34| Sering dibully

80 7 2
                                    

#Bandung hari kedua puluh dua pt;2

•ㅡ•ㅡ•ㅡ•

"RYU."

Ryujin menghentikan jalannya, lalu nengok kebelakang, ternyata Renjun ngikutin dia toh.

"Lo ga mau nyeritain ke gue? Emm.." Renjun bingung bilangnya gimana.

Ryujin narik tangan Renjun. "Ayo ke pinggir pantai."

Renjun mah ngikut aja.

Duduklah tuh mereka di pinggir pantai. "Gue bingung ceritanya dari mana." Ryujin terlihat mikir. "Dari gue SMA deh, emang itu yang pengen gue ceritain."

Renjun mengangguk sambil menatap Ryujin. "Silahkan."

Ryujin menghela napas pelan sambil mandang langit. "Dulu gue bisa dibilang polos banget, sering dibully sama temen sekelas gue, parahnya dan gobloknya gue ga pernah melawan sama sekali.

"Sampai gue ketemu sama temen-temen gue, bikin geng, yang paling berpengaruh tuh ya Somi. Dia anak broken home tapi kek paling kuat diantara kita berlima, Yerim tuh keluarga nya keras banget, ibunya sering bentak dan pukulin dia, Somi juga yang nenangin."

Renjun paham, kenapa grup itu mampu terbentuk, itu karena mereka semua perlu keadilan, dan mereka ingin untuk gak terus-terusan terpuruk.

"Winter, Oliv, gue, Somi, Yerim. Kita semua gak seperti yang kalian pikirkan, kita kayak gini buat melindungi diri kita sendiri, toh kita ga tau siapa yang baik dan jahat didunia ini.

"Buat keluarga, jujur gue ga mau cerita ke ortu gue, gue takut gue jadi beban pikiran mereka, gue menjauh dari Yeji karena gue ga mau dia mendapatkan hal yang sama kayak gue. Gue khawatir sama keluarga gue."

Ryujin menatap Renjun. "Akhirnya gue cerita, Jun. Somi udah ngizinin kita semua buat terbuka ke siapapun yang kita percaya. Mungkin lo bertanya-tanya kenapa harus izin Somi dulu si, kita menghargai dia sebagai orang yang pertama hadir jadi penyelamat buat kita, padahal dia juga ga baik-baik aja."

Renjun tertegun, pertama kali mereka datang ke bandung sama sekarang udah dekat dengan member Skygirls rasanya beda banget, dulu mereka keliatan cuek, galak, kek penguasa di kampung. Padahal mereka semua asik, mereka kek gitu buat jaga diri mereka dari orang-orang brengsek ga tau adab.

"Lo juga tau kan tentang gue mau diperkosa, lo yang nolongin, gue ga mau Yeji kenapa-napa karena orang-orang tau gue adiknya, Yeji juga dulu sempet mau diperkosa sama mereka."

Yang Renjun herankan sekarang adalah, bisa-bisanya cewek ini cerita hal begitu pedih malah ga nangis. Renjun yang denger aja mau meneteskan air mata.

"Lo kuat banget, tapi jangan pandang semua orang jahat ya." Jawab Renjun, tulus.

Ryujin kembali tersenyum. "Ya, dulu kita jaga-jaga aja kok, kita ga tau karakter kalian kek gimana."

"Lo cewe kuat, Ryu, lo pantas mendapat sesuatu yang lebih baik, jujur ke keluarga lo, atau seenggaknya ke Yeji."

"Boleh ga gue minta satu hal?" Tanya Ryujin.

Renjun langsung menatapnya. "Apa?"

"Gue mau tau perasaan lo."

Renjun tersenyum. "Gue cinta sama lo, makanya gue lebih milih lo daripada Yiren, gue tulus loh, Ryu, jangan disia-siakan yah."

Akhirnya Ryujin mendapatkan kalimat yang dia pengen denger dari kapan tau. Ryujin mengangguk. "Gue juga cinta sama lo."

