12| Ke rumah nenek

122 16 0
                                    

#Bandung hari kedelapan pt;1.

•ㅡ•ㅡ•ㅡ•

"CEPET wey."

"Ntar dulu elah, gue udah cakep pan?"

"Narsis amat lu, Jen?"

Sesuai rencana semalem. Hari ini mereka semua mau berkunjung ke rumah neneknya Haechan.

Yakali udah seminggu di Bandung belum ada berkunjung ke rumah neneknya sama sekali si Haechan.

Durjana banget emang.

"RENJUN!!"

"Iya bentar lagi make baju elah!!"

"Berantem lagi lu pada!" Jihoon dah siap waspada.

"Kagak!" Jawab Haechan.

"PILIKS, JIN!!" Teriak Haechan.

"Iya!!" Hyunjin baru nongol.

"Masih ngantuk bego. Baru jam setengah delapan." Felix baru keluar kamar.

Jujur Felix masih sangat amat mengantuk, tapi terpaksa bangun karena anggota lain dari tadi teriak mulu bangunin dia.

"Udah-udah ayo berangkat, udah siap semua kan?" Jihoon menyegrai.

Semuanya ngangguk, lalu langsung berangkat. Mau ke rumah neneknya Haechan.

Jalan kaki doang, soalnya gak terlalu jauh.

Gila bukan? Padahal rumah neneknya deket, tapi Haechan ga mampir sama sekali sampai hari ini ke rumah neneknya.

Padahal ini udah hari ke-delapan mereka di Bandung.




"Bersikap lah dengan baik dan sopan."

Anggota lain ngangguk males. Haechan langsung masuk ke rumah neneknya, karena emang udah izin mau kesana.

"Assalamulaikum, nenek." Haechan langsung lari meluk neneknya.

"Waalaikumsalam, cucu nenek." Neneknya meluk Haechan erat, ngelepas rindu, udah lama banget ga ketemu.

"Wah liat siapa ini?"

Semuanya langsung noleh ke arah suara.

"Ryujin!!" Pekik Haechan.

"Loh bukannya.." Perkataan Renjun belum selesai.

"Tau nih nenek nyuruh gue sekeluarga ngumpul, katanya ada orang SPECIAL mau dateng." Ryujin natap Haechan malas.

"Nek?" Haechan natap neneknya bingung.

"Kamu inget gak si? Ini Yeji sama Ryujin, sepupu kamu." Ucap nenek.

"HAH!!"

Semuanya termasuk Ryujin sama Yeji juga ikut kaget mendengar perkataan sang nenek barusan.

Apalagi Haechan yang sampe menganga saking kagetnya.

Hening.

"Loh kenapa pada diem ini? Ayo ke dapur, nenek udah masak dibantu Yeji sama ambunya tadi." Neneknya langsung nuntun mereka semua ke arah dapur.

Suasana makan hening, gak ada yang memulai pembicaraan. Masih shock.

Hanya ada suara sendok bertemu piring.

"Nenek ke kamar dulu, mau ngambil sesuatu buat Haechan." Si nenek bangkit, setelah selesai makan.

Haechan ngangguk, nenek langsung pergi.

"Lo sepupu gue?!!" Pekik Ryujin.

"Ya mana gue tau bangke!!" Jawab Haechan.

"Kita pernah ketemu dong dulu?" Tanya Yeji.

"Gue tk disini, sd baru ke jakarta." Jawab Haechan.

"Ya mana gue inget kalo masih tk. Gue apa kalo lo tk cuy?" Ryujin yang udah bodo amat sama takdir.

"Heh kita cuman beda setahun bang–"

Plak

Renjun mukul lengan Haechan. "Nenek lu noh, jan ribut."

Haechan sama Ryujin langsung bersikap biasa, seolah ga terjadi apa-apa.

"Ini nenek udah lama nyimpen, buat Haechan." Neneknya ngasih Haechan paper bag kecil.

Haechan nerima dengan senyumannya. "Makasih nek."





"Sumpah dunia emang sempit ye cuy. Bisa-bisa gue sepupuan sama orang kek elu?" Ryujin masih tak habis pikir sama takdir yang ia alami saat ini.

"Siapa juga yang mau sepupuan sama orang ke elu? Yeji si oke gue. Lah elu? Najis!" Jawab Haechan.

Mereka lagi di belakang rumah si nenek sekarang, yang pemandangan langsung tertuju ke persawahan yang sangat luas.

"Udah si, jangan gelut ey kalian mah." Yeji udah risih dari tadi, karena Ryujin sama Haechan gak berenti adu bacod.

"Pulang yuk. Bosen gue." Yoshi gak sanggup mak, tolongin.

"Jangan dulu!! Ntar siangan. Gak enak gue sama nenek gue." Cegah Haechan.

"Gue mau ke dalem yak, mau rebahan." Junkyu langsung masuk ke dalem rumah, tanpa persetujuan Haechan.

"Ikut." Jihoon membuntuti Junkyu.

Jeno, Sunwoo, Jaemin, Renjun juga ikut.

Tersisa Haechan, Yoshi, Felix dan Hyunjin. Juga dua cewek cantik, yaitu Ryujin dan Yeji.

"Pen balik gue sumpah, gak enak banget pemandangannya, karena ada lu." Ryujin dari tadi tak habis-habisnya memaki Haechan.

Haechan menghela napas pelan. Sabar-sabar, Haechan kan ganteng jadi kudu sabar, pikirnya.

"Ji, itu apa?" Hyunjin nunjuk sesuatu di tengah sawah.

Yeji meliat dengan teliti. "Orang-orangan sawah?"

"Ohhh, gue kira tadi orang berdiri disono, tapi kok kada pindah-pindah gitu yakan, haha." Jawab Hyunjin, mentertawakan dirinya sendiri.

"Aa mah aya-aya wae." Yeji ikut ketawa.

Mereka berdua agaknya lupa, kalo di samping mereka lagi ada yang adu mulut gak kelar-kelar. Dunia seakan milik berdua ya?

Yoshi yang puyeng pun ikut masuk juga akhirnya.

Felix ikut ngintilin Yoshi dari belakang.

Tersisa empat orang sekarang diluar. Yang dua ribut adu mulut gak berenti-berenti. Dan dua ngobrol sambil ketawa-ketawa.

Sungguh perbedaan yang sangat jauh.

30 Days in Bandung | 00-01LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang