5

2.6K 217 6
                                    

Langkah kaki Arzio mulai memasuki pelataran rumah mewah nan megah ini. Sejujurnya ia masih berat untuknya kembali ke rumah ini lagi, tapi keadaan yang memaksanya untuk kembali kesini.

Ada beberapa dorongan yang membuat Arzio untuk kembali ke rumahnya ini. Dorongan dari Christy, orangtua Christy, juga dari dorongan dari sahabat sahabatnya.

" Lo boleh marah sama bokap lo, tapi jangan sampai lo jadi anak durhaka kayak gini zio!"

" Orangtua lo cuma bokap lo sekarang, mau masuk neraka gara gara jadi anak durhaka lo?"

" Pulang sana, gimana keadaan lo nantinya ia ya dipikirin nanti aja. Setidaknya lo udah ada usaha buat pulang"

Perkataan sahabatnya masih teriang riang di kepalanya, ini yang membuatnya mampu melangkahkan kakinya kembali ke rumahnya ini.

Ia buka perlahan pintu rumahnya dengan hati hati, dengan jantung yang berdegup kencang sedari tadi. Ia mengedarkan pandangannya menyapu bagian bagian rumahnya ini, tak ada seseorang yang ia cari sekarang. Papahnya, dimana ia? Seharusnya sudah pulang dari kantor bukan? Ia masih diam mengamati isi ruangan itu.

" Zio?" Ucap seseorang yang notabenenya sekarang adalah ibu tirinya

Zio menoleh pelan pada sumber suara tadi, terlihat seseorang yang sekarang berstatus sebagai ibu tirinya itu dengan pakaian santai yang melekat pada tubuhnya itu. Terlihat sangat cantik, itu kata Arzio dalam hati.

" Kemana aja? Papah kamu nyariin kamu loh dari kemarin kemarin " Ucap shani sekali lagi

" Papah mana?" Tanya zio sedikit ketus

" Belum pulang, masih jam 7 nan lagi pulangnya" Jawab shani

Arzio tak menjawab jawaban dari shani tadi, ia mulai pergi dari hadapan Shani.

" Zio" Panggil shani lagi

Zio tak meresponnya, ia tetap berjalan menuju kamarnya.

" Sorry!" Ucap shani sedikit berteriak

Zio berhenti, ia menoleh kepada shani dan mulai menghampirinya.

Tatapan tulus yang biasa ia dapat dari Arzio hilang seketika, tatapan itu hilang dari bola mata Arzio. Hanya ada tatapan kekecewaan yang terlihat dari mata pria didepannya ini.

" Sorry karena udah nikah sama bokap gue?" Tanya zio dengan suara pelan

" BASI SHAN!" Gertaknya lagi

Shani terperanjat kaget dengan ucapan zio baru saja. Ia tak pernah dibentak seperti ini oleh Arzio.

" Lo udah hancurin semuanya dan sekarang lo minta maaf sama gue?"

" SINTING LO SHAN!"

Ucap Arzio tak bisa menahan emosinya lagi.

Air mata shani mulai berjatuhan tanpa ia minta, pipinya sekarang sudah basah dengan air matanya itu.

" Ngga usah nangis, jangan ngerasa lo paling tersakiti, shan!" Hentak Arzio

Arzio lalu pergi meninggalkan shani yang masih terisak dengan tangisnya.

*****

" Mobil zio ada di depan, dia udah pulang shan?" Tanya gracio pada shani

" Tadi dia sampainya" jawab shani

" Sekarang dimana?" Tanya gracio lagi

" Di kamarnya kayaknya mas" Jawab shani lagi

EGOIS? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang