Suara deru mobil yang baru saja Arzio hidupkan mampu terdengar di telinganya sendiri dan kekasihnya ini. Chika mendudukkan dirinya dengan anteng pada kursi di samping kemudi dengan kepalanya yang ia sender kan pada senderan kursi di mobil kekasihnya ini. Perutnya masih butuh waktu untuk memproses makanan yang baru saja ia makan dengan Arzio, ia sedikit kekenyangan.
" Kekenyangan ya, chik?"
Chika mengangguk mengiyakan. Kepalanya masih setia ber seder pada senderan kursi yang ia duduki ini, ini salah kekasih yang mengajaknya makan di tempat all you can eat— ia hanya makan sedikit, tetapi mengapa terasa kenyang?
Malam ini, mobil Arzio terlihat melintas dengan santai pada sedikit lenggangnya ibukota. Ia dan Chika harus pulang sedikit malam karena ia memulai mengisi perutnya di matahari yang sudah akan tenggelam. Suara musik milik Chika terdengar jelas di dalam mobil hitam dengan model terbaru milik Arzio ini. Boneka-boneka yang Chika taruh di sana juga akan terlihat oleh siapapun yang menaiki mobil Arzio ini. Arzio tak keberatan dengan apapun yang Chika lakukan pada mobil kesayangannya ini— Toh yang sering ia ajak bersama mobil ini adalah Chika, kekasihnya yang sangat ia sayangi itu.
Semerbak harum dari pewangi yang baru saja Chika beli untuk mobilnya ini sangat menenangkan, tak ada guratan gelisah jika ia mencium harum seperti ini.
" Chik"
Chika menoleh— memberikan seluruh atensinya pada kekasihnya yang duduk di bangku kemudi ini.
" Kalau kita udah lulus kuliah, kamu mau nikah sama aku ngga?"
Chika terkekeh kecil," Ya mau dong, tapi itu masih lama ziooo" jawabnya dengan gelengan kecil untuk mengekspresikan bahwa kekasihnya ini lucu sekali?
" Itu ngga lama loh sayang, tinggal 2 tahunan ngga ada. Itu cepet banget, apa kita sewa wo-nya sekarang?" usul Arzio
Chika melayangkan pukulan pada lengan kiri kekasihnya ini," Jangan ngaco, kepengen banget nikah kenapa sih?" tanyanya tak habis pikir dengan kekasihnya ini
Arzio menggaruk tengkuknya tak gatal dengan memperlihatkan deretan gigi rapinya ini pada Chika," Ya pengen aja kayak papa sama shani punya shaka gitu, kayak lucu banget gitu kalau kita bisa kayak mereka" jelasnya secara gamblang pada Chika
Chika hanya menggelengkan kepalanya lirih, ada ada saja keinginan kekasihnya ini yang menurutnya agak aneh.
Menjadi kekasih dari seorang Arzio Atmadja adalah pilihan terbaik dari banyaknya pilihan di hidupnya. Siapa— siapa yang tak mau jika di perlakukan dengan baik dan begitu manis oleh seorang Arzio Atmadja?
Satu tahun lebih menjalin kasih dengan laki laki disampingnya ini adalah hal terbaik yang pernah Chika rasakan. Tak sekalipun ia di biarkan menangis oleh Arzio, tak sekalipun ia dibuat dilema oleh Arzio, tak sekalipun ia dibiarkan merasakan sendiri oleh Arzio, tak sekalipun ia tak merasakan tenang dalam pelukan kekasihnya ini— Chika benar benar merasakan semua hal yang ia ingini ada dalam Arzio.
" Zi"
Arzio menoleh," Hm?" sahutnya
" Kok bisa ya aku dapet kamu yang kayak sempurna banget?"
Arzio tertawa kecil dalam menanggapi pernyataan dari kekasihnya ini," Aku harusnya yang bilang gitu, kok bisa aku dapet kamu yang lebih lebih lebih dari sempurna ini" ucapnya menanggapi
Chika dan Arzio tertawa bersama, mobil milik Arzio ini hanya terdengar tawaan dari mereka berdua. Semua terasa lebih indah jika berdua bukan?
Sedari tadi mobilnya tak ia bawa dengan kecepatan tinggi, selain mencari keselamatan juga ia ingin menikmati momen bersama dengan kekasihnya di jalanan ibukota ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
EGOIS? ( END )
JugendliteraturEntah siapa yang egois disini, dia atau takdir Tuhan yang memang tak berpihak padanya