#Bandung hari kedua puluh tiga pt;2.
•ㅡ•ㅡ•ㅡ•
"Kang, kita mau kemana si?"
"Mau naik kapal ga? Kita ke tengah laut yuk." Felix menarik tangan Yiren.
"Takut ah."
"Kok takut? Kan ada aku." Felix tersenyum dengan senyum andalannya yang siapa aja ngeliat keknya bakal meleyot.
"Takut sama laut."
"Aku jagain kamu kok." Felix berusaha meyakinkan Yiren.
"Iya-iya deh." Pasrah Yiren.
Felix menarik tangan Yiren lagi, namun kali ini Yiren menahannya.
"Kang, itu bukannya Karina sama Jeno ya?" Felix mengikuti arah tunjuk Yiren.
Felix menyipitkan matanya untuk meliat jelas, iya, itu Jeno sama Karina, ngapain mereka berduaan? Gila mudah goyah banget si Jeno.
"Iya Jeno sama Karina, tapi ya udah si ga usah diurusin. Lebih baik kita ke kapal sekarang."
Yiren jalan ditarik Felix, matanya masih melihat ke arah Karina berada, sahabatnya itu terlihat seperti dulu, sebelum semuanya berubah. Semoga Karina dan Lia benar-benar tulus dan merasa bersalah sama kelakuan mereka.
"Seru, kan?" Tanya Felix, saat mereka sudah di kapal.
Yiren mengangguk setuju, ini ga separah yang dia bayangkan, nyatanya mereka aman-aman aja sekarang.
Dikiranya bakal oleng terus nyemplung kali ya.
"Udah ku bilang, aku bakal ngelindungin kamu!" Bangga Felix.
Yiren terkekeh. "Lucu banget pake aku kamu."
"Tapi aku serius, Ren, kita pacaran, kan?" Felix mode serius.
Yiren menghadap ke arah Felix lalu menghadap ke arah lain. "Menurut akang?"
Felix terlihat bingung, jawaban cewek emang selalu menyimpang dari pertanyaan, ya? Dikiranya Yiren beda, ternyata sama aja.
"Iya. Tapi aku mau tau perasaan kamu." Jawab Felix.
"Saya cinta sama akang, saya nerima akang kok." Jawaban Yiren yang bikin sebelahnya salting.
Felix senyam senyum sendiri. "Madep sini coba."
Yiren menghadap.
"Aku, A-K-U, aku, bukan saya, Ren." Felix mengeja satu-satu mengajarkan pada Yiren.
Berasa guru TK ya Lix.
Yiren mengangguk. "Aku. Kebiasaan." Cengirnya.
"Makasih yah."
Yiren mengangguk, lagi, untuk kesekian kalinya.
•
•
•
"Sayang..."
"Apasi! Jangan sayang-sayangan gitu, malu loh, jauh-jauh sana."
Jaemin mengerucutkan bibirnya. "Masa sama pacar ga boleh manggil sayang?"
Somi menatap jijik ke arah Jaemin, mukanya udah julid abis.
"Ga boleh kalo sama gue!! Sama yang lain aja sana pacaran, biar bisa manja-manjaan." Somi berlari ke tepi pantai.
Jaemin mendecih. "Gini banget dah punya pacar, ga ada romantis-romantisnya banget, ga bisa di ajak manja-manjaan." Jaemin berlari menyusul Somi.
"Som, ayo foto."
Somi terlihat antusias. "Ayo!"
Selesai mereka foto-foto, yang bahkan Jaemin juga ganggu orang buat fotoin mereka berdua, akhirnya mereka sekarang duduk tenang di pinggir pantai.
"Indah banget, ya?" Tanya Jaemin melihat ke arah Somi.
Somi mengangguk setuju, dilihatnya laut sama langitnya emang indah banget saat ini, apalagi banyak orang yang sedang bersenang-senang di hadapannya.
"Harusnya lo nembak gue disini aja." Protes Somi.
Jaemin terkekeh. "Kelamaan, ntar lo nya keburu diambil orang."
Somi ikut tertawa. "Makasih, Jaem, gue merasa bisa bersandar sama seseorang, disaat nyokap gue ngga peduli sama gue, bokap gue bahkan gue ga tau nganggep gue anaknya atau enggak. Lo orang yang berani nyamperin gue hari itu, ga bakal pernah gue lupain, Jaem."
Jaemin menatap Somi dengan tulus, Somi dari tadi berbicara dengannya tapi malah ga mau natap dia, Somi cuman natap lautan di hadapan mereka.
"Gue udah tertarik sama lo dari awal si, pertama kita ketemu, gue ga tau kenapa tapi gue suka sama lo saat itu juga." Jaemin mengambil tangan kiri Somi.
Somi menatap Jaemin.
"Gue harap, lo bisa jujur ke gue selama lo ngerasa nyaman, jangan dipendem sendiri, ya?" Jaemin memberikan kelingkingnya.
Somi tersenyum lalu mengaitkan jari kelingkingnya ke jari Jaemin.
"Anak pintar, sini senderan." Jaemin menepuk bahunya.
Somi menurut, lalu bersandar di pundak Jaemin.
•
•
•
"Bengong bae, Chan." Renjun datang membawa dua piring makanan.
"Tuh." Haechan menunjuk dengan bibirnya ke arah luar restoran.
Renjun mengikuti arah pandang Haechan, eh ada doinya lagi pacaran.
"Udah-udah, ayo move on sebelum menjadi-jadi tuh perasaan lo. Lagipula masih banyak cewek di dunia ini, gak cuman Somi." Nasehat Renjun.
Haechan cuman ngangguk-ngangguk aja sambil makan.
Ya Allah seenggaknya berilah hamba moment secuil juga gapapa ya Allah, batin Haechan.
Ngenes banget ya, Chan.
"Nih makan, biar kenyang. Kalo ngeliat doi pacaran mah ga bakal bikin kenyang." Renjun meletakkan piring dihadapan Haechan.
"Bukannya kenyang malah haus, Jun." Haechan menyuap makanannya. "Haus akan kasih sayang."
Renjun tertawa puas. "Kasian amat hidup lo, Chan, gue turut prihatin. Semoga ada cewek yang suka sama lo, yah." Renjun menepuk-nepuk pundak Haechan.
"Iya dia suka gue, tapi gue ga suka juga gimana? Tolong banget ini gue beneran ga di kasih moment secuil pun nih sama Somi?" Rengek Haechan.
"Kalo secuil mah pasti ada, ya?" Renjun mikir.
"Ada keknya, waktu ke warung." Jawab Haechan. "Tapi masa itu doang?!!" Protes nya.
"Bersyukur aja udah, kan lo mintanya juga secuil."
Haechan menggeleng. "Gue pengen minta moment sebanyak buih di lautan."
"Ngelunjak!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days in Bandung | 00-01L
FanficKeseruan sepuluh remaja yang ingin menelusuri kota Bandung dan mencari keindahannya, tapi malah terjatuh ke dalamnya. ❝Lo salah satu dari banyaknya alasan gue menyukai kota Bandung.❞ Start: 01 Juni 2023. End: - © daffodilyz 2023, 8th story.