Renjun tersenyum, langsung narik bahu Ryujin untuk menyuruhnya bersandar di pundaknya.

"Makasih, Jun, akhirnya gue percaya sama orang lagi selain keluarga dan anak skygirls."

"Sunwoo sama Oliv pacaran?" Tanya Renjun.

Ryujin menggeleng. "Ga tau deh, coba ntar tanya."

"Ga peduli deh, yang penting kan kita udah jadian." Mereka tertawa lepas bersama.




"Waa waa waa waa."

"Perpaduan suara?"

Winter nabok Junkyu keras, sampe merintih kesakitan.

"Gue tuh lagi menghirup udara segar, lagi menikmati keindahan alam, lagi bersyukur nih." Jelas Winter dengan wajah kesal.

Junkyu hanya mengangguk-angguk.

Mereka ga di pantai, malah di restoran pinggir pantai, makan lebih utama daripada bersenang-senang guys.

"Lo gila aja, wa wa wa begitu di sini, ntar dikira gue bawa orang gila." Julid Junkyu.

Winter ga peduli, ia malah makan dengan nyaman. "Gue pengen sering-sering liburan deh. SOMI!!"

Junkyu hampir terjungkal kebelakang mendengar teriakan menggelegar dari Winter. Bahkan nasinya udah jatoh duluan.

"Ga usah teriak juga kali." Somi mendatangi keduanya.

"Hehe." Winter nyengir. "Udah pesen?"

Somi mengangguk, lalu duduk di samping Winter. Sedangkan Jaemin, emm kan tadi Somi keluar bareng Jaemin, tu anak duduk di samping Junkyu.

"Ngapa, Kyu?" Tanya Jaemin.

Junkyu langsung tersadar, tadi sempet terdiam beberapa saat setelah teriakan dari Winter memasuki telinganya.

"Gapapa."

"Woi!! Sini-sini." Somi memanggil trio jomblo yang tadi mau jalan bersama, untuk bergabung bersama mereka.

"Kirain pada ke pantai, ternyata malah pada makan." Jeno duduk di samping Somi.

Langsung disuguhi tatapan mematikan dari Jaemin. Jeno tersenyum lebar, lalu pindah.

"Itu, mejanya di gabung aja biar muat." Saran Somi.

Jaemin segera bangkit membantu menggabung meja mereka dengan meja satunya, setelah itu ia langsung duduk di samping Somi.

"Posesif amat pacar lo?" Ucap Jeno.

Somi menatap Jaemin sebentar, lalu tertawa renyah.

Haechan tuh pengen menjauh, ya Tuhan, kenapa malah jadi penonton kemesraan doi gini? Mana Haechan duduk di depan Somi lagi.

Bayangin aja, di depan doi, dan doi lagi sama pacarnya.

"Udah pesen kalian?" Tanya Somi.

Yang lain ngangguk.

"Diem aja lu, Kyu! Ngomong dong!" Haechan menoel-noel lengan Junkyu.

"Gue mau makan dengan tenang, malah di kasi lauk kek kalian." Ucap Junkyu kesal.

"Lauk?! Lu kira kita ikan." Protes Jeno.

"Panas banget, pedes banget lagih." Keluh Winter. Ia mengipas-ngipaskan tangan kirinya.

"Gue kira suhu tubuh lo dingin terus?"

Winter menatap ke arah Jihoon. "Hah? Mana ada manusia gitu."

"Nama lo kan dingin." Jihoon tertawa puas.

Bahkan yang lain juga ikut tertawa, apalagi Junkyu.

Winter berdecak kesal. "Jauh-jauh lo semua! Lo juga kenapa ikut-ikutan, Som?!"

Somi mengulum senyum. "Sorry, abisnya gue ga kepikiran sampe sana." Somi masih tertawa putus-putus.

Winter lanjut makan ga peduli.

30 Days in Bandung | 00-01LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang