakan bahwa, "Nura mendapatkan Umar, memang benar! Tetapi dia mendapatkan bonus dengan ke empat Crew cild"Apa itu akan merepotkan Nura? Aku berharap tidak, sebab kelihatannya Nura menyayangi Anak-anakku, dia tidak ketus kepada Mahira yang sering datang ke rumahnya untuk bertanya atau sekedar bermain. Anak kelas 3SD itu menyukai Nura karena dia baik hati dan juga penyayang, Mahira sering bercerita tentang Nura.
Nura, dia tidak hanya membuat suamiku jatuh cinta di masalalu, namun dia pun membuatku jatuh cinta dengan sikapnya, manisnya, bahkan aku sangat menginginkannya, rasanya aku akan tenang sekalipun aku di panggil oleh pemilikku.
Aku ingin dia, menjadi ibu dari anak-anakku, hanya itu yang aku mau. Melihat keseharian Nura yang rutin dan tepat waktu membuat aku semakin bangga padanya. Bisa-bisanya Umar melepas berlian itu.
Namun kini aku sudah ikhlaskan, Nura. Aku akan mengatakan hal sebenarnya, tujuanku sebenarnya pada Nura, tidak akan aku sembunyikan sama sekali. Nura tentu harus tahu alasan mengapa aku mengatakan tentang masalalunya pada Ivan, harapannya memang kejam.. Ivan bisa berbaik hati untuk merelakan Nura, Nura membutuhkan Umar, dan Umar membutuhkan Nura saat aku tiada nanti. Aku akan mengatakan semuanya, bahkan mengapa aku bersikeras agar Nura dan Umar, Nura harus tahu waktuku tak lama lagi.
Jika dia tetap menolak, tak apa.. aku hanya bisa menitipkan cintaku dan anak-anakku pada yang maha pemilik, sang maha pencipta. Inilah akhir harapan itu, walaupun doa yang terbaik untuk Nura tetap aku panjatkan. Walaupun aku berdoa dengan sedikit memaksa kepada Tuhanku, agar Umar dan Nura berjodoh.
Jika nanti aku mati, di akhirat kelak aku akan bertemu dengan Umar, dan Umar akan bertemu pula dengan Nura, kami akan berkumpul di surga penuh dengan kebahagiaan.
——
Mengikhlaskan
Level tertinggi dalam sebuah cinta itu bukan memiliki dan menggenggam cinta itu sendiri, bukan pula melenyapkan sebuah nama yang sudah terpahat di hati. Tetapi, level tertinggi dalam sebuah percintaan adalah, mengikhlaskan sesuatu yang tidak bisa kita miliki dengan lapang dada, sekalipun tidak bersama namun mengikat sampai ke langit.
Pernah suatu ketika, seorang wanita kembali bertemu dengan cinta lamanya. Mereka saling bertemu, membahas masalalu yang cukup berkesan, namun tidak ada sama sekali cinta dalam pertemuan mereka. Mereka sudah mengubur harapan kebersamaan nya. Mereka sudah mengikhlaskan satu sama lainnya, kehidupan dan tujuan sudah berubah, dia dengan oranglain dan dirinya dengan orang lain, mereka hidup berbahagia dengan keluarganya masing-masing. Bertemu tidak untuk kembali menjalin, tetapi bertemu untuk sekedar menyapa dan melihat tanpa cinta yang semula bersama, mereka mampu membangun kebahagiaan dalam keluarganya masing-masing.
Bukankah kisah itu sangatlah manis? Sangat-sangat manis, sangat-sangat di luar dugaan, dimana mengingat setiap kenangan itu tidaklah perih sama sekali, mereka mengubur dalam sebuah cinta, berganti dengan sebuah kepedulian yang tentunya masih berbatas. (Next story)
:: Sefruit kisah nyata yang aku rasa sih manis aja gitu 😁 jarang banget kan, ketemuan sama orang lama kalau gak balikan ya melakukan hal-hal yang tidak-tidak, tetapi kisah di atas itu bener-bener Real, ikhlas cinta sesungguhnya 🥺 bikin terharu banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH ADA CINTA
General FictionNama itu masih terukir di hatinya masing-masing, hanya saja jalan mereka berbeda.. namun, sepasang tangan menarik seorang wanita dimasalalu untuk meneruskan cintanya yang akan berhenti karena waktu yang sudah di tentukan oleh sang pemilik sebenarnya.