" Secepet ini mommy ninggalin zio? zio masih pengen peluk mommy, zio masih pengen cerita banyak sama mommy, zio masih pengen dimasakin nasi goreng sama mommy, zio masih pengen dibangunin pagi pagi sama mommy, zio masih pengen mommy masih disini mom! Bangun sebentar aja mom, zio mohon mom!" Monolog zio seraya memeluk makam mendiang mommynya itu.
Arzio Atmadja, seorang laki laki berpawakan tinggi tegap ini berusia 20 tahun. Ia baru saja mengijak semester 4 di bangku perkuliahan. Semua orang pasti sudah tak asing dengannya, siapa yang tidak tahu tentang Arzio ini? Seorang anak tunggal kaya raya yang begitu tampan dan pintar, jadi jangan terkejut jika semua orang tergila-gila padanya.
" Udah sayang, yuk pulang! Ini udah mau hujan loh" bujuk seseorang yang ikut berjongkok di belakang Arzio
" Zio disini aja pah, zio mau nemenin mommy" tolak Arzio
Gracio Atmadja, seorang pengusaha sukses. Asetnya ada dimana dimana, ia ini adalah ayah dari Arzio.
" Kalau mommy lihat kamu kayak gini, dia pasti sedih banget" jawab gracio
Hembusan nafas berat keluar dari rongga hidung gracio secara pelan.
" Pulang ya zio? Mommy pasti sedih kamu kayak gini" bujuk gracio lagi
Arzio sedikit menoleh pada wajah papahnya itu, pandangannya kini ia alihkan lagi pada gundukan tanah di depannya ini.
" Zio pulang ya mom? Besok zio kesini lagi, mommy yang tenang ya disana?" Pamitnya pada makam didepannya ini.
Gracio tersenyum, kini pandangannya juga ia alihkan pada gundukan tanah di depannya anaknya ini.
" Aku sama zio pulang dulu ya nin? Besok kita kesini lagi, love you sayang!" Pamit gracio seraya mengecup singkat batu nisan yang tertera nama istrinya disana.
Gracio segera bangkit dari jongkoknya, ia berdiri sempurna sambil menunggu anak semata wayangnya ini iku bersamanya.
" Ayo zio, udah gerimis ini! Nanti kamu sakit kalau kehujanan " ucap gracio
Dengan berat hati Zio berdiri dari duduknya, tatapannya masih terpaku pada gundukan tanah di depannya ini.
" Harus ikhlas, kamu harus ikhlas " ucap gracio lagi seraya mengusap halus dada anaknya ini
Zio mengangguk, kakinya mulai melangkah meninggalkan mommynya sendirian disana. Berat? Pasti! Rasanya ia ingin bisa terus bersama mommynya disana, tapi mau bagaimana? Sudah takdir bukan?
*****
Satu nafas kasar zio hembuskan kita ia mulai merebahkan dirinya di ranjang kamarnya. Ia mulai menatap langit-langit kamarnya itu dengan sendu.
" Gimana ya gue nantinya kalau mommy udah ngga ada kayak gini?"
" Gue anak mommy banget anjir, gue mau cerita sama siapa lagi? Gue mau ngeluh sama siapa lagi? Gue harus minta peluk siapa lagi kalau gue lagi capek banget? Gila nih gue lama lama kalau kayak gini"
Frustasinya seraya memijat pelipisnya pelan.
Satu notifikasi muncul di telpon genggam yang sedari tadi pagi tak ia pegang sama sekali.
LINE
Bby🌞
zio
udah pulang?Arzio
baru nyampe rumah sayang
Bby🌞
KAMU SEDANG MEMBACA
EGOIS? ( END )
Teen FictionEntah siapa yang egois disini, dia atau takdir Tuhan yang memang tak berpihak padanya