#Bandung hari keempat pt;2.
•ㅡ•ㅡ•ㅡ•
"BISA cerita?"
Renjun ngasih kesempatan Ryujin buat tenang dulu selama sekitar lima belas menit.
Ryujin ngangguk. "Mereka.. m-mereka mau perkosa gue." Air matanya jatoh.
Renjun? Jelas kaget lah, matanya bulat sempurna dan menganga lebar.
"Gue berusaha kabur, tapi mereka nahan gue. Dan sampai mau dorong gue, kayak yang lo liat tadi."
Renjun bungkam, dia bingung harus berbuat apa sekarang.
Ryujin natap Renjun yang duduk di samping kirinya. "Makasih, yah, lo sama Jaemin udah nolongin gue. Gue gak tau kalo gak ada kalian, gue bakal kayak gimana." Ryujin beralih menatap langit.
"Mungkin gue sekarang lagi nyesel, dan pengen mengahiri hidup gue."
"Lo kuat, Ryu, lo bukan orang yang kayak gitu." Renjun buka suara.
Ryujin tersenyum kecut. "Manusia itu sifatnya bisa berubah kapan pun, Jun. Belum tentu gue yang sekarang akan sama kayak gue di masa depan."
Renjun melirik ke arah Ryujin, lalu ngangguk.
"Lo kenal mereka?"
Ryujin ngangguk. "Dulu mereka sempat mau memperkosa Yeji, Kakak gue. Tapi untungnya gak sempat karena kepergok warga. Yeji depresi berat. Dari kejadian itu gue tau mereka."
Renjun cukup terkejut, yang bener aja, di desa loh ini? Dia kira kehidupan di sini tuh tenang, gak kayak di kota, ternyata sama aja.
"Waktu kapan?"
Ryujin terelihat mikir. "Lima tahun yang lalu, waktu gue sama Yeji masih SMP. Dan Yeji kelas tiga SMP."
"Gak di penjarain?"
"Mereka gak pernah berulah lagi. Mungkin, menurut pengetahuan orang-orang. Ternyata masih aja."
"Lo jaga diri yah, jangan jalan sendiri."
Ryujin ngangguk. "Thanks, ya."
•
•
•
"Astagfirullah, gak Junkyu gak Sunwoo sama aja ternyata, disuruh ke warung lamanya subhanallah banget, ya Allah." Jihoon depresot.
"Ntar-ntar jan suruh mereka lagi." Saran Haechan.
"Abis pada ga mau si, gue kan cape abis masak."
"Yakali, Junkyu disuruh ke warung berangkatnya siang pulangnya malem." Felix ketawa, dan langsung di tabok Junkyu yang tiduran di sebelah Felix yang duduk.
"Padahal katanya mager."
Bug
Bantal melayang ke muka Felix dengan keras.
"Assalamualaikum." Sunwoo dateng.
"Waalaikumsalam."
"Lu ye ke warung mane lu?!! HAH?!! Lama bener. Ke jakarta lu?!!" Omel Jihoon langsung menyeruput kantong plastik yang dibawa Sunwoo.
"Elah ngomel mulu lu! Cepet tua lu!" Bales Sunwoo.
Jihoon langsung jalan ke dapur.
"Lama-lama tu anak kek Renjun, ngomel mulu." Sunwoo duduk disamping Felix.
"Gue kasih tau Renjun nih, Sun." Ancam Yoshi.
"Eee jangan dong."
•
•
•
Jeno lagi jalan sekitaran villa buat nyari udara segar. Mau foto-foto pemandangan juga.
Pandangan nya tertuju pada cewek yang dikejar sama dua cowok mengarah ke arah dia.
"Kang bantuin, kang." Si cewek panik langsung ngumpet dibelakang Jeno.
"Sini lo, bayar gak!!"
Jeno mengerutkan keningnya. "Bentar ya, pak." Dia berbalik. "Lo cewek yang kemaren, kan?" Tanyanya ke cewek di belakangnya.
Si cewek ngangguk. "Bantu saya, kang."
Jeno berbalik lagi. "Hutangnya berapa si?" Tanya Jeno santuy.
"Dua juta."
Kirain berapa banyak, pikir Jeno.
"Ntar saya ngambil duitnya dulu." Jeno menggandeng cewek tadi buat masuk ke kawasan villa nya.
"Akang-akang duduk dulu ya, saya ke dalem dulu nih. Ayo." Jeno ngebawa si cewek ke dalem vila.
"Akang seriusan?"
Jeno ngangguk. "Ntar lu ganti ya tapi. Gue ngambil duitnya dulu, lo tunggu disini." Cewek itu ngangguk, Jeno langsung lari ke kamarnya.
Gak lama dia balik lagi bawa amplop di tangannya.
"Ayo keluar."
Cewek itu ngikutin Jeno buat keluar.
"Nih kang, dua juta silahkan dihitung." Jeno ngasih amplopnya.
Salah satu dari dua orang itu ngitung jumlah duitnya. "Oke pas, hutang kamu lunas." Dua orang itu langsung pergi dari kawasan villa.
Si cewek menghebus napas lega. "Makasih, kang, saya akan ganti sedikit demi sedikit, ya."
Jeno ngangguk. "Siapa nama lo? Gue lupa."
"Karina."
Jeno ngangguk. "Jeno."
"Saya pamit ya, kang."
"Eee bentar." Jeno megang tangan karina.
"Bisa temenin gue keliling gak? Kalo gue sendiri takut nyasar." Jeno nyengir.
Karina senyum lalu ngangguk. "Ayo, kang."
•
•
•
"Abis dari mana lu, Na."
Baru Jaemin dateng Renjun langsung mengintrogasi.
"Jalan-jalan lah, yakali gue di rumah aja." Jawab Jaemin.
"Nyasar aja ntar!" Marah Renjun.
"Enggak kan nyatanya? Udah gue bakal pulang kok. Kalo pun nyasar gue pasti nelpon salah satu dari kita." Jelas Jaemin.
Renjun menghela napas kasar. "Serah lu deh, Na."
Jaemin nyengir lalu jalan menuju kamarnya.
Gitulah Renjun, pasti marahin dia kalo gak izin.
"Marah aja lu, Jun." Haechan baru nongol abis ngebo dari tadi siang ampe udah sore.
"Diem deh, lagi gak mood buat gelut."
"Ihh yang mau gelut siape?" Haechan duduk di samping Renjun. "Gue mau ikut nonton."
Renjun memasang wajah kesal.
•••
Jangan lupa pencet bintang ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days in Bandung | 00-01L
FanfictionKeseruan sepuluh remaja yang ingin menelusuri kota Bandung dan mencari keindahannya, tapi malah terjatuh ke dalamnya. ❝Lo salah satu dari banyaknya alasan gue menyukai kota Bandung.❞ Start: 01 Juni 2023. End: - © daffodilyz 2023, 8th story.