9. Memilih ku memiliki mu

39 11 0
                                    



Pagi hari yang indah. Nura tersenyum, paginya tidak melihat hal yang menyesakkan. Kini saat ia membuka jendela, pemandangan gedung apartement di depannya lah yang terlihat. Tidak apa-apa, aman sekali baginya. Jika di rumah, ia melihat balkon kamar dan terlihat tirai rumah depan pun terbuka, terlihat seorang pria dengan baju koko dan sarung, ya pemandangan itu pemandangan suami orang yang terlihat tampan dengan baju koko.

Nura menarik napas dalam-dalam, ia menepis bayangan itu. Ia bergegas mandi. Memang tidak ada hal yang menyibukan, ia hanya ingin mendapatkan kesegaran saja. Usai mandi, ia pun menyiapkan sarapan. Ia berjalan menuju kitchen, dan membuat sarapan yang tidak istimewa, hanya dua telur mata sapi yang ia beri garam dan merica. Lalu ia merebus brokoli untuk teman telurnya. Sarapan itu saja membuat Nura tersenyum.

Bel apartement nya berbunyi. Nura bergegas membukanya, siapa tahu paket datang. Saat melihat dari lubang pintu, tidak ada yang terlihat. Ia pun membuka pintu dan ternyata.

"Pagi sayang..?" Sapa Ivan yang ada di depan matanya. Nura tersenyum, Nura melompat dan memeluk Ivan.

"Aaaaah!! Seriusan kamu datang, aku kira bohong aja mau datang hari ini" jawab Nura yang masih dalam pelukan Ivan. Ivan meresapi pelukan itu. Ia sangat-sangat senang dirindukan sedalam ini oleh wanita yang ia cintai.

Ivan melonggarkan pelukannya, ditatapnya wanita yang akan ia ikat dalam pertunangan itu. Tatapan Ivan begitu dalam, hingga terasa sampai kedalam sanubari Nura. Tatapan ketulusan yang jelas terlihat dan terasa bagi Nura.

"Kamu gak main-main kan dengan ucapan kamu kemarin? Seriusan.. kamu udah siap untuk dimiliki oleh aku, Ra?" Mata yang menatap Nura kini mulai berkaca-kaca. Dibelailah wajah tampan Ivan, Nura tersenyum. Ia menelusuri wajah itu dengan tangan lentiknya sambil mengelus dengan jempol tangannya.

"Pernah kah aku sedekat ini, sama kamu?" Tanya Nura. Ivan akhirnya meneteskan air matanya. Ia menggeleng halus kepalanya. Jempol tangan Nura kini berada di bibir Ivan. Ia menatapi ke arah sana, jantung Nura berdebar, hingga pada akhirnya. Ivan mengecup Nura, bukan bibir yang menjadi sasaran utama Ivan, melainkan kening Nura.

Nura memejamkan matanya kala bibir itu bersentuhan dengan bagian atas wajahnya. Rasanya menembus hingga ke jantung. Ivan mengecup dengan penuh perasaan. Air mata pun turun, Nura menangis.

Ivan kini sudah menembus dinding kokoh yang di buat Nura. Nura memeluk Ivan, seraya berkata.
"Aku siap dimiliki, kamu..." ucap Nura lirih. Ivan mendekap erat Nura, ia mengelus puncak kepala Nura.

"Makasih sayang, terima kasih sudah memilihku untuk memilikimu" ujar Ivan. Mereka berpelukan, sampai keduanya sama-sama merasa tenang.

Hari itu, adalah hari spesial. Ivan seharian berada di apartement Nura. Mereka memasak makanan, kemudian setelah itu menghabiskan siang harinya dengan menonton film, sampai Nura tertidur di pangkuan Ivan. Walaupun mereka sering menghabiskan waktu bersama, tetapi kini rasanya berbeda. Jika di belai kini Nura tidak menolak, biasanya ia selalu menghindari Ivan atau tiba-tiba berubah jadi singa betina yang malah marah-marah. Akhir-akhir ini memang Nura lebih tenang, lebih bisa mendekat pada Ivan. Apa karena mereka kini tinggal berdekatan? Ntahlah.. yang jelas Ivan senang dengan lebih terbukanya Nura.

Nura yang tadi tidur terbangun, ia menggosok matanya.
"Aku malah tidur, kamu disini.." ucap Nura seraya bersandar di bahu Ivan. Ivan membelai rambut Nura.

"Gak apa-apa, cape kali ya nahan rindu lama banget" Nura mengeryitkan matanya.

"Gak kebalik tuh?" Tanya Nura sambil menggoda Ivan. Nura tersenyum, begitupun Ivan.

"Aku mah jangan di tanya! Kangen terus, dari buka mata sampe nutup mata aku kangen terus sama kamu" jawab Ivan.

"Cih! Mulai kalau udah gombal" jawab Nura seraya bangkit dan berdiri. Dengan sigap Ivan menahan tangan Nura.

MASIH ADA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang