11

2.3K 217 11
                                    

Dua orang pria berjongkok di depan gundukan tanah orang tercintanya, dengan air mata yang tak kunjung berhenti dari bola mata salah satu pria tersebut. Arzio, ia tak kunjung berhenti meneteskan air matanya sedari ia mulai melangkahkan kakinya di area pemakaman ini. 

Usapan demi usapan disalurkan gracio kepada anak semata wayangnya ini, " pas pemakaman mommy dulu kamu ngga nangis sama sekali, kok sekarang nangisnya ngga berhenti henti?" ucapnya pada arzio

" dulu kangennya belum kerasa pah, sekarang kangennya kerasa banget" jawab arzio tanpa mengalihkan pandangannya dari gundukan tanah didepannya ini.

Tangan gracio mengusap halus air mata di mata dan pipi anaknya ini," tapi ngga harus nangis terus kayak dong, mommy ketawa banget nih pasti liat seorang Arzio Atmadja nangis cengeng kayak gini" ucap gracio 

" zio kangen banget pah sama mommy, kangeeenn bangeettt" ucapnya dengan nada yang bergetar

Gracio tau betul perasaan anak sematang wayangnya ini, kehilangan sang ibu dengan tiba tiba adalah hal yang bukan sepele. Ia pegang erat bahu anaknya itu, memberikan sedikit ketenangan disana. 

" pulang yuk, udah mau hujan ini" ucap gracio sembari ia berdiri

Tak ada pergerakan apapun dari anaknya ini, " jangan kayak gini ya? papah jadi ngerasa bersalah banget sama kamu, papah belum bisa jadi papah yang baik buat kamu, maafin papah ya?" ucap gracio dengan lirih

Pandangan yang tak ia alihkan akhirnya teralih juga. Diam, pandangannya teralih pada sosok pria disampingnya ini, ia jatuhkan tubuhnya pada pria disampingnya ini, pelukan yang mungkin terulang lagi setelah beberapa lama tak pernah mereka lakukan lagi.

*****

" Zionya mana? kok ngga ikut kamu pulang?" tanya shani ketika suaminya mulai masuk kedalam kamarnya ini.

Gracio berjalan menuju ranjangnya ini dan mulai mendudukkan tubuhnya disana," tadi dijemput sama ollan, mau diajak nongkrong paling" jawabnya

Satu hembusan nafas berat keluar dari hidung bangir milik gracio ini," maaf ya?" ucapnya pada shani

Shani sedikit mengerutkan keningnya," buat?" bingungnya

" Kehamilan kamu, aku rasa ini terlalu cepet buat kamu. Kamu masih muda, kamu juga masih kuliah, pasti gara gara ini kuliah kamu jadi keganggu"

" Kamu beneran minta maaf soal ini mas?"

" Iya, aku bener bener minta maaf soal ini ke kamu"

Shani menutup mulutnya rapat rapat, ia berusaha untuk tidak tertawa didepan suaminya ini.

Gracio menatap shani dengan bingung," kok ketawa? emang ada yang lucu?" tanyanya

Tawa kecil shani akhirnya keluar juga," serius deh mas, kamu tuh lucu banget" jawabnya

" Lucu gimana sih sayang? aku minta maaf beneran loh ini" ucap gracio yang tak paham sedari tadi

" Ya lucu aja, orang istrinya hamil kok malah minta maaf. Harusnya seneng dong? masak malah minta maaf kayak gini" jelas shani

" Ya kan aku ngga enak sama kamu. Kamu masih muda, masih banyak yang perlu kamu explore tapi malah aku bikin kayak gini. Kuliah kamu juga pasti bakal keganggu, aku bener bener ngga enak sama kamu" jelas gracio

" Apasih mas, kuliah aku ngga bakal keganggu. Aku juga masih bisa explore dunia ini, tapi bareng kamu ya? sama dede juga deh" ucap shani menenangkan

Entah mengapa semua yang keluar dari mulut istrinya ini sangat membuatnya lemah. Shani hanya mengeluarkan kata kata itu, tapi tubuh gracio seakan sudah tak ada tenaga lagi. Pesona Shani Arneza memang melemahkan.

******

" Jadi lo udah jadian sama si chika?" tanya oniel pada zean

Zio mengangguk cepat seraya meneguk kopi miliknya ini.

" Cepet amat? chika mau lo jadiin pelampiasan ya?" bukan oniel tapi ollan yang melayangkan pertanyaan itu

Zio sedikit menatap sinis ke arah temannya ini," asal ngomong aja tuh mulut, ya ngga lah! ngaco banget lo!" ucapnya

" Ya siapa tau cuma lo buat pelampiasan karena lo ngga move on move on sama bini muda bokap lo kan?" ucap oniel lagi

Hembusan kasar keluar dari hidung mancung milik zio ini," Lo berdua kayak ngga percaya banget sama gue, heran deh gue" ucapnya

" Tanya aldo tuh! gue dulu pas masih sma gimana sama chika" lanjutnya

Ollan dan Oniel kompak menoleh ke arah aldo yang sedari tadi diam dan memilih memainkan ponselnya daripada ikut dalam interogasi yang alay ini.

Merasa diusik, akhirnya ia buka suara," Apa? mau nanya apa ke gue?" tanyanya

" Jelasin" suruh ollan

Ia mengubah posisinya yang tadi berbaring berganti dengan posisi duduk," Zio dulu emang pernah suka sama si chika, tapi dia udah takut duluan. Dia ngerasa kalau si chika ini ngga suka sama dia, mangkanya dipendem tuh rasa sukanya dan ganti suka sama si shani. Udah deh, akhirnya si temen lo ini jadiannya sama si shani" jelas aldo

" Lah? Bukannya si chika dulu juga suka sama lo ya? Sampe lulus aja kayaknya masih suka sama lo" Ucap ollan

" Ya gini nih kalau punya otak tapi ngga dipake! Temen lo emang tololnya kebangetan, udah gue kasih tau tetep aja ngga percaya. Si bangsat ini tetep kekeuh nganggep kalau si chika ngga suka sama dia, padahal si chika keliatan kek cinta mati sama si bangsat ini kan ya? " Geram aldo

Zio hanya bisa tersenyum kikuk ketika mengingat masa kelamnya ini," Ya sorry, namanya juga takut. Mau gimana lagi coba?" ucapnya

" Lo tau ngga? Si chika mutusin buat kuliah diluar kota bukan tanpa sebab, bukan karena dia udah terlanjur keterima disana. Tapi dia ngehindarin lo! Dia pengen ngelupain lo bodoh" Jelas ollan

Diteguknya lagi kopi miliknya ini," Ya yaudah sih, orang sekarang juga gue udah jadian sama dia" ucapnya santai

" Ya lo emang udah jadian Arzio Atmadjaaa, tapi tolong nanti tololnya dikurangin lagi ya bangsat? biar ngga keulang lagi ketololan lo ini" ucap aldo memeringati

" siap bang aldo crocodile" ucapnya mengundang tawa teman temannya ini


______________


segini dulu ya guys?
otaknya masih loading banget ini wkwkw





EGOIS? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang