30| Tolak perjodohan itu

165 5 0
                                    

#Bandung hari kedua puluh pt;2

•ㅡ•ㅡ•ㅡ•

"TAPI, nak, Yiren udah saya jodohkan dengan anak sahabat saya."

Setelah keberanian Felix mengatakan kebenarannya kepada orang tua Yiren. Ambu-nya Yiren mengatakan sama seperti yang Yiren bilang sebelumnya.

"Apa gak bisa dibatalin?"

"Maaf, nak, kedua belah pihak setuju. Bahkan Yiren juga gak pernah nolak." Kali ini abah-nya Yiren yang menjawab.

"Boleh saya tau siapa nama laki-laki itu?"

Ambu-nya terlihat cemas.

"Renjun, anak sahabat saya." Jawab abah Yiren.

"R-renjun?" Tanya Felix dan Yiren bersamaan.

"Benar, nak, Renjun.. sahabat kamu." Kata ambu-nya Yiren yang membuat Felix seperti tertembak petir mendadak.

"Sahabat? Apa Yiren udah ketemu Renjun juga?" Tanya abah-nya Yiren.

Yiren mengangguk. "Kenapa kalian gak ngasi tau aku dari awal?"

"Kita sepakat merahasiakan sampai saatnya tiba, nak." Jawab sang ambu.

Felix bangkit dari duduknya. "Saya permisi." Felix pergi begitu aja.

"Kang! Ambu abah, Yiren harus ngejar kang Felix dulu." Yiren langsung lari ngejar Felix yang udah gak keliatan lagi, kayaknya Felix lari.

~

Yang lain kaget kecuali Jaemin saat mendengar cerita dari Yiren, iya bukan Felix yang cerita, Felix cuman diem dari tadi.

"Lo udah tau, Jun?" Tanya Hyunjin.

Renjun mengangguk. "Gue ga sengaja denger nama Yiren dulu. Pas awal ketemu Yiren gue agak ragu bener Yiren apa bukan. Tapi pas ambu-nya dateng gue tau gue bener.

"Lix, sorry gue gak bermaksud apapun buat nyembunyiin ini, ini demi kebaikan lo, Lix." Lanjutnya.

"Kebaikan?! Kebaikan lo bilang?!!! DIMANA LETAK KEBAIKANNYA?!" Felix mau bangkit dari duduknya tapi ditahan Junkyu.

"Tahan, Lix, sabar."

"Kalo gue akui semuanya dari awal, dari gue ketemu ambu-nya Yiren, apa yang terjadi? Kayak gini Lix. Gue hanya menunda, seenggaknya lo bisa sedikit lagi untuk bahagia!! Gue.. gu-" Renjun menangis.

"Gue gak cinta sama Yiren, awalnya gue nerima lo tau kenapa? Karena gue ga mau ngecewain ortu gua. Tapi pulang dari sini gue ada niatan buat nolak. Gue cintanya sama Ryujin!! Bukan Yiren. Gue ga peduli tanggapan ortu gue gimana, tapi gue bakal nolak."

Semakin deras, air mata Renjun keluar semakin deras.

Masalah sama sahabat sendiri emang paling menyakitkan.

Jaemin mengusap punggung Renjun berniat menenangkan.

"Sekarang lo suruh Yiren, tolak perjodohan itu. Gue ga perduli lagi, Lix. Gue ga mau persahabatan kita rusak cuman gara-gara ini."

"Cuman? Lo bilang cuman?!" Felix lagi-lagi ingin bangkit tapi ditahan Junkyu, dan sekarang Hyunjin juga ikut nahan dia.

"Sekarang pasti semua kata-kata yang keluar dari mulut gue ga bakal lo perca-"

"IYA! Lo bener, gue gak percaya sama lo!! SEENGGAKNYA LO JUJUR DARI AWAL LO LIAT YIREN, lo bilang kalo dia yang dijodohin sama lo selama ini!! Walaupun itu cuman dugaan lo."

Suasana makin memanas.

"Susah banget tinggal nolak." Gumam Renjun.

"Sssttt ntar makin runyem." Bisik Jaemin.

"Udahlah sekarang terserah lo. Buat lo, Yiren, tolak ortu lo, gue bakal bilang sekarang juga ke ortu gue kalo gue juga nolak." Renjun berdiri menuju kamarnya.

"RENJUN!! Mau kemana lo!!!" Felix mau nyamperin tapi dihentiin Jihoon sama Sunwoo.

"Udahlah, Lix, ga usah dibawa semakin panas. Toh Renjun juga udah nolak, tinggal suruh Yiren buat nolak, dan semuanya selesai, lo bisa sama Yiren, dan Renjun sama Ryujin." Sunwoo mulai geram sama kelakuan Felix.

"Iya, Lix, lebih baik lo tenangin diri abis itu ngomong sama ortunya Yiren. Kalo bisa ajak Renjun juga buat ngomong biar lebih jelas alasannya." Saran Jihoon.

Yiren menatap belakang Felix, dia merasa bersalah karena dia persahabatan mereka jadi kayak gini.

"Chan samperin Renjun gih takut berbuat aneh-aneh dia." Suruh Yoshi ke Haechan.

Haechan mengangguk dan langsung jalan kekamar.

"Duduk dulu Lix, minum, tenangin diri lo." Ajak Yoshi.




"Lo gapapa?"

Renjun duduk di ujung kasur sambil merenung, Haechan kan takut liatnya takut ni anak kenapa-napa.

Renjun menggeleng. "Gue niat baik supaya persahabatan gue gak hancur, tapi usaha gue sia-sia juga ternyata, harusnya gue bilang aja di hari ketemu ambu-nya Yiren di puskesmas itu."

Haechan duduk di samping Renjun, mendengarkan.

"Gue ga mau dia sakit hati ke gue, gue kayak gini karena mikirin perasaan dia. Tapi apa? Dia aja gak mikirin sehancur apa gue tadi." Renjun nangis lagi.

Mengusap punggung Renjun tulus, Haechan hanya diam menanggapinya, dia ga mau malah nanti masalah ini makin panjang.

"Renjun."

Keduanya menatap ke arah pintu.

Felix.

"Ayo ke rumah Yiren, kita bilang apa yang lo mau tadi."

Renjun menghapus air matanya lalu berdiri. "Ayo."

Haechan nahan tangan Renjun saat Renjun mau keluar. "Gue gak bakal kenapa-napa, Chan, percaya sama gue. Gue bakal urus masalah ini sampai beres." Renjun melepaskan genggaman tangan Haechan.

Renjun tersenyum tulus. "Do'ain."

"Ini terlalu rumit buat lo, Jun." Gumam Haechan.

30 Days in Bandung | 00-01LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang