Nura berniat jogging pagi ini, berkeliling komplek perumahannya, dan bersosialisasi. Rambutnya di ikat tak lupa ia mengenakan topi berwarna merah muda. Pakaiannya sopan, ia tidak ingin menjadi bahan pergunjingan selaku warga baru.Usai menutup gerbang, ia berpapasan dengan Umar yang sedang membuka mobilnya terlihat Umar membawa beberapa map di tangannya. Umar bertemu pandang dengan Nura, begitupun dengan Nura, namun tatapan Nura nyatanya sangat tidak bersahabat. Ia berlalu begitu saja, berlari entah kemana.
Nesha sedang asik menggoreng telur untuk sarapan anak-anaknya. Mahira turut membantu membawakan piring untuk di tata di meja makan. Nesha sangat senang dengan perhatian putrinya itu. Mahira memang masih sekolah dasar, namun ia sangat senang membantu ibunya.
Umar membangunkan putranya, khalid, dia harus mandi, begitupula dengan Yusuf. Umar membangunkan kedua putranya itu dengan sangat lembut. Keluarga itu sangatlah sibuk di pagi harinya. Namun Umar senang, sedikitnya ia bisa membantu Nesha, walau hanya untuk memandikan jagoannya, itu sudah menjadi tugas Umar sehari-hari di rumah.
"Ayo dong, Khal.. Ayah kan juga mau kerja, kita mandi sama-sama gimana?" Tanya Umar yang jago membujuk putranya. Khalid pun bersemangat, berbeda dengan Yusuf yang memang selalu bersemangat tiap kali mandi.
"Ayooo, anak-anak!! Cepet mandinya, sarapan udah ibu siapkan lho.." ucap Nesha.
Khalid dan Yusuf bersahut.
"Iya bu..." teriaknya. Umar hanya tersenyum jebakan mandi bersama sudah terlaksana, khalid yang protes malah berkata.
"Ayah nakal!" Ujarnya. Umar hanya tersenyum. Betapa lucunya kedua jagoannya ini. Mereka mau saja di bujuk, padahal mereka pasti tahu, Umar selalu bangun subuh dan mandi segera.Sebuah kegiatan rutin di keluarga Umar yang sangat sibuk di pagi hari, sedangkan Nura, sejak bangun ia langsung mandi, dan juga menyiapkan jus untuk diminumnya. Nura sangatlah menjaga kesehatannya dengan baik. Walaupun baginya kini usianya sudah hampir menua, hampir memasuki kepala tiga, ia harus tetap menjadi anak muda yang sangat bahagia, sekalipun di depan rumahnya ada mantan terindah berserta keluarganya yang berbahagia.
Ponsel Nura tak ia bawa, ia fokus berjogging, ia bertemu dengan pak RT dan juga bu RT kemudian ibu-ibu yang sering bertanya bagaimana ia bisa menjaga tubuhnya yang sangat indah. Sembari bersosialisasi ia pun memberikan tips sehatnya kepada ibu-ibu. Semua menerima Nura dengan baik, sekalipun sebenarnya Nura tidak pandai bersosialisasi, namun Ivan selalu mengatakan, jangan diam di rumah terus, Nura harus bertetangga dengan yang lain.
Mengingat Ivan, bu RT bertanya.
"Jadi kapan nih ada undangannya?" Tanya bu RT.Nura hanya tersenyum, melihat ibu-ibu heboh itu terlihat antusias, apalagi Ivan memang banyak di gandrungi karena kepintarannya bercanda dan berbaur dengan orang-orang sekitar, semua bertanya kemana Ivan.
"Ivan sedang keluar kota buibu..."
"Jadi, jarang lihat ya..? Saya juga kangen bu.." ucap Nura sambil tersenyum. Ibu-ibu bersorak, mereka menggoda Nura."Iya makanya cepetan ya, kita doain yang terbaik pokoknya" ucap Bu RT dan yang lainnya. Nura mengangguk saja.
Melihat jam menunjukan pukul 7 pagi, Nura bergegas pulang. Memang dia sedang tidak sibuk tapi sudah cukup satu jam berjogging untuk hari ini. Nura pun berlari kembali menuju ke rumahnya, dan lagi-lagi ia berpapasan dengan Nesha yang sedang menyetop tukang sayur keliling.
"Ra...?" Panggilnya.
Nura mengangguk, ia pun menyapa.
"Mbak.." ucapnya.Nesha memanggilnya.
"Sarapan bareng yuk"
"Mbak sudah masak banyak, yuk..." ajak Nesha."Eng-, Enggak mbak. Aku gak biasa makan pagi" ucap Nura. Nesha mengangguk. Ia menggandeng Nura membawa ia kerumahnya.
"Sekali-kali gak apa kan, makan pagi?" Tanya Nesha lagi. Nura hendak menolak, namun Nesha seakan memaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH ADA CINTA
General FictionNama itu masih terukir di hatinya masing-masing, hanya saja jalan mereka berbeda.. namun, sepasang tangan menarik seorang wanita dimasalalu untuk meneruskan cintanya yang akan berhenti karena waktu yang sudah di tentukan oleh sang pemilik sebenarnya.