Episode 32

1K 144 1
                                    

—🦩—

Mengabaikan seluruh penduduk kerajaan yang sedang mengamuk atau sekelompok bajak laut rookie yang sedang membalaskan dendam bersama para liliput

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengabaikan seluruh penduduk kerajaan yang sedang mengamuk atau sekelompok bajak laut rookie yang sedang membalaskan dendam bersama para liliput. Selama memiliki petinggi untuk digunakan, untuk apa dia harus turun tangan.

Setelah pertemuan sebelumnya, selama para petinggi sibuk dengan tugas mereka yang baru. Doflamingo menarik [Name] begitu saja ke istana untuk berbicara, berdua. Hanya berdua. Harusnya begitu, tapi sejak tadi ada seekor bocah aneh yang mengikuti mereka dari belakang.

"hei bocah pergilah..."

"Tidak mau!"

Doflamingo menggeram, melihat Brillantza yang menggeratkan genggaman tangannya pada pakaian [Name]. Sementara wanita itu hanya menatap datar perilaku dua orang aneh di antaranya.

Sebelumnya doflamingo menariknya masuk begitu saja, tapi ternyata putrinya tersangkut pada pakaiannya. Mau tidak mau bocah itu terseret ikut ke tempat ini sekarang.

"aku tidak akan mengulangnya lagi. pergi kau bocah..."

"Tidak mau! Tidak mau bweeeee...."

Brilliantza menjulurkan lidahnya pada doflamingo, tidak peduli pria itu raja atau ayahnya. Berani sekali memerintahnya, hanya ibunya saja yang boleh memerintahnya. Tidak ada orang lain bahkan unggas sekalipun.

[Name] menghela nafasnya, tangannya bergerak mengelus rambut putrinya. Perlahan dan perlahan hingga tangan itu berpindah pada telinga putrinya dan menariknya dengan kuat.

"kau tidak boleh bersikap tidak sopan pada orang tua, brilliantza. aku tidak mengajarkanmu untuk seperti itu..."

"ITTEEEII LEPASKAN! Aku hanya tidak ingin kaa-sama terkurung dengan unggas aneh!"

Kening doflamingo semakin mengeras mendengarnya, tangannya sedikit mengepal tapi masih bisa dia tahan. Kenapa rasanya dia ingin membunuh bocah ini sekarang, biar saja jika mati. Dia masih bisa membuat yang baru lagi dan akan lebih bermutu.

[Name] mengendurkan tarikannya tapi belum melepaskannya, tangannya mendorong Brilliantza untuk meminta maaf. Wanita itu melirik sekilas pada doflamingo yang menahan emosi di depannya.

"sekarang, minta maaf pada unggas itu."

"cih! maafkan aku..."

Setelahnya Brilliantza hanya bisa mengelus-elus telinganya yang memerah sambil menatap sinis ibunya. Tapi dirinya lebih menatap sinis kearah doflamingo, terlihat bahwa pria itu masih dalam keadaan kesalnya.

[Name] menghela nafasnya, dirinya sudah lelah dengan semua ini. Bisakah dia pergi saja dan berlibur di sebuah pulau musim dingin? Mungkin setidaknya dia akan awet membeku disana. Matanya melirik doflamingo menautkan alisnya bertanya untuk apa unggas itu menariknya.

"suruh bocah itu pergi dari sini lebih dulu..."

"Bweeeee!"

"Liantza, pergilah dan temui baby 5. Bantu dia dalam bertarung, kau bisa kan?"

One Piece | Doflamingo x Reader | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang