19

1.6K 180 7
                                    

Suara deru mesin terdengar jelas pada ruangan dimana laki laki 22 tahun itu terbaring tak berdaya disana. Arzio, ia tak sadarkan diri dari hampir satu minggu yang lalu. Tak ada pergerakan apapun dari tubuhnya, tubuhnya hanya diam dan nafasnya beraturan dibantu oleh alat disana.

Lelaki dengan sejuta kharismanya ini terbaring tak berdaya dan tak tahu jika kekasihnya telah tiada. Chika Kaira, pemilik senyum paling manis yang pernah Arzio cintai ini telah berpulang. Tak ada lagi perempuan yang akan menemani Arzio menyelesaikan tugas kuliahnya, tak ada lagi perempuan yang akan membelikan boneka boneka kecil pada mobil Arzio, tak ada lagi perempuan yang memiliki harum setenang Chika. Semua, semua telah hilang. Semua tentangnya dan Chika terkubur bersama tubuh perempuannya itu.

Entah apa rencana Tuhan yang diberikan padanya, Arzio tak tahu.

Semua masih dengan duka yang sama, orangtua Chika yang kehilangan anak satu satunya dan orangtua Arzio yang menunggu kebangunan dari anak sulungnya. Duka juga masih sama dalam pertemanan Arzio maupun Chika, mereka sama sama kehilangan Chika dan menunggu Arzio untuk kembali ke mereka. Garis Tuhan telah ditetapkan, seperti umur dari kekasih Arzio yang harus berhenti di angka 22 ini. Semua hanya tinggal kenangannya, mau tak mau nantinya Arzio harus melanjutkan hidupnya meski tanpa kekasih yang amat ia sayangi itu.

Wanita yang resmi menjadi ibu sambungnya lebih dari satu tahun yang lalu ini nampak duduk di kursi depan ruangan dimana Arzio berbaring. Ia akan berganti menjaga anak sambungnya ini dengan Gracio karena mengingat Gracio juga tak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama.

Perempuan lain terlihat menghampiri Shani disana, perempuan yang baru pulang dari sibuknya perkuliahan hari ini.

" Harusnya pulang dulu aja, istirahat sebentar baru kesini" ucap Shani

Christy mulai mendudukkan dirinya pada tempat kosong di samping Shani," Gapapa, sekalian keluarnya. Lagipula nanti kamu nungguin terlalu lama, nanti Shaka nyariin kamu" jelasnya pada Shani

Shani tersenyum kecil pada Christy," Dia agak rewel akhir akhir ini. Karena zio lama ngga di rumah kayaknya, biasanya kan dia sering diajak main sama zio" ucapnya pada Christy

Christy tau betul bagaimana kedekatan sahabat kecilnya ini dengan adik sambung Arzio itu. Shaka akan diajak bermain seharian jika Arzio tidak sibuk dengan perkuliahannya, anak kecil itu akan selalu tertawa jika bersama Arzio. Satu mingguan tak diajak bermain oleh kakak sambungnya itu mungkin menjadi sebab ia sedikit rewel akhir akhir ini.

Christy hanya mengangguk menyetujui, pandangannya kini beralih pada kaca besar didepannya ini. Kelambu yang terbuka setengah mampu menampakkan sang sahabat yang sedang berjuang untuk tetap hidup disana. Entah apa yang akan terjadi jika sahabatnya ini bangun tanpa Chika disampingnya?

Membayangkannya saja Christy tak kuasa.

" Aku tinggal balik dulu gapapa ya? Ini susternya Shaka udah ngabarin kalau anaknya rewel"

Christy mengangguk mengiyakan

Shani mulai berdiri dari duduknya," Bentar lagi jam buat besuknya mulai, kamu nanti masuk aja gapapa. Bajunya ada disana ya?" ucapnya pada Christy

" Iya, shan. Hati hati pulangnya"

Shani mengangguk, langkahnya ia mulai bawa untuk keluar dari rumah sakit ini dan segera sampai dirumahnya untuk bertemu dengan anak kecilnya yang menangis sedari tadi.

Christy mulai menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi yang ia duduki ini, netranya menghadap ke atas untuk menghilangkan lelahnya sebentar saja.

" Baru nyadar kalau nasib kita sama, zi. Aku ditinggal mas aran dan kamu yang ditinggal chika" gumamnya lirih

EGOIS? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